CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 19 November 2011

ASUHAN KEBIDANAN II -PERSALINAN-


Definisi
1.   Inpartu
-     Adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan
(Sarwono, 2002)
-          Persalinan yang dimulai saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada cervix (membuka dan menipis)
(APN, Oktober 2004)
  1. Persalinan
-          Adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, sesuai dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu
(Sastrawinata, 1983)
-          Adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar hubungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan (Kekuatan Sendiri).
(Manuaba, 1998)
Kesimpulan
Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan dimana saat uterus berkontraksi akan menyebabkan perubahan pada serviks (mendatardan menipis)
Persalinan adalah serangkaian kejadian pengeluaran hasil konsepsi (Janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan dari tubuhibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan atau tanpa bantuan

2.1.2    Cara persalinan
a.   Partus biasa (normal) disebut juga partus spontan adalah lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari24 jam
b.   Partus luar biasa (Ab normal) ialah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasicaesar
(Mochtar Rustam, 1998)

2.1.3    Istilah lain yang ada hubungannya dengan partus
a.   Menurut tua (umur) kehamilan
*    Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup (Viable), berat janin dibawah 1000 gram, tua kehamilannya dibawah 28 minggu
*    Partu prematurus adalah pesalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-36 minggu, janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000-2500 gram
*    Partus maturus atau aterm, (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu / janin matur, berat badan diatas 2500 gram
*    Partus post maturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih waktu partus yang ditaksir, janin disebut post matur
*    Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat
*    Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disroporsi sefatoedvik
b.   Menurut cara persalinan
*    Partus biasa (normal) disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak bokong kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
*    Partus luar biasa (abnormal) ialah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea (Synopsis I, hal 91)
*    Persalinan anjuran adalah persalinan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban pemberian pitocin atau prostaglandin

2.1.4    Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his, yaitu :
  1. Teori keregangan
-          Otot-otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu
-          Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai
  1. Teori penurunan progesteron
-          Proses penuaan plasenta terjadimulai umur hamil 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu
-          Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitiv terhadap oksitosin
-          Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu
  1. Teori oksitosin internal
-          Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar
-          Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks
-          Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan, maka oksitosin dapat meningkatkan aktifitas, sehingga persalinan dapat dimulai
  1. Teori Prostaglandin
-          Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur  hamil 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua
-          Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan
-          Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan
  1. Teori hipotalamus – pluiriai dan glandula suprarenalis
-          Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anenchepalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus (Lingin, 1973)
-          Malpar pada tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan, hasilnya kehamilan kelinci berlangsung lebih lama
-          Dari percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus pituarang dengan mulainya persalinan
-          Glandula suprarenal merupakan pemicu  terjadinya persalinan

2.1.5    Tanda-tanda permulaan persalinan
Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki “bulannya” atau “menunggu” atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor). Tanda-tandanya sebagai berikut :
  1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atau panggul terutama pada primigravida
  2. Perut kelihatan melebar, fundus uteri turun
  3. Perasaan sering atau susah kencing (pola kisuma) karena kandung kemih terletak oleh bagian terbawah janin
  4. perasaan sakit diperut ke pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang disebut “fase labors paints”
  5. Servix menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampura darah (bloody show)
(Synopsisi I, Hal 93)

2.1.6    Tand-tand Inpartu
1.   Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih sering dan teratur
2.   Keluar lendir bercampur darah (show) lebih banyak karena robekan kecil pada servix
3.   Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4.   Pada pemeriksaan dalam servix mendatar dan pembukaan telah ada

2.2    Mekanisme Persalinan
2.2.1    Kala Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
  1. Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan servixs hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm)
  1. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi
  1. Kala III
Dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban
  1. Kala IV
Dimulai dari setelah lahirnya plasenta sampai 1-2 jam pertama post partum

2.2.2    Fisiologi Persalinan
1.   Kala Pembukaan (Kala I)
Kala pembukaan dibagi atas dua fase yaitu :
a.   Fase aktif
Pada  fase ini pembukaan berlangsung lambat, mulai 0-3 cm berlangsung 7-8 jam
b.   Fase Aktif
Pada fase ini pembukaan berlangsung cepat, mulai pembukaan 4-10 cm, berlangsung 6 jam yang dibagi 3 sub fase :
-     Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan 3-4 cm
-     Periode dilatasi maksimal :  berlangsung 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
-     Periode decelarasi berlangsung 2 jam, pembukaan berlangsung lambat menjadi 10 cm / lengkap
Fase-fase yang dikemukakan diatas dijumpai pada primigravida.
Bedanya dengan multigravida adalah :
-     Servix mendatar (effocement) dulu, baru dilatasi
-     Berlangsung 13-14 jam
Multi :
-     Mendatar dan membukan bisa bersamaa
-     Berlangsung 6-7 jam

Perubahan Pada Kala I
a.   Perubahan keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim :
Dalam persalinan perbedaan antara segmen atas rahim dan segmen bawah rahim tampak lebih jelas lagi :
  1. Segmen atas memegang berperan aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan
  2. Sebaliknya segmen bawah rahim memegang peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena diregang (Obstetri Fisiologis, hal 227)
b.   Perubahan bentuk rahim
Pada setiap kontraksi sumbu panjang rahim, bertambah panjang sedangkan ukuran melintang maupun ukuran muka belakang berkurang
c.   Perubahan faal ligamentum rotundum
Ligamentum rotundum mengandung otot-ototo polos dan kalau uterus berkontraksi ototo-otot ligamentum rotundum ikut berkontraksi hingga ligamentum rotundum menjadi pendek
d.   Perubahan pendataran dari cervix
Pendataran terutama nampak pada portio yang makin pendek dan akhirnya rata dengan majunya persalinan dan cervix yang pendek (lebih dari setengahnya telah merata) merupakan tanda cervix yang matang.
e.   Pembukaan dari cervix
yang dimaksud dengan pembukaan cervix ialah pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa suatu lubang dengan diamter beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui anak kira-kira 10 cm diamternya.
f.    Perubahan pada vagina dan dasar panggul
Dalam kala I, ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina mengalami perubahan bertambah menjadi meregang, sehingga dapat dilalui anak
Setelah ketuban pecah segala perubahan terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh bagian depan anak
Oleh bagian depan yang maju itu, dasar panggul diregang menjadi saluran dengan dinding yang tipis
g.   Perubahan pada anus
Dari luar, peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan anus menjadi terbuka
2.   Kala Pengeluaran Janin (Kala II)
a.   Turunnya kepala
Turunnya kepala dapat dibagi dalam
  1. Masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Pada primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan tetapi pada multigravida biasanya terjadi pada permulaan persalinan
a.   Masuknya kepala dalam pintu atas panggul  biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan
b.   Kalau satura sagitalis terdapat ditengah-tengah jalan lahir, ialah tepat diantara symfisis dan promontorium, maka dikatakan kepala dalam synclitismus
c.   Jika sutura sagitalis agak kedepan mendekati symfisis atau agak kebelakang mendekati promontorium, maka kita hadapi asynolitismus
-     Asynclitismus Oisterior
Kalau sutura sagitalis mendekati symfisis dan os parietal belakang lebih rendah dari os perietal depan
-     Asynclistismus Anterior
Kalau sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietale depan lebih rendah dari os parietal belakang
  1. Majunya Kepala
Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk kedalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multigravida sebaliknya majunya kepala dan masuknbya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan.
b.   Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil, jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar, fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini ialah terjadinya fleksi karena moment yang menimbulkan fleksi lebih besar dari moment yang menimbulkan defleksi
  1. Putaran Paksi Dalam
Ialah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar kedepan kebawah symfisis. Putaran paksi dalam tidak terjadi tersendiri, tetapi selalu bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke Hodge III, kadang-kadang baru setelah kepala sampai didasar panggul.
  1. Ekstensi / Fefleksi
Disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah kedepan dan atas. Sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Setelah sub occiput tertahan pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
  1. Putaran Paksi Luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putara paksi dalam
  1. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah symfisis dan menjadi hipomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

  1. Kala Pengeluaran Uri (Kala III)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar uterus yang teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi placenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir spontan dan atau dengan sedikit dorongan dari atas symfisis atau fundus uteri.
Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
(Symfisis I, 1998, 97)

  1. Kala IV
Adalah kala pengawasan selama satu jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
(Symfisis I, 1998)
lamanya persalinan pada primigravida dan multi garavida

Primi                            Mulit
Kala I                       13 jam                                     7 jam
Kala II                      1 jam                           ½ jam
Kala III                    ½ jam                           ¼ jam
14 ½ jam                      7 ¾ jam

2.3    Jalannya Persalinan Secara Klinis
2.3.1    Kala I
Persalinan pada kala pertama mempunyai tenggang waktu panjang yang memerlukan kesabaran parturien dan penolong. Mental penderita perlu dipersiapkan agar tidak cepat putus asa dalam situasi menunggu disertai sakit perut karena his yang makin lama makin bertambah kuat.
Tindakan yang perlu dilakukan adalah :
1.   Memperhatikan kesabaran perturien
2.   Melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi temperatur dan pernafasan berkala sekitar 2-3 jam
3.   Pemeriksaan denyut jantung jarum setiap ½ – 1 jam
4.   Memperhatikan keadaan kandung kemih agar selalu kosong
5.   Memperhatikan keadaan patologis
-     Meningkatkan lingkaran bandl
-     Ketuban pecah sebelum waktu atau disertai bagian janin yang menumbung
-     Perabaan denyut jantung janin setiap ½ 1 jam
atau
6.   Pengeluaran mekonium pada letak kepala
7.   Keadaan his yang bersifat patologis
8.   Perubahan posisi atau penurunan bagian terendah janin
9.   Parturien diperkenalkan mengejan

Pada akhir kala pertama dapat terjadi ketuban pecah yang dapat disertai keinginan mengejan ditandai anus mulai terbuka.
(Manuaba, 1998 : 175)

2.3.2        Kala II
Ada beberapa tanda dan gejala kala II persalinan :
-          Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
-          Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginannya
-          Perineum terlihat menonjol
-          Vulva dan vagina dan spingter ani terlihat membuka
-          Peningkatan pengeluaran lendiri dan darah
-          Pembukaan serviks telah lengkap
-          Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina
(APN, 2002)

untuk mengkooridnasikan semua kegiatan menjadi resultante optimal saat his dan mengejan dapat dilakukan :
  1. Parturient diminta untuk merangkul kedua pahanya, sehingga dapat menambah pembukaan pintu bawah panggul
  2. Badan ibu dilengkungkan, sampai dagu menempel didada sehingga arah kekuatan menuju jalan lahir
  3. His dan mengejan dikerjakan bersamaa, sehingga kekuatannya optimal
  4. Saat mengejan nafas ditarik, sedalam mungkin dipertahankan dengan demikian diafragma abdominal membantu dorongan kearah jalan lahir
  5. Bila leher dan his masih berlangsung, nafas dapat dikeluarkan dan selanjutnya ditarik kembali untuk dipergunakan mengejan
  6. Melakukan observasi
-          Djj setiap his
-          Lingkar bandl
-          Penurunan bagian terendah janin
-          Kemungkinan terjadinya prolapsus bagian janin
(Manuaba, 176)

Dipuncak his, bagian kecil dari kepala nampak dalam vulva, tetapi hilang lagi waktu his terhenti. Pada his berikutnya bagian kepala yang nampak lebih besar lagi, tetapi sulit kembali kalau his berhenti.
Kejadian ini disebut kepala membuka pintu
Maju dan surutnya kepala berlangsung terus, sampai lingkaran terbesar dari kepala terpegang vulva, sehingga tidak dapat mundur lagi, pada saat itu tonjolan tulang ubun-ubun telah lahir dan sub ocaput ada dibawah symfisis, kejadian ini disebut kepala keluar pintu.
Setelah lahir ia jatuh kebawah dan kemudian terjadi putaran paksi luar, sehingga kepala melintang sekarang vulva menekan pada leher dan dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak, keluar lendir dan cairan.
Pada his berikutnya bahu lahir, bahu belakang dulu kemudian bahu depan, disusul oleh seluruh badan anak dengan fleksi lateral, sesuai dengan paksi jalan lahir.
(Obs. Fisiologi, hal 261-262)

2.3.3        Kala III
Setelah lahirnya bayi, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga secara tiba-tiba. Penyusutan ukuran rongga uterus secara tiba-tiba menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plaseenta akan menekan menebal, kemudian dilepas dari dinding uterus.

Tanda-tanda pelepasan placenta :
  1. Perubahan bentuk dan tinggi fundus
Uterus berbentuk bulat penuh (discoid) dan tinggi fundus biasanya turun hingga dibawah pusat. Saat uterus berkontraksi dan plasenta terdorong kebawah, uterus menjadi bulan dan fundus diatas pusat (seringkali mengarah ke sisi kanan).
  1. Tali pusat terlihat keluar memanjang
  2. Semburan darah tiba-tiba
Menandakan bahwa darah yang terkumpul diantara tempat melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta (darah retroplasenter), keluar melalui tepi plasenta yang terlepas.

Manajemen Aktif Kala III
Keuntungan manajemen aktif kala III :
  1. Kala III persalinan lebih singkat
  2. Mengurangi jumlah kehilangan darah
  3. Mengurangi kejadian retensio plasenta
Tiga langka utama manajemen aktif kala III :
  1. Pemberian suntikan oksitosin
*    Letakkan kain bersih diatas perut ibu dan periksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi yang lain
*    Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik
Selambat-lambatnya dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, segera suntikan oksitosin 10 unti 1M pada 1/3 bagian paha kanan bagian luar
  1. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
*    Satu tangan diletakkan pada corpus uteri tepat diatas symfisis pubis
*    Tangan lain memegang tali pusat dekat vagina dan melakukan tarikan tali pusat yang terus menerus dalam tegangan yang sama sama kontraksi
*    Begitu plasenta terlepas, keluarkan dari jalan lahir dengan menggerakkan tangan / klem pada tali pusat kearah bawah lurus dan keatas
*    Setelah plasenta terlihat divagina, kita tangkap dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban
3.   Pemijatan fundus uteri
*    Dengan lembut tapi mantap, gerakkan tangan secara memutar pada fundus uteri sehingga uterus berkontraksi
*    Periksa uterus setelah satu hingga dua menit untuk memastikan bahwa uterus berkontraksi dengan baik, jika uterus masih belum berkontraksi, ulangi pemijatan fundus uteri
*    Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit  selama 1 jam kedua pasca persalinan
Macam-macam pelepasan placenta
1.   Secara schultzel
Pelepasan dimulai dari bagian tengah dari plasenta, bagian plasenta yang nampak dalam vulva ialah bagian foetal. Perdarahan tidak ada sebelum plasenta lahir.
2.   Secara Duncan
Pelepasan dimulai dari bagian tengah dari plasenta, plasenta lahir dengan pinggirnya terlebih dahulu, yang nampak divulva ialah bagian maternal perdarahan sudah ada sejak sebagian dari plasenta terlepas.

Perasat untuk mengetahui lepasnya placenta
  1. Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada / diatas symfisis, tali pusat ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti belum lepas, diam atau maju / bertambah panjang berarti sudah lepas
(Symfisis, 107-108)

2.3.4    Kala IV
Terutama observasi ketat, karena bahaya perdarahan primer post partum terjadi pada 2 jam pertama. Jangan meninggalkan parturien seorang diri apabila tempatnya terjauh, sehingga perdarahan segera dapat diketahui.
Observasi yang dilakukan
  1. Kesadaran penderita
  2. Pemerikaan yang dilakukan :
-          Tekanan darah, nadi , pernafasan dan suhu
-          Kontraksi rahim yang keras
-          Perdarahan yang mungkin terjadi pada plasenta rest, luka episiotimi, perlukaan pada servix
-          Kandung kemih dikosongkan karena dapat mengganggu kontraksi rahim
(Manuaba, 184-185)

2.4    Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan
a.   Power
1.   His (Kontraksi otot rahim)
*    Saat hamil
Sifatnya tidak teratur menyeluruh, tidak nyeri disebut kontraksi baraktonhiks
*    Kala I
Kontraksi bersifat simetris
Fundus dominan
Involunter (tidak dapat diatur oleh penderita)
Intervalnya makin lama makin pendek
Kekuatannya waktu besar diikuti retraksi
Menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar kearah paha
*    Kala II
His sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinir dan lama terjadi refleksi mengejan karena kepala a nak menekan servix dimana terdapat fleksus franken hauser
*    Kala III
Setelah istirahat sekitar 8-10 menit rahim kontraksi untuk melepaskan plasenta dari incersinya dilapisan hitabusch
*    Kala IV
Kontraksi yang kuat dan pembentukan thrombus terjadi penghentian pengeluaran darah post partum
Dapat diperkuat dengan memberi obat uterotonika saat menyusui, bayi dapat menambah kontraksi karena pengeluaran oksitosin oleh kelenjar hipofisis posterior
(Manuaba, 162-163)
2.   Tenaga Mengejan
Tenaga mengejan hanya dapat berhasil kalau pembukaan portio sudah lengkap dan palling efektif sewaktu kontraksi rahim
b.   Passager (faktor janin)
Dalam persalinan yang menghambat dari faktor janin adalah kelainan ukuran bentuk kepala, kelainan letak dan kelainan kedudukan anak
c.   Passage (faktor jalan lahir)
Yang berpengaruh adalah rangka panggul, ruang panggul, pintu panggul, sumbu, ukuran dan jenis panggul
d.   Psikis Wanita
Keadaan emosi ibu, suasana batinnya, adanya konflik anak diinginkan atau tidak
e.   Penolong
Dokter atau bidan yang menolong persalinann dengan pengetahuan dan ketrampilan dan seni yang dimiliki

2.5    Kebutuhan fisik dan psikologi ibu saat persalinan
Asuhan sayang ibu selama persalinan meliputi :
1)   Dukungan Emosional
Dukungan dan anjurkan suami dan keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selamapersalinan dan kelahiran. Anjurkan mereka untuk berperan aktif dalam mendukung dan mengenali langkah-langkah yang dimiliki akan sangat membantu kenyamanan ibu. Menghargai ibu untuk didampingi oleh teman atau saudara yang khusus.  Bekerjasama dengan anggota keluarga untuk :
-          Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian kepada ibu
-          Membantu ibu bernafasn pada saat kontraksi
-          Memijat punggung, kaki atau kepala ibu dan tindakan-tindakan bermanfaat lainnya
-          Menyeka muka ibu dengan lembut, menggunakan kain yang dibasahi dengan air hangat atau dingin
-          Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman
2)      Mengatur Posisi
Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan kelahiran. Ibu boleh berjalan atau berdiri, duduk jongkok dan berbaring miring atau merangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu turunnya kepala bayi dan sering kali mempersingkat waktu persalinan, jangan membuat ibu dalam posisi terlentang, karena berat uterus dan isinya akan menekan vena kava inferior. Hal ini menyebabkan hipoksia pada janin dan memperlambat kemajuan persalinan
3)      Pemberian cairan dan nutrisi
Anjurkan ibu untuk mendapat asupan cairan dan nutrisi selama persalinan dan kelahiran bayi. Anjurkan anggota keluarga untuk menawarkan ibu minum sesering mungkin dan makanan ringan selama persalinan
-     Mencegah dehidrasi
-     Memberikan tenaga
Jika dehidrasi dapat memperlambat kontraksi dan atau membuat his me njadi kurang tertur
4)      Kebersihan
Jalan lahir (vulva) yang lembab memudahkan mikroorganisme untuk berkembang biak, sehingga bisa menyebabkan infeksi dan dapat mengakibatkan kematian / kesakitan pada ibu dan bayi ibu hendaknya mandi / dimandikan serta menggunakan pakaian yang bersih pada waktu persalinan
Penolong persalinan harus sering cuci tangan dan menggunakan alat yang telah didesinfeksi atau steril
5)      Buang air bersih
Sebelum melahirkan ibu sedapat mungkin BAB lebih dahulu. Ractum yang pernah memberi rasa tidak nyaman selama persalinan, bagi ibu yang mengalami kesulitan dengan BAB dapat dibatnu dengan klisma. Hindari klisma pada ibu yang berada dalam tahap lanjut persalinan (ketuban sudah pecah, mengalami perdarahan, menderita hipertensi)
6)      Buang air kecil
Ibu bersalin sebaiknya BAK minimal setiap 2 jam atau bukan mungkin lebih sering lagi. Kandung kemih yang penuh akan menghambat turunnya bayi kedasar panggul dan memberikan rasa tidak nyaman bagi ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar