CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 23 Desember 2013

GIZI NUTRISI DAN PERMAINAN PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak masih di dalam kandungan. Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat. Upaya kesehatan yang dilakukan sejak masih dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya.
Berbeda dengan otak dewasa, otak balita lebih plastis. Plastisitas otak pada balita mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya otak balita lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya, otak balita lebih peka terhadap lingkungan utamanya lingkungan yang tidak mendukung seperti asupan gizi yang tidak adekuat, kurang stimulasi, dan tidak mendapat pelayanan kesehatan yang memadai. Oleh karena lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan ( golden period ) dan masa kritis.
Mengingat jumlah balita di Indonesia yang besar yaitu sekitar 10 % dari jumlah populasi penduduk Indonesia, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia  perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta  untuk memantau perkembangan balita tersebut.
Kebutuhan akan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan balita. Upaya perbaikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam rangka membantu proses fisiologis dalam  tubuh untuk proses tumbuh kembang balita dan   membantu aktifitas serta memelihara kesehatan salah satu dari bagian dari upaya pemulihan kesehatan anak. Dengan harapan anak akan menjadi puas dan orang tua akan membantu proses edukatif dan juga dapat membina kebiasaan waktu makan, meningkatkan selera makan, memiliki kemampuan dan kebiasaan yang baik, memilih jenis makanan dan menetukan jumlah dan mendidik dalam berprilaku makan.
Selain memberikan pemenuhan nutrisi yang bergizi untuk tumbuh kembang balita, pembinaan tumbuh kembang yang berkualitas serta komprehensif lainnya dapat diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita tersebut.
Dalam hal stimulasi memiliki peranan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan balita. Melakukan stimulasi yang memadai dalam artian melakukan kegiatan yang dapat merangsang otak balita sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak.
Bentuk stimulasi yang diberikan dapat dikembangkan dalam proses bermain, karena masa balita salah satunya dikenal sebagai masa bermain. Hampir sebagian waktunya digunakan untuk bermain karena dengan bermain mereka tumbuh dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang ada pada dirinya. Oleh karena itu, sebagai orang tua harus mengetahui hakikat dan arti bermain dan permainan pada anak.
Arti bermain bagi anak berdasarkan pengamatan, pengalaman, dan hasil penelitian para ahli mengemukakan bahwa bermain mempunyai arti sebagai berikut ini: dengan bermain anak memperoleh kesempatan mengembangkan potensi-potensi yang ada padanya dan memberikan peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya, baik fisik, intelektual, bahasa dan perilakunya.
Dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti yang sangat penting. Dapat di katakan bahwa setiap anak yang sehat selalu mempunyai dorongan untuk bermain dan hampir sebagian waktunya di gunakan untuk bermain karena bagi anak bermain merupakan suatu kebutuhan yang penting agar anak dapat berkembang secara wajar dan utuh, menjadi orang dewasa yang mampu menyesuaikan dan membangun dirinya menjadi pribadi yang matang dan mandiri,dan dengan bermain anak juga bisa tumbuh dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang ada pada dirinya.
Peranan orang tua dalam pertumbuhan dan perkembangan balita sangat besar pengaruhnya karena orang tua khususnya ibu merupakan bagian dari balita itu sendiri sebagai orang yang harus mampu memenuhi kebutuhan balita tersebut, orang yang sangat dekat dan berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan balita. Karena pentingnya peranan tersebut sangat mendorong kita sebagai tenaga kesehatan untuk memberikan pengetahuan serta kemampuan kepada orang tua khususnya ibu untuk melaksanakan perannya tersebut sehingga mampu memenuhi kebutuhan balita tersebut baik kebutuhan fisik, mental, intelektual sehingga terwujud generasi yang sehat dan berkualitas.
1.2       Tujuan Penulisan
1.      Menjelaskan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia 3-4 tahun
2.      Menjelaskan kebutuhan nutrisi anak usia 3-4 tahun
3.      Menjelaskan jenis permainan pada anak usia 3-4 tahun 

 

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1       Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun.
2.1.1    Definisi Tumbuh Kembang
            Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluluer, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. ( Depkes RI, 2007 )
            Perkembangan merupakan proses bertambahnya kemampuan ( skill ) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.( Depkes RI, 2007 )
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/  individu. Kedua peristiwa terjadi secara sinkron pada setiap individu.
2.1.2    Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu :
Ø  Faktor internal
Ø  Ras, etnik, bangsa
Ø  Keluarga
Ø  Umur
Ø  Jenis kelamin
Ø  Genetik
Ø  Kromosom
Ø  Faktor Eksternal
Ø  Faktor prenatal ( gizi ibu, toksin, zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, imunologi, psikologi ibu selama hamil )
Ø  Faktor persalinan ( gizi, penyakit kronis, lingkungan fisik dan kimia, psikologi, endokrin, sosio ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, obat-obatan )( Depkes RI, 2007 ).
2.1.3    Periode Tumbuh Kembang  Anak Usia  3-4 tahun
Pada masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik serta fungsi ekskresi. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada balita akan mempengaruhi perkembangan  anak selanjutnya. Pada masa balita perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas dan kesadaran sosial, emosional intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar kepribadian pada masa-masa ini juga dibentuk, sehingga setiap penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi dan ditangani akan mengurangi kualitas sumber daya manusia ( Depkes, 2007 )
            Pertumbuhan pada masa pra sekolah, pertumbuhan fisik untuk berat badan mengalami kenaikan rata- rata pertahunnya 2 kg. Kelihatan kurus akan tetapi aktivitas motorik tinggi, dimana sistem tubuh sudah mencapai kematangan seperti berjalan melompat. Pada pertambahan tinggi badan anak akan bertambah rata-rata 6,75-7,5 cm tiap tahunnya.
            Adapun berat badan  dan tinggi badan pada balita normal dapat dihitung dengan ketentuan :
                                    Berat badan = [umur ( tahun ) x 2] + 8
                                    Tinggi badan = 2x PB lahir
( soetjiningsih, 1998 )
Dibandingkan dengan bentuk tubuh sebelumnya kebanyakan anak usia ini akan menjadi lebih langsing. Sekitar umur 4 tahun lordosis dan penonjolan abdomen akan menghilang demikian pula lapisan lemak pada lekukan telapak tangan ( Markum,
Adapun tahap perkembangan anak usia 3-4 tahun adalah :
Ø  Berjalan jalan sendiri mengunjungi tetangga
Ø  Berjalan pada jari kaki
Ø  Berdiri 1 kaki 2 detik
Ø  Melompat dengan kedua kaki diangkat
Ø  Mengayuh sepeda roda tiga
Ø  Menumpuk 8 buah kubus
Ø  Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
Ø  Menggambar garis silang
Ø  Menggambar orang ( hanya kepala dan badan )
Ø  Mengenal 2 atau 3 warna
Ø  Bicara dengan baik
Ø  Menyebut namanya, jenis kelamin dan umur
Ø  Banyak bertanya
Ø  Bertanya bagaiman anak dilahirkan
Ø  Mengenal sisi atas, sisi bawah, muka dan belakang
Ø  Mendengarkan cerita
Ø  Bermain dengan anak lain
Ø  Menunjukkan rasa sayang pada saudaranya
Ø  Dapat melaksanakan tugas sederhana
Ø  Bermain dengan permainan sederhana.
                                                                        ( Soetjiningsih, 1998 )






2.2       Kebutuhan Nutrisi Pada Anak  Usia 3-4 tahun
            Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kekurangan nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi  iodium,  vitamin dan  mineral lainnya yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak.
Selain itu kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktifitas sehari-hari karena nutrisi juga sebagi sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh dan juga sebagai sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh. Sebagai sumber tenaga nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak  50-55%, lemak sebanyak 30-35%  dan protein sebanyak 15 %
Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang diantara zat gizi lain, mengingat banyak sekali yang kita temukan berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang, seperti tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal makanan tersebut sangat pentinng dan mengandung gizi yang seimbang sehingga harapan dalam pemenuhan kebutuhan gizi harus selaras dan seimbang tidak terlaksana.
2.2.1    Komponen Zat gizi
Dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu golongan makro dan mikro. Golongan makro yang terdiri dari kalori dan air dan untuk  kalori meliputi : karbohidrat , lemak, protein.sedangkan kelompok zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral.

            Adapun kebutuhan zat gizi untuk anak usia 3-4 tahun yaitu:

1.      Karbohidrat
Balita membutuhkan energi (sebagai kalori) untuk memungkinkan mereka untuk beraktifitas serta untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh mereka. Tubuh mendapatkan energi terutama dari karbohidrat dan lemak  tetapi juga beberapa dari protein. Kebutuhan energi perhari untuk anak usia 1-3 tahun 100kkal/kgbb/hari dan anak usia 4-5 tahun adalah 90kkal/kgbb/hari. Sumber karbohidrat yaitu: padi-padian, kentang, gandum, tepung, roti, jagung susu, buah-buahan, sereal, kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran.
2.      Protein
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan dan perbaikan jaringan tubuh, serta untuk membuat enzim pencernaan dan zat kekebalan yang bekerja untuk melindungi tubuh balita. Kebutuhan protein secara proporsional lebih tinggi untuk anak-anak dari pada orang dewasa. Kebutuhan protein untuk anak usia 1-3 tahun 23 gr dan usia 4-6 tahun 32 gr. Sumber energi protein ini dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedele, kacang, buncis, dan padi-padian.
3.         Lemak
Beberapa lemak dalam makanan sangat penting dan menyediakan asam lemak esensial, yaitu jenis lemak yang tidak tersedia di dalam tubuh. Lemak dalam makanan juga berfungsi untuk melarutkan vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E dan K. Anak-anak membutuhkan lebih banyak lemak dibandingkan orang dewasa karena tubuh mereka menggunakan energi yang lebih secara proposional selama masa pertumbuhan dan perkembangan mereka. Namun  anjuran makanan sehat untuk anak usia dibawah 5  tahun  adalah asupan lemak total sebaiknya tidak lebih dari 20% dari total energi. Sumber lemak dalam dalam makanan bisa di dapat dalam : mentega, susu, daging, ikan, minyak nabati, telur, keju,  kacang-kacangan.
4.        Serat
Serat adalah bagian dari karbohidrat dan protein nabati yang tidak dipecah dalam usus kecil dan penting untuk mencegah sembelit serta  gangguan usus lainnya. Serat dapat membuat perut anak menjadi cepat penuh dan terasa kenyang, menyisakan ruang untuk makanan lainnya sehinga sebaiknya tidak diberikan berlebih
5.        Vitamin dan Mineral
Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil untuk banyak proses penting yang dilakukan dalam tubuh. Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi. Makanan yang berbeda memberikan vitamin dan mineral yang berbeda dan memiliki diet yang bervariasi dan seimbang . Ini penting untuk menyediakan jumlah yang cukup dari semua zat gizi. Ada beberapa pertimbangan pemberian zat  gizi untuk diingat, seperti pentingnya zat besi dan pemberian vitamin dalam bentuk suplemen.

6.        AIR

Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting.Air berfungsi sebagai pelarut pertukaran seluler,  medium untuk ion, tranport nutrien dan produk buangan dan pengaturan suhu tubuh. Sumber zat air dapat diperoleh dari air dan semua makanan
2.2.2    Pemberian makan menurut kelompok umur.anak usia 3-4 tahun
Walaupun kebutuhan nutrusi relatif kurang, golongan umur ini masih rawan terhadap infeksi dan penyakit kurang gizi. Karena kebutuhan  nutrisinya diutamakan terhadap kalori, protein dan vitamin A dan mineral besi. Jenis makanan keras dapat diberikan seperti pada orang dewasa. Menu yang dihidangkan hendaknya bervariasi dengan bahan makanan hewani dan nabati yang selalu berganti. Mereka telah dapat memilih serta menyukai makanan dan masih menyukai makanan yang manis seperti permen, coklat, es krim yang bila berlebihan dapat menyebabkan karies dentis dan nafsu makan yang berkurang.
Jadwal pemberian makan merupakan kelanjutan dari jadwal masa bayi dengan sedikit penyesuaian menjadi : 3x makan utama ( pagi, siang , malam ) diantaranya diberi makan kecil dan bila mungkin tambahan susu. Buah atau pencuci mulut dihidangkan bersama dengan makan utama. Tambahan susu diberikan pada pagi hari dan malam menjelang tidur.
Contoh jadwal makan balita usia 3-4
            06.00-08.00     : makan pagi ( tambahan susu 200cc )
            11.00               : makanan kecil ( biskuit )
            13.00-14.00     : makanan siang ( dengan buah pencuci mulut )
            16.00               : makanan kecil
            19.00               : makanan malam
            Sebelum tidur : susu 200 cc
Contoh menu makanan untuk anak usia 3-4 tahun
06.00-08.00     : nasi, abon daging, sayur wortel, susu
10.00               : bubur kacang hiaju
13.00               : Nasi, ikan goreng, tahu bacem, sayur asem, pepaya
16.00               : Puding maizena
18.00               : nasi, dagingempal, kripik tempe, sup sayur, pisang
20.00               : susu                                                   ( markum )
Hal yang harus diperhatikan dalam pemberiaan makan pada balita:
  • Balita harus sepenuhnya terintegrasi ke makanan keluarga, meskipun untuk sementara waktu mungkin mereka masih perlu bantuan untuk memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil.
  • Satu hal yang perlu diperhatikan untuk membuat makanan keluarga cocok untuk anak atau balita ,yaitu  gunakan sedikit gula, garam dan hindari bumbu-bumbu dengan rasa yang tajam, dan penyedap
  • Susu masih sangat berperan penting dalam pola makan anak atau balita, meskipun mereka perlu sedikit lebih berkurang sekarang, sekitar 200-600 ml susu atau 2-3 porsi susu per hari
  • Berikan anak makanan yang sehat, bervariasi dan seimbang,
  • Anak harus makan berbagai macam makanan dari setiap kelompok makanan:
    • 4 porsi jenis karbohidrat perhari
    • 2-3 porsi susu perhari 
    • 1-2 porsi jenis daging atau jenis daging lainnya perhari
    • 5 porsi jenis buah dan sayuran perhari
Makanan pokok yang dihidangkan terdiri dari  karbohidrat sebagai sumber kalori seperti yang berasal dari tepung, beras, jagung, gandum, kentang, ubi, ketela.Protein hewani dan nabati, lemak, sayuran dan buah-buahan.

2.3       Jenis Permainan Pada Balita Usia 3-4 tahun
2.3.1    Definisi Bermain
Merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan dan mempraktekkan keterampilan,  memberikan ekspresi terhadap pemikiran,  menjadi kreatif dan mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa.  
Anak tidak memisahkan antara bermain dan bekerja. Bagi anak bermain merupakan seluruh aktifitas termasuk bekerja,  kesenangannya dan merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makan, minum, perawatan dan kasih sayang. Anak memerlukan berbagai variasi dalam permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Melalui bermain anak tidak hanya menstimulasi  pertumbuhan otot –ototnya tapi lebih dari itu. Anak tidak sekedar melompat,  melempar atau berlari, tetapi mereka bermain denagn menggunakan seluruh emosinya,  perasaan dan pikirannya. Kesenangan merupakan salah satu elemen pokok dalam bermain. Anak akan bermain sepanjang permainan itu menyenangkan baginya dan akan berhenti bermain jika merasa bosan.
Bermain merupakan unsur yang sangat penting untuk perkembangan fisik, mental, emosi, intelektual, kreativitas dan sosial. Anak yang mendapat kesempatan untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas.
Alat permainan merupakan salah satu alat untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang lebih cepat dibanding  anak yang kurang mendapat stimulasi. Pemberian stimulasi akan lebih efektif jika memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya.
Pada anak yang mampu berjalan dan berbicara akan senang melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap lingkungannya yang merupakan perwujudan dari motif kompetensinya. Motif ini dapat  diperkuat atau diperlemah oleh lingkungannya, melalui jumlah reaksi yang diberikan terhadap perilaku anak tersebut sehingga jika reaksi tersebut sering diberikan maka akan  mendorong anak mengulangi perilaku tersebut. Disamping itu anak akan mencoba menganalisis perilaku mana yang memberikan efek tertentu.  Dan meletakkan hubungan tertentu antara perilaku dan akibat yang ditimbulkan. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang responsif akan memperlihatkan perilaku eksploratif yang tinggi. Stimulasi verbal juga diperlukan pada tahap perkembanagn ini. Dengan penguasaan bahasa anak akan mengembangkan inisiatif atau idenya melalui pertanyaan yang akan mempengaruhi kemampuan kognitifnya. ( Soetjiningsih, 1998 )
2.3.2    Fungsi Bermain
1.      Membantu perkembangan sensorik dan motorik
Melalaui rangsangan sensorik dan motorik ini anak  akan beraktifitas untuk mengeksplorasi alam sekitarnya.
2.      Membantu perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif dapat dirangsang dengan permainan. Pada saat bermain anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami objek permainan, mampu membedakan khayalan dengan kenyataan, belajar warna, memahami bentuk ukuran.
3.      Meningkatkan sosialitas anak. Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, anak akan merasa senang dengan kehadiran orang lain, dan merasa ada teman dengan dunia yang sama. Disini akan timbul bermain peran pada anak seperti berpura - pura menjadi dokter, ibu atau guru.
4.      Meningkatkan kreativitas. Anak akan mencoba menciptakan sesuatu dari permainan dan mampu memodifikasi objek yang digunakan dalam permainan tersebut.
5.      Meningkatkan kesadaran diri bahwa dengan bermain anak akan belajar untuk mengeksplorasi tubuh dan merasaka kehadiran orang lain sebagai bagian dari individu yang saling berhubungan, anak akan belajar perilaku dan membandingkan dengan perilaku orang lain.
6.      Nilai terapeutik, uyaitu menjadikan anak lebih senang dan nyaman, dan memberiakn hiburan tersendiri pada anak.
2.3.3    Variasi atau Keseimbangan dalam Aktivitas Bermain
            Dalam bermain kita mengenal beberapa sifat bermain pada anak, diantaranya bersifat aktif dan pasif. Dikatakan aktif jika anak berperan aktif dalam permainan, memberikan rangsangan dan melaksanakannya, dan dikatakan pasif jika anak memberikan respon pasif terhadap permainan tersebut. Adapun macam - macam permaian berdasarkan hal tersebut dapat dikelompokkan yaitu:
1.      Bermain Afektif Sosial menunjukkan perasaan senang dalam berhubungan dengan orang lain. Sifat permainan ini adalah orang berperan aktif sedangkan anak hanya merespon terhadap stimulasi tersebut.  Respon seperti tersenyum dan tertawa ketika dipeluk oleh ibu.
2.      Bermain bersenang senang yaitu memberikan kesenangan kepada anak melalui objek yang ada sehingga anak merasa senang tanpa perlu adanya kehadiran orang lain, sifat ini bergantung pada stimulasi yang diberikan pada anak. Seperti main boneka, bola dll
3.      Bermain Keterampilan yaitu bermain dengan objek yang dapat melatih kemampuan keterampilan anak sehingga timbul kreatifitas dan terampil dalam segala hal seperti bermain bongkar pasang.
4.      Bermain Dramatik merupakan permainan memainkan peran dan berperilaku sebagai orang dewasa atau orang lain. Hal ini dapat dilakukan jika anak sudah bisa berkomunikasi dan mengenal kehidupan sosial. Seperti memainkan peran sebagai seorang ibu,  guru dll
5.      Bermain Menyelidiki. Macam permainan ini dengan memberikan stimulasi pada anak untuk berperan dalam menyelidiki sesuatu atau memeriksa dari alat permainan seperti mengocok untuk mengetahui isinya. Permainan ini bersifat aktif dan dapat mengembangkan kecerdasan anak.
6.      Bermain konstruksi yaitu bermain dengan menyusun suatu objek agar menjadi konstruksi yang benar seperti menyusun balok. Permainan ini bersifat aktif dan dapat merangsang kecerdasan anak.
7.      Permainan yaitu bermain dengan melibatkan teman sebaya dengan menggunakan beberapa peraturan permainan, seperti bermain ular tangga. Permainan ini bersifat aktif dan anak akan memberikan respon kepada temannya sesuai dengan jenis permainan dan akan menimbulkan rasa senang  dan mengembangkan kecerdasan emosional anak.
8.      Bermain Onlooker. Yaitu dengan melihat anak lain bermain tanpa harus mengikuti permainan tersebut. Walaupun termasuk pada permainan yang pasif tapi ini dapat menimbulkan rasa senang tersendiri bagi anak.
9.      Bermain sendiri/ soliter. Permainan sendiri yang dilakukan tanpa adanya stimulasi dari orang lain dan hanya terpusat pada permainannya.
10.  Bermain Paralel. Merupakan bermain secara sendiri tetapi di tengah-tengah anak lain yang sedang bermain, tetapi tidak ikut dengan kegiatan orang lain. Sifat permaianan yang aktif dan dan dapat menambah kemampuan anak dalam menyelesaikan tugas mandiri dalam kelompok tersebut.
11.  Bermain Asosiatif. Merupakan bermain yang aktif dan dilakukan secara bersama- sama dengan teman tetapi tidak terikat pada aturan permainan.
12.  Bermain Kooperatif. Merupakan bermain secara bersama dengan adanya aturan yang jelas sehingga adanya perasaan dalam kebersamaan sehingga terbentuk hubungan pemimpin dan pengikut.
Dalam bermain ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar aktivitas bermain dapat memberikan stimulasi yang baik untuk perkembangan anak yaitu:
·           Energi yang cukup bagi anak
·           Waktu untuk bermain. Dalam hal ini anak diberikan kebebasan waktu untuk bermain agar kemampuan dan kecerdasan anak bisa berkembang.
·           Alat permainan harus sesuai dengan umur dan taraf perkembangannya.
·           Ruangan atau tempat untuk bermain.
·           Pengetahuan cara bermain dapat diperoleh anak dengan mencoba-coba sendiri, meniru orang lain dan diberitahu orang lain.
·           Teman bermain baik orang tua, saudara, temannya. Anak yang bermain sendiri akan kehilangan kesempatan belajar dari teman-temannya. Sebaliknya kalau terlalu banyak teman maka akan menghilangkan kesempatan bagi anak untuk menghibur dirinya dan menemukan kebutuhannya.
2.3.4    Keuntungan Bermain
            Adapun keuntungan yang didapat anak dari bermain adalah :
·           Membuang ekstra energi, menghindari terjadinya penimbunan lemak dan obesitas serta berfungsi sebagia bentuk olahraga bagi.
·           Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh seperti tulang otot dan organ.
·           Aktivitas yang dilakukan dapat meningkatkan nafsu makan anak.
·           Anak belajar mengontrol diri.
·           Berkembangnya keterampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya
·           Meningkatkan daya kreativitas.
·           Mendapatkan kesempatan untuk menemukan arti dari benda yang ada disekitarnya.
·           Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan dan kekuatiran iri hati dan kedukaan
·           Kesempatan untuk belajar bergaul denagn anak lainnya
·           Kesempatan untuk menjadi pihak yang kalah dan menang sehingga mengajarkan anak untuk sportif
·           Kesempatan untuk belajar mengikuti aturan-aturan
·           Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya
2.3.5    Alat Permainan Edukatif ( APE )
Adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak disesuaikan dengan upaya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
·           Pengembangan aspek fisik yaitu kegiatan yang dapat menunjang dan merangsang pertumbuhan fisik anak.
·           Pengembangan bahasa dengan melatih berbicara menggunakan kalimat yang benar.
·           Pengembangan aspek kognitif yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk dan warna.
·           Pengembangan aspek sosial khususnya  dalam hubungannya dengan interaksi antara ibu  dan anak,  keluarga dan masyarakat.
APE bukan terfokus pada alat permainan yang di beli dan mahal tapi alat tradisional pun bisa dikategorikan APE jika memenuhi syarat:
1.      Alat permainan yang aman yaitu tidak membahayakan bagi anak baik dari segi bentuk, bahan, ukurannya.
2.      Ukuran dan beratnya harus sesuai dengan usia anak. Terlalu besar dan terlalu kecil akan menyulitkan anak. Begitu juga dengan beratnya. Jika terlalau berat akan menyulitkan anak untuk memindahkannya dan akan membahayakan jika alat tersebut terjatuh.
3.      Disain harus jelas yaitu punya ukuran, susunan dan warna tertentu serta jelas maksud dan tujuannya.
4.      Harus punya fungsi baik untuk perkembangan motorik, bahasa, kecerdasan dan sosialisasi.
5.      Harus dapat dimainkan dengan berbagai variasi. Tidak boleh terlau sulit sehingga membuat anak frustasi dan tidak juga terlalu mudah sehingga anak akan cepat bosan
6.      Sederhana dan menarik, jika bersuara  suara harus jelas.
7.      APE harus mudah diterima oleh semua kebudayaan dan bersifat umum.
8.      APE tidak mudah rusak, dan jika rusak mudah untuk diperbaik, tidak mahal, mudah didapat.
Contoh alat permainan balita dan perkembangan yang distimulasi:
1.    Pertumbuhan motorik kasar/ fisik: sepeda roda tiga, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali dll.
2.    Motorik halus: gunting , pensil, lilin, balok.
3.    Kecerdasan/ kognitif: buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio.
4.    Bahasa  : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV.
5.    Menolong diri sendiri : gelas plastik, piring, sendok, baju, sepatu, kaos kaki.
6.    Tingkah laku sosial: Alat permainan yang dapat dipakai bersama seperti coklak, kotak pasir, bola dan tali.
2.3.6    Kesalahan dalam Memilih Alat Permainan.
Beberapa kesalahan yang sering dibuat dalam memilih alat permainan:
1.    Orang tua memberikan banyak macam alat permainan sekaligus. Pada umumnya anak suka mengulang  - ulang permainan yang sama untuk beberapa waktu.
2.    Orang tua sering membeli alat permainan yang mereka pikir indah dan menarik, tetapi mereka tidak memikirkan apa yang akan dikerjakan oleh anak terhadap permainan tersebut.
3.    Banyak orang tua membayar mahal untuk alat permainan. Padahal alat permainana yang dibuat sendiri juga menyenangkan bagi anak.
4.    Alat permainan yang terlalu lengkap sehingga memberikan sedikit peluang bagi anak untuk mengeksplorasi.
5.    Alat permainan yang tidak sesuai dengan umur anak,  anak terlalu tua atau terlalu muda untuk alat permainan tersebut sehingga tujuan alat permainan tidak tercapai .
2.3.7    Cara Membantu  Anak Untuk Bermain
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar tujuan stimulasi dari alat permainan  bisa tercapai adalah :
1.      Alat permainan harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2.      Orang tua harus memperhatikan minat dan kemampuan anak.
3.      Memberikan kesempatan bagi anak untuk mengulang suatu permainan sampai anak benar- benar terampil sebelum meninggalkan permainan dan beralih pada permainan yang lain.
4.      Orang tua menjadi model bagi anak. Jika orang tua menyenangi permainan tersebut maka anak akan cenderung menyenangi.
5.      Orang tua harus mempelajari alat permainan  terlebih dahulu sebelum mengajarkan permainan tersebut kepada anak. Orang tua harus tau tujuan dari permaian itu terlebih dahulu sebelum mengajarkan pada anak.
6.      Jangan memaksa anak untuk bermain jika mereka tidak ingin bermain. Biarkan mereka melakukan sesuai dengan keinginan mereka sendiri.
7.      Hentikan permainan sebelum anak dan orang tua mulai bosan.
8.      Permainan tidak harus baru, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit.
9.      Orang tua menyediakan waktu untuk mengajak anaknya bermain. Melalui bermain bersama akan membuat orang tua lebih mengenal anak mereka.
10.  Berikan kesempatan bagi anak untuk bermain sendiri agar mereka bisa mengembangkan keterampilan untuk mandiri.
2.3.8    Jenis Alat Permainan Berdasarkan Kelompok Umur
·         Jenis alat permainan untuk Anak Usia 3-4 Tahun
Dalam penggunaan alat permainan pada anak tidaklah selalu sama dalam setiap usia tumbuh kembang melainkan berbeda hal ini dikarenakan setiap tahap usia tumbuh kembang anak selalu mempunyai tugas perkembangan yang berbeda sehingga dalam penggunaan alat harus memperhatikan tugas masing-masing umur tumbuh kembang.
Pada usia 3-4 tahun anak sudah mampu mengembangkan kreatifitasnya dan sosialisasinya sehingga sangat diperlukan permainan yang bertujuan :
1.         Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan
2.         Mengembangkan kemampuan berbahasa
3.       Mengembangkan kecerdasan
4.      Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah dan mengurangi.
5.      Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-pura ( sandiwara )
6.       Menumbuhkan sportifitas
7.      Membedakan benda dengan perabaan
8.      Mengembangkan kepercayaan diri dan kreativitas
9.      Mengembangkan koordinasi motorik ( melompat, memanjat, lari )
10.  Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
11.  Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya
12.  Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan.
13.  Memperkenalkan suasana kompetisi , gotong royong.
Menginjak usia 3-4 tahun, anak semakin kreatif. Mereka senang dengan aktivitas yang dilakukan orang dewasa. Mereka juga senang dengan mainan yang realistis yang mampu merangsang otaknya. Berdasarkan hal-hal tersebut,  maka diperlukan kesesuaian antara jenis mainan dengan tingkah lakunya.
Anak usia 3-4 tahun:
1)        Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
2)        Berjalan pada jari kaki
3)        Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
4)        Menggambar garis silang
5)        Menggambar orang (hanya kepala dan badan)
6)        Mengenal 2 atau 3 warna
7)        Bicara dengan baik
8)        Bertanya bagaimana anak dilahirkan
9)        Mendengarkan cerita-cerita
10)    Bermain dengan anak lain
11)    Menunjukkan rasa sayang kepada saudara saudaranya
12)    Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana
Pada dasarnya anak usia 3-4 tahun membutuhkan mainan yang memerlukan banyak gerak dan ketangkasan dan melatih kecerdasan mereka. Beberapa contoh mainan yang dianjurkan untuk anak usia 3-4 tahun, antara lain :
1.                Mainan kereta api
Mainan kereta api merupakan mainan yang menyenangkan di usia 3-4 tahun. Tidak hanya sekedar bermain, anak akan belajar bagaimana menyusun rangkaian rel kereta api, merangkai gerbong, meletakkan dan memungut kereta dari relnya serta memasang beberapa bangunan seperti stasiun, jembatan pepohonan dan lain sebagainya.
Jenis mainan ini akan merangsang otak dan motorik anak. Anak juga akan belajar memerankan sebagai masinis yang sedang mengendalikan laju kereta api. Sambil bermain, mengajaknya bernyanyi “Naik kereta api, tut.. tut.. tut.. siapa hendak ikut..” akan menambah keceriaan anak bermain.

2.             Mobil-mobilan
Hampir sama dengan mainan kereta api, mainan mobil-mobilan juga digemari anak di usia 3 tahun. Agar dapat merangsang perkembangan otaknya, pilihlah mobil-mobilan yang dilengkapi miniatur pengendara dan penumpangnya. Dengan begitu anak akan berdialog sendiri memerankan beberapa tokoh baik sebagai sopir maupun sebagai penumpang. 
Jenis mobil-mobilan yang sedang ngetren saat ini yaitu mobil transformer dimana mobil tersebut dapat berubah menjadi sebuah robot. Dengan mainan ini tentu anak akan semakin kreatif untuk mengutak-atik mengubah bentuk mobil menjadi robot. Lebih seru lagi jika Anda membelikan si kecil beberapa mobil transformer sehingga ia dapat bercerita lebih banyak dengan memerankan beberapa tokoh mobil transformer tersebut.
Jika halaman rumah cukup luas, membelikan mainan truk besar lengkap dengan ember dan sekop cukup mengasyikkan. Anak akan belajar bagaimana mengangkut pasir ke dalam truk dengan sekop. Kemudian dengan seutas tali yang diikatkan di truk, si kecil akan menariknya berjalan.

3.             Boneka
Bagi orang tua yang memiliki anak perempuan, membelikan boneka yang dapat berbicara tentu menjadi pilihan bijak. Adapun boneka yang cocok di usia ini yaitu boneka bayi yang masih sederhana. Melalui mainan ini kita dapat mengajarkan cara menggendong bayi, cara memandikan dan cara mengganti pakaian. Mainan ini dapat menjadi cara ampuh agar anak mempunyai rasa kasih sayang terhadap orang tua dan sesama.

4.             Sambung Kata
            Cara bermainnya mudah karena tidak membutuhkan batu apapun. Kita meminta anak untuk memulai menyebutkan satu kata kemudian disambung oleh anak yang lain dan begitu seterusnya.Sehingga dari satu kata akan terbentuk cerita yang panjang.Tujuan permainan ini untuk memperlancar kemampuan berbicara anak dan bermanfaat bagi pertumbuhan otak anak karena merangsang daya ingatnya
.
5.             Tebak Benda Dalam Kantong
            Permainan ini membutuhkan beberapa kantong yang tidak tembus pandang dan beberapa benda atau makanan yang ada di rumah.Seperti sisir, pensil, mobil-mobilan jeruk, penggaris dll.Benda tersebut dimasukkan kedalam kantong dan anak diminta untuk menutup matanya dan mengambil salah satu benda.Anak boleh, memegang, meraba, mencium  benda atau makanan tersebut kemudian menebaknya. Permainan ini dapat merangsang motorik hakus anak melalui kegiatan meraba benda dan melatih indera penciuman.

6.             Puzzle Sederhana
Puzzle sederhana ini bisa dibuat orang tua dirumah dengan menggunakan karton  dan gambar favorit anak.Gambar tersebut ditenpel pada karton dan dipotong menjadi beberapa bagian. Minta anak menyusun puzzle tersebut menjadi satu gambar yang utuh.

7.             Bermain bola
            Yaitu melempar, menendang dan menangkap bola. Hal ini dimaksudkan untuk melatih motorik kasar anak serta juga melatih konsentrasi dan penglihatannya.
8.             Mengingat bermacam jenis benda.
            Permainan dimulai oleh ibu atau ayah dengan meletakkan berbagai macam jenis benda  atau makanan dan biarkan anak untuk melihat dan memegang. Minta anak untuk mengingat benda yang dilihatnya. Kemudian minta anak menutup benda tersebut dengan kain. Kemudian berikan satu lembar kertas dan minta anak untuk menggambarkan benda yang dilihatnya. Permainan ini dapat melatih daya konsentrasi dan indera penglihatan anak. Bila permainan dilakukan berkelompok maka akan dapat melatih anak untuk bekerja sama.

9.       Susun gelang besar, gelas plastik, atau kardus kotak yang berwarna mencolok. Tu juannnya untuk mengenalkan warna  dan melatih anak untuk mampu menyusun gelang dari yang kecil ke yang besar atau sebaliknya.

10.   Menggambar, mewarnai, melipat dan mengelem kertas
            Minta anak untuk menggambarkan benda apa saja yang disukainya. Untuk mewarnai minta anak untuk mewarnai gambar  dengan hati-hati agar tidak keluar garis gambarnya. Tujuannya adalah untuk melatih motorik halus dan melatih konsentrasinya.

11.    Patung Musik
            Permainan ini membutuhkan musik dari radio, tape , atau TV. Minta anak untuk berjoged jika musik berbunyi dan berhenti serta mempertahankan posisi kaku seperti patung  jika musik dimatikan dan diulang lagi jika musik diputar kembali. Tujuan adalah untuk melatih konsentrasi dan kreativitasnya.



  
BAB III
PENUTUP

3.1              Kesimpulan
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluluer, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan merupakan proses bertambahnya kemampuan ( skill ) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/  individu. Kedua peristiwa terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Kebutuhan akan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan balita. Dalam pemilihan sumber makanan, harus tepat serta lengkap  dan mencukupi  kebutuhan energi balita tersebut.
Bermain bagi anak sangat penting dalam tumbuh kembangnya. Karena melalui bermain banyak keuntungan yang diperoleh tidak saja terhadap pertumbuhan fisik anak tapi juga terhadap perkembangan mental dan sosial anak, sehingga diperlukan ketepatan dalam memilih alat permainan yang disesuaikan dengan tumbuh kembang anak tersebut.
3.2       Saran
1.      Bagi orang tua khususnya, masyarakat umumnya dalam memenuhi nutrisi balita harus disesuaikan dengan kebutuhan nutrisinya serta  dalam memilih alat permainan  sebagai alat untuk stimulasi tumbuh kembang anak, hendaklah dipilih alat-alat bermain yang tidak hanya menyenangkan anak tetapi juga harus bermanfaat dalam mengoptimalkan tumbuh kembangnya.
2.      Bagi tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan bertugas untuk memberikan penyuluhan yang tepat  terkait pertumbuhan dan perkembangan balita, khususnya yang berkenaan dengan nutrisi dan pemilihan alat permainan untuk balita.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2007. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Depkes RI.
Hidayat, Aziz Alimul.2004. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1.Surabaya: Balai Penerbit:  FKUA.
Markum.1999. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Soetjiningsih.1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

2 komentar:

  1. Infonya bermanfaat banget :) Selain menjelaskan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan anak, permainan yang tepat untuk anak pun dijelaskan juga. Lengkap banget. Terima kasih infonya :)

    Resep Sehat Pudding Coklat Untuk Anak

    BalasHapus