CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 23 Desember 2013

GIZI NUTRISI DAN JENIS PERMAINAN UNTUK ANAK 1-2 TAHUN



BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh dalam membantu proses tumbuh kembang serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh, seperti kekurangan energy dan protein, anemia, defisiensi yodium, defisiensi seng (Zn), dan lain-lain.
Kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktifitas sehari-hari karena nutrisi juga merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh serta sumber zat pembangun dan pngatur dalam tubuh. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak harus seimbang dan mengandung zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Banyak ditemukan berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang, sepeti anak tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal makanan yang tidak disukai mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga harapan dalam pemenuhan gizi yang selaras, serasi, dan seimbang tidak terlaksana.
Dalam proses pemenuhan tersebut akan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya usia, status nutrisi itu sendiri, dan keadaan penyakit yang diderita anak sehingga faktor tersebut harus menjadi perhatian dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak.
Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan cara memberikan permainan atau bermain, mengingat dengan bermain anak akan belajar dari kehidupan. Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktikkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, serta mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku sebagaimana perkembangan umur dan jenis kelaminnya.
Banyak ditemukan anak yang pada masa tumbuh kembangnya mengalami keterlambatan yang dapat disebabkan oleh kurangnya pemenuhan kebutuhan pada diri anak, termasuk didalamnya adalah kebutuhan bermain. Masa kanak-kanak seharusnya merupakan masa bermain yang diharapkan dapat menumbuhkan kematangan dalam pertumbuhan dan perkembangan, sehingga apabila masa tersebut tidak digunakan sebaik mungkin maka tentu akhirnya akan mengganggu tumbuh kembang anak.
Selama anak bermain perlu diperhatikan kekurangan dan kelebihan permainan yang dilakukan anak. Permainan harus dapat menstimulasi perkembangan kreatifitas anak serta perkembangan mental dan emosional, sehingga orang tua harus mengarahkan agar sesuai dengan proses kematangan perkembangan tersebut. Pada anak yang mendapatkan atau terpenuhi kebutuhan bermainnya dapat terlihat pula adanya suatu pola perkembangan anak.
1.2       Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
a.       Untuk mengetahui kebutuhan makan bayi dan anak berdasarkan tahap pertumbuhan dan perkembangan pada umur  1-2 tahun
b.      Untuk mengetahui tentang alat mainan anak berdasarkan umur, jenis kelamin, tahap perkembangan dan kemampuannya pada umur 1-2 tahun
1.3       Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah :
a.       Memberikan informasi mengenai kebutuhan makan bayi dan anak berdasarkan tahap pertumbuhan dan perkembangan pada umur  1-2 tahun serta dapat melakukan penyuluhan terhadap orang tua dan keluarga
b.      Memberikan informasi mengenai alat mainan anak berdasarkan umur, jenis kelamin, tahap perkembangan dan kemampuannya pada umur 1-2 tahun serta dapat melakukan penyuluhan terhadap orang tua dan keluarga.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Kebutuhan Makan Bayi Dan Anak Berdasarkan Tahap Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Umur  1-2 Tahun
         2.1.1 Karakteristik Anak Umur 1-2 tahun
                  Anak usia 1-2 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
         2.1.2 Peran Makanan Bagi Anak Umur 1-2 tahun
                  Kebutuhan nutrisi pada setiap anak berbeda, mengingat kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel atau organ pada anak berbeda. Perbedaan ini menyebabkan jumlah dan komponen zat gizi yang dibutuhkan anak juga berlainan. Anak usia 1-2 tahun umumnya aktif dalam bergerak. Agar energinya tidak jadi hilang, perlu diberikan asupan makanan bergizi. Namun karena daya cernanya terbatas, sebaiknya berikan makanan yang kaya nutrisi dalam porsi sedikit.
                  Asupan zat-zat gizi yang lengkap masih terus dibutuhkan anak selama proses tumbuh kembang masih terus berlanjut. Zat gizi yang dibutuhkan anak usia 12-24 bulan ini porsi makanan yang dikonsumsi sekarang ini yang bertambah, sesuai dengan pertambahan berat tubuhnya dan peningkatan proses tumbuh kembang yang terjadi.
                  Tubuh anak tetap membutuhkan semua zat gizi utama yaitu karbohidrat, lemak, protein, serat, vitamin, dan mineral. Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat. Setiap kilogram berat badan anak memerlukan asupan energy sebanyak 100 kkal. Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak. Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain dari minyak dan margarine.
                  Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan.
                  Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
a.       Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.
b.       Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak.



c.       Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.
1)      Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
2)      Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
3)      Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

                  Gizi seimbang dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut. Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut. Kebutuhan bahan makanan tersebut perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah :
a.       Pagi hari waktu sarapan
b.      Pukul 10.00 sebagai selingan, tambahkan susu
c.       Pukul 12.00 pada waktu makan siang
d.      Pukul 16.00 sebagai selingan
e.       Pukul 18.00 pada waktu makan malam
f.       Sebelum tidur malam, tambahkan susu
g.      Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi
                  Pada usia balita, anak mulai memiliki daya ingat yang kuat dan tajam, sehingga apa yang diterimanya akan terus melekat erat sampai usia selanjutnya. Dengan memperkenalkan anak pada jam-jam makan yang teratur dan variasi jenis makan, diharapkan anak akan memiliki disiplin makan yang baik. Pola makan yang baik semestinya juga mengikuti pola gizi seimbang, yaitu pemenuhan zat-zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan diperoleh melaluik makanan sehari-hari. Dengan makan makanan bergizi seimbang secara teratur, diharapkan pertumbuhan anak akan berjalan optimal. Disadari maupun tidak, ini mengajarkan pola hidup teratur dan sehat pada anak sejak dini.
                  Pada dasarnya anak usia 1-2 tahun sudah boleh mengkonsumsi makanan menu padat yang hamper mirip dengan orang dewasa hanya saja pada masa ini tetap harus dibatasi dan diperhatikan dengan baik beberapa zat yang tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi misalnya makanan yang mengandung pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan, pelezat makanan, garam berlebih, gula berlebih, dan jenis makanan yang pedas. Namun untuk jenis makanan padat sehat seperti nasi putih, ubi jalar, kentang rebus, dan jagung manis maka ini diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk melatih adaptasi indera perasa sekaligus membantu memenuhi kebutuhan karbohidrat. Untuk bayi usia diatas 1 tahun sudah dibolehkan mengkonsumsi makanan hasil laut seperti udang, cumi, kerang, namun harus tetap diingat jika ada dari salah satu orang tua ayah/ibu memiliki alergi terhadap jenis makanan laut untuk lebih berhati-hati jangan memberikan pada anak.
Contoh menu makanan sehat untuk anak usia 1-2 tahun :
§  Tim Tahu
Bahan :
50 gram wortel yang sudah diparut
50 gram tahu yang sudah dihancurkan
50 gram tepung beras merah/putih
Garam dapur secukupnya
500 cc air
20 gram daun bayam yang diiris halus
50 gram tomat diiris kecil-kecil
Gula pasir secukupnya
Cara membuat :
1)      Masukkan tepung beras, tahu, wortel, dan air ke dalam mangkuk yang tahan panas lalu di tim
2)      Ketika di tim usahakan sambil diaduk perlahan setelah setengah matang masukkan bayam lalu diaduk lagi
3)      Masak sampai tim benar-benar lunak lalu angkat dan haluskan dengan blender setelah halus saring dan hidangkan dengan air tomat


§  Cara membuat air tomat :
1)      Rendam tomat ke dalam air panas yang baru mendidih kira-kira 10 menit lalu angkat
2)      Hancurkan tomat dan saring airnya, setelah itu tambahkan 100 cc air serta sedikit gula.     
2.2  Alat Mainan Anak Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Tahap Perkembangan Dan Kemampuannya Pada Umur 1-2 Tahun
2.2.1        Definisi Bermain
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesengan atau kepuasan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social, dan merupakan media yang baik untuk belajar karena anak-anak akan berkomunikasi, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu jarak, serta suara (Wong, 2000)
2.2.2        Fungsi Bermain
a.       Perkembangan sensorik motorik
·         Memperbaiki ketrampilan motorik kasar dan halus serta koordinasi
·         Meningkatkan perkembangan semua indera
·         Mendorong eksplorasi pada sifat fisik dunia
·         Memberikan pelampiasan kelebihan energy
b.      Perkembangan Intelektual
·         Memberikan sumber beraneka ragam untuk pembelajaran
·         Eksplorasi dan manipulasi bentuk, ukuran, tekstur, dan warna
·         Pengalaman dengan angka, hubungan yang renggang, konsep abstrak
·         Kesempatan untuk mempraktikkan dan memperluas ketrampilan berbahasa
·         Memberikan kesempatan untuk melatih pengalaman masa lalu dalam upaya mengasimilasinya ke dalam persepsi dan hubungan baru
·         Membantu anak memahami dunia dimana mereka hidup dan membedakan antara fantasi dan realita
c.       Perkembangan Sosialisasi dan Moral
·         Membacakan peran orang dewasa termasuk perilaku peran seks
·         Memberikan kesempatan untuk menguji hubungan
·         Mengembangkan ketrampilan social
·         Mendorong interaksi dan perkembangan sifat yang positif terhadap orang lain
·         Menguatkan pola perilaku yang telah disetujui dan standar moral
d.      Perkembangan Kreatifitas
·         Memberikan saluran ekspresif untuk ide dan minat yang kreatif
·         Memungkinkan fantasi dan imajinasi
·         Meningkatkan perkembangan bakat dan minat khusus
e.       Perkembangan kesadaran diri
·         Memudahkan perkembangan identitas diri
·         Mendorong pengaturan perilaku sendiri
·         Memungkinkan pengujian pada kemampuan sendiri
·         Memberikan perbandingan antara kemampuan sendiri dan kemampuan orang lain
·         Memungkinkan kesempatan untuk belajar bagaimana perilaku sendiri dapat mempengaruhi orang lain
f.       Nilai terapeutik
·         Memberikan pelepasan stress dan ketegangan
·         Memungkinkan ekspresi emosi dan pelepasan impuls yang tidak dapat diterima dalam bentuk yang secara social dapat diterima
·         Mendorong percobaan dan pengujian situasi yang menakutkan dengan cara yang aman
·         Memudahkan komunikasi verbal dan non verbal tentang kebutuhan, rasa takut, dan keinginan
2.2.3        Prinsip-prinsip Bermain
Menurut Soetjiningsih (1995) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar aktifitas bermain menjadi stimulus yang efektif, sebagai berikut :
a.       Perlu ekstra energi
b.      Waktu yang cukup
c.       Alat permainan
d.      Ruang untuk bermain
e.       Pengetahuan cara bermain
f.       Teman bermain
2.2.4        Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain Anak
a.       Tahap Perkembangan Anak
Aktifitas bermain yang dilakukan anak harus sesuai dengan tahapan perkembangan dan pertumbuhan anak.
b.      Status Kesehatan Anak
Pada saat kondisi anak sedang menurun atau sakit, orang tua atau perawat harus memilih permainan yang dapat dilakukan anak sesuai prinsip bermain pada anak yang sedang sakit.
c.       Jenis Kelamin Anak
Dalam melaksanakan aktifitas bermain tidak membedakan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Semua alat permainan dapat digunakan oleh laki-laki atau perempuan untuk mengembangkan daya piker, inajinasi, kreatifitas dan kemampuan social. Akan tetapi, ada pendapat bahwa permainan adalah salah satu alat untuk membantu anak mengenal identitas diri sehingga sebagian alat permainan anak perempuan tidak dianjurkan untuk digunakan anak laki-laki.
d.      Lingkungan Yang Mendukung
Aktifitas bermain yang baik utnuk perkembangan anak dipengaruhi oleh nilai moral, budaya, dan lingkungan fisik rumah. Fasilitas bermain tidak selalu harus dibeli di took atau mainan jadi, tetapi lebih diutamakan yang dapat menstimulus imajinasi dan kreatifitas anak bahkan mainan tradisional dapat dibuat sendiri yang berasal dari benda di sekitar kehidupan anak akan lebh merangsang kreatifitas anak.
e.       Alat dan Jenis Permainan Yang Cocok
Orang tua harus bijak dalam memberi alat permainan. Pilihlah yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.
2.2.5        Jenis Permainan Anak Usia 1-2 tahun
Jenis permainan yang dapat digunakan pada dasarnya bertujuan untuk melatih anak melakukan gerakan mendorong atau menarik, melatih melakukan imajinasi, melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari, serta memperkenalkan beberapa bunyi dan mampu membedakannya.
Jenis permainan menggunakan alat permainan yang dapat didorong dan ditarik misalnya: alat rumah tangga, laptop bersuara, buku audio, balok-balok, buku gambar, kertas, pensil berwarna,puzzle dan lain-lain.
Ciri Alat Permainan Untuk Anak umur 12-24 bulan (Soetjiningsih, 1995) :
Tujuan :
§  Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara
§  Memperkenalkan sumber suara
§  Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik
§  Melatih imajinasinya
§  Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik
Alat Permainan Yang Dianjurkan :
§  Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya
§  Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik
§  Alat permainan yang terdiri dari : alat rumah tangga (misalnya : cangkir yang tidak mudah pecah, sendok, botol plastik, ember, waskom air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas-kertas untuk dicoret, krayon/pensil berwarna.

                           

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
        Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan. Di dalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur. Pada dasarnya anak usia 1-2 tahun sudah boleh mengkonsumsi makanan menu padat yang hampir mirip dengan orang dewasa hanya saja pada masa ini tetap harus dibatasi dan diperhatikan dengan baik beberapa zat yang tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi misalnya makanan yang mengandung pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan, pelezat makanan, garam berlebih, gula berlebih, dan jenis makanan yang pedas. Namun untuk jenis makanan padat sehat seperti nasi putih, ubi jalar, kentang rebus, dan jagung manis maka ini diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk melatih adaptasi indera perasa sekaligus membantu memenuhi kebutuhan karbohidrat.
        Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan. Fungsi bermain sendiri adalah untuk perkembangan sensorik motorik, perkembangan intelektual, perkembangan sosialisasi dan moral, perkembangan Kreatifitas, perkembangan kesadaran diri dan nilai terapeutik. Jenis permainan yang dapat cocok digunakan oleh anak umur 1-2 tahun pada dasarnya bertujuan untuk melatih anak melakukan gerakan mendorong atau menarik, melatih melakukan imajinasi, melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari, serta memperkenalkan beberapa bunyi dan mampu membedakannya. Contoh jenis permainan bagi anak usia 1-2 tahun adalah alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
3.2  Saran
  1. Orang tua diharapkan memilih jenis mainan yang sesuai dengan umur dan perkembangan anak usia 1-2 tahun.
  2. Orang tua diharapkan memilih permainan yang dapat menstimulasi perkembangan kreatifitas serta perkembangan mental dan emosional anak.
  3. Orang tua sebaiknya perlu memperkenalkan pola makan yang baik dan teratur pada anak usia 1-2 tahun karena makanan memegang peran penting dalam prtumbuhan fisik dan perkembangan anak mereka. Jumlah nutrisi juga harus diperhatikan untuk perkembangan yang optimal.
  4. Orang tua harus bisa kreatif dalam pemilihan menu jika anak mereka mengalami alergi atau ketika anak tidak mau makan.
  5. Orang tua bisa memenuhi semua kebutuhan nutrisi dan memilih permainan yang sesuai dengan usia anak sehingga perumbuhan dan perkembangan anak akan optimal.











DAFTAR PUSTAKA

Hasan R, Alatas H. 1985. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-UI

Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas 9 September 2002

Narendra, Moersintoeati B. 2002. Tumbang Anak dan Remaja. Jakarta : CV Sagung Seto

Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Soetjiningsih. 2002. Gizi untuk tumbuh kembang anak. Dalam : Ranuh ING,  Soetjiningsih, Suyitno H, penyunting. Buku Ajar 1 Tumbuh Kembang Anak Dan  Remaja. Edisi ke-1 ;.h. 22-50, Jakarta : Sagung Seto

Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang anak, Fakultas Kedokteran UI.

Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar