CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 23 Desember 2013

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA INFEKSI TALI PUSAT



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Tali pusat merupakan tempat yang sangat ideal untuk tumbuhnya bakteri, oleh karena itu pencegahan infeksi bakteri merupakan tindakan utama yang harus dilaksanakan dalam perawatan tali pusat. Menjaga agar tali pusat selalu kering dan bersih merupakan prinsip utama. Tujuan penelitian: Mengetahui peran alkohol 70%, povidon-iodine 10% dan kasa kering steril dalam pencegahan infeksi pada perawatan tali pusat.
Metoda: telah dilakukan penelitian pemberian alkohol 70 %, povidon-iodin 10 %, serta kasa kering steril, dalam perawatan tali pusat pasca pemotongan untuk mencegah terjadinya infeksi, serta membandingkan lama lepasnya tali pusat. Penelitian dilaksanakan di Ruang Neonatalogi Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Ulin/FK UNLAM Banjarmasin. Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan 12 kali atau sampai tali pusat lepas.
Hasil: dari tiga jenis perlakuan tidak didapatkan tanda-tanda adanya infeksi tali pusat demikian pula lama lepasnya tali pusat tidak terdapat perbedaan yang bermakna (alkohol 70 %: 7,33 hari, povidon-iodine: 10 %: 7,25 hari, dan kasa kering sterijl: 6,42 hari).
Kesimpulan: dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa perawatan tali pusat dengan menggunakan alkohol 70%, povidone-iodine 10% dan kasa kering steril dapat mencegah terjadinya infeksi tali pusat dan tidak berpengaruh terhadap lama lepasnya tali pusat. Namun bila dipandang dari segi ekonomi perawatan tali pusat dengan kasa kering steril dinilai lebih ekonomis dibandingkan perawatan tali pusat dengan menggunakan alkohol 70% dan povidone-iodine 10%.



1.2    Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah
a.       Menjelaskan defenisi dari infeksi tali pusat
b.      Menjelaskan faktor-faktor penyebab infeksi talipusat
c.       Menjelaskan tanda dan gejala infeksi talipusat
d.      Menjelaskan metode pencegahan dan penanganan infeksi talipusat











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1     Pengertian Infeksi Tali Pusat
Tali pusat adalah bagian yang sangat penting bagi kehidupan janin, oleh karena melalui alat ini janin dengan mudah mendapatkan oksigen dan makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya serta mengeluarkan karbondioksida dan bahan yang diperlukan. (A. H. Markum,1991). Sumber yang lain, tali pusat adalah suatu bagian yang merentang dari pusat janin ke URI bagian permukaan janin, panjangnya rata-rata 50-55 cm, sebesar jari. Terdiri dari 2 arteri umbilicalis dan 1 versa umbilicalis serta jelly wherton.(Rustam Mochtar, 1998)
Tali pusat merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan pada bayi yang baru lahir. Bayi yang baru lahir kurang lebih dua menit akan segera di potong tali pusatnya kira-kira dua sampai tiga sentimeter yang hanya tinggal pada pangkal pusat (umbilicus), dan sisa potongan inilah yang sering terinfeksi Staphylococcus aereus,pada ujung tali pusat akan mengeluarkan nanah dan pada sekitar pangkal tali pusat akan memerah dan disertai edema (Musbikin, 2005).
Pada keadaan infeksi berat, infeksi dapat menjalar hingga ke hati (hepar) melalui ligamentum (falsiforme) dan menyebabkan abses yang berlipat ganda. Pada keadaan menahun dapat terjadi granuloma pada ocalti (Prawirohardjo, 2007). Infeksi tali pusat adalah suatu penyakit toksemik akut yang disebabkan oleh clostridium tetani dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran (Mieke, 2006).

2.2     Faktor-faktor penyebab infeksi tali pusat
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi tali pusat pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :
a.      Faktor kuman
Staphylococcus aereus ada dimana-mana dan didapat pada masa awal kehidupan hampir semua bayi, saat lahir atau selama masa perawatan. Biasanya Staphylococcus aereus sering dijumpai pada kulit, saluran pernafasan, dan saluran cerna terkolonisasi. Untuk pencegahan terjadinya infeksi tali pusat sebaiknya tali pusat tetap dijaga kebersihannya, upayakan tali pusat agar tetap kering dan bersih, pada saat memandikan di minggu pertama sebaiknya jangan merendam bayi langsung ke dalam air mandinya karena akan menyebabkan basahnya tali pusat dan memperlambat proses pengeringan tali pusat. Dan masih banyak penyebab lain yang dapat memperbesar peluang terjadinya infeksi pada tali pusat seperti penolong persalinan yang kurang menjaga kebersihan terutama pada alat-alat yang digunakan pada saat menolong persalinan dan khususnya pada saat pemotongan tali pusat. Biasakan mencuci tangan untuk pencegahan terjadinya infeksi (Danuatmadja, 2008).
b.Proses persalinan
Persalinan  yang  tidak  sehat  atau  yang  dibantu  oleh  tenaga  non medis, terjadi   pada saat memotong tali pusat menggunakan  alat yang tidak steril dan tidak diberikan obat antiseptik. Untuk  perawatan  tali  pusat  juga  tidak  lepas  dari  masih  adanya tradisi   yang   berlaku  di masyarakat.
c. Faktor tradisi
Untuk perawatan tali pusat juga tidak lepas dari masih adanya tradisi yang berlaku di sebagian masyarakat misalnya dengan memberikan berbagai ramuan-ramuan atau serbuk-serbuk yang dipercaya membantu mempercepat kering dan lepasnya potongan tali pusat. Ada yang mengatakan tali pusat bayi itu harus diberi abu-abu pandangan seperti inilah yang seharusnya tidak boleh dilakukan karena justru dengan diberikannya berbagai ramuan tersebut kemungkinan terjangkitnya tetanus lebih besar biasanya penyakit tetanus neonatorum ini cepat menyerang bayi, pada keadaan infeksi berat hanya beberapa hari setelah persalinan jika tidak ditangani biasa mengakibatkan meninggal dunia (Mieke, 2006).

2.3 Klasifikasi
a.  Infeksi tali pusat lokal atau terbatas
Jika tali pusat bengkak, mengeluarkan nanah, atau berbau busuk, dan di  sekitar tali pusat kemerahan dan pembengkakan terbatas pada  daerah kurang dari 1 cm  di sekitar  pangkal tali pusat  lokal  atau terbatas.
b. Infeksi tali pusat berat atau meluas
Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm atau kulit di sekitar tali pusat bayi mengeras dan memerah serta bayi mengalami pembengkakan perut, disebut sebagai infeksi tali pusat berat atau meluas.

2.4 Tanda dan gejala infeksi tali pusat.
Tanda-tanda yang perlu dicurigai oleh orang tua baru adalah apabila timbul bau menyengat dan terdapat cairan berwarna merah darah atau oca juga berbentuk nanah di sisa tali pusat bayi. Hal tersebut menandakan sisa tali pusat mengalami infeksi, lekas bawa bayi ke klinik atau rumah sakit, karena apabila infeksi telah merambat ke perut bayi, akan menimbulkan gangguan serius pada bayi (Febrina, 2009) .
Manifestasi kebanyakan infeksi staphylococcus pada ocalt adalah tidak spesifik, bakteremia tanpa kerusakan jaringan setempat dikaitkan dengan berbagai tanda, berkisar dari yang ringan sampai dengan keadaan yang berat. Distress pernafasan, apnea, bradikardia, abnormalitas saluran cerna, masalah termoregulasi, adanya perfusi yang buruk, dan disfungsi serebral merupakan hal umum. Infeksi spesifik yang disebabkan oleh staphylococcus aereus meliputi pneumonia, efusi pleural, meningitis, endokarditis, omfalitis, abses, dan osteomielitis (Susan Kelin, 2009).
Bayi yang terinfeksi tali pusatnya, pada tempat tersebut biasanya akan mengeluarkan nanah dan pada bagian sekitar pangkal tali pusat akan terlihat merah dan dapat disertai dengan edema. Pada keadaan yang berat infeksi dapat menjalar ke hati (hepar) melalui ligamentum falsiforme dan menyebabkan abses yang berlipat ganda. Pada keadaan menahun dapat terjadi granuloma  pada  umbilikus(Prawirohardjo, 2007).
Jika tali pusat bayi bernanah atau bertambah bau, berwarna merah, panas, bengkak, dan ada area lembut di sekitar dasar tali pusat seukuran uang logam seratus rupiah, ini merupakan tanda infeksi tali pusat (Sean, 2009).

2.5 Komplikasi pada infeksi tali pusat
·         Terjadi kenaikan suhu badan / febris
·         Menurunnya nafsu makan
·         Sulit tidur
·         Demam tinggi
·         Trombosit vena porta
·         Abses hepar
·         Syok septic
·         Tetanus neomatorum
·         Kematian

2.6  Pencegahan dan penanganan infeksi tali pusat
      a.Pencegahan
Untuk pencegahan awal tetanus dapat diberikan pada calon pengantin dengan harapan bila setelah menikah dan hamil tubuhnya sudah punya antitoksin tetanus yang akan ditransfer ke janin melalui plasenta. Seorang wanita yang sudah diimunisasi tetanus 2 kali dengan interval 4-6 minggu diharapkan mempunyai kekebalan terhadap tetanus selama tiga tahun imunisasi TT diberikan juga pada ibu hamil, diberikan 2 kali pada trimester kedua dengan interval waktu 4-6 minggu diharapkan dapat memberikan kekebalan selama tiga tahun sehingga jika si ibu hamil kurun waktu tiga tahun itu tidak diberikan imunisasi TT atau satu kali saja imunisasi sudah cukup (Erikania, 2007).
Agar tali pusat tidak terinfeksi, perlu dilakukan inspeksi tali pusat, klem dilepas, dan tali pusat diikat dan dipotong dekat ocalti kurang dari 24 jam setelah bayi lahir. Ujung dari potongan diberikan krim klorheksidin untuk mencegah infeksi pada tali pusat, dan tidak perlu dibalut dengan kasa dan dapat hanya diberi pengikat tali pusat atau penjepit tali pusat yang terbuat dari ocal (Penny, 2008).
Dalam keadaan normal, tali pusat akan lepas dengan sendirinya dalam waktu lima sampai tujuh hari. Tapi dalam beberapa kasus oca sampai dua minggu bahkan lebih lama. Selama belum pupus, tali pusat harus dirawat dengan baik. Agar tali pusat tidak infeksi, basah, bernanah, dan berbau. Bersihkan tali pusat bayi dengan sabun saat memandikan bayi. Keringkan dengan handuk lembut. Olesi dengan ocal 70%. Jangan pakai betadine, karena yodium yang dikandung betadine dapat masuk ke peredaran darah bayi dan menyebabkan gangguan pertumbuhan kelenjar gondok. Biarkan terbuka hingga kering, dapat dibungkus dengan kasa steril. Jangan mengolesi tali pusat dengan ramuan atau menaburi bedak, karena dapat menjadi media yang baik bagi tumbuhnya kuman, termasuk kuman tetanus (Wartamedika, 2006).
Untuk penggantian popok, sebaiknya popok yang telah basah segera diganti untuk menghindari iritasi tali pusat, area tali pusat jangan ditutup dengan popok atau celana ocal dan bila bayi menggunakan popok langsung pakai saja (Sean, 2009).
Pencegahan pada infeksi tali pusat dapat dilakukan dengan perawatan tali pusat yang baik. Jika di tempat perawatan bayi banyak penyebab infeksi dengan staphylococcus aereus maka perawatan tali pusat dapat dilakukan sebagai berikut :
1)      Setelah tali pusat dipotong, ujung tali pusat diolesi dengan tincture jodii.
2)      Tangkai tali pusat / pangkal tali pusat dan kulit di sekeliling tali pusat dapat diolesi dengan triple-dye (triple dye ini adalah campuran brilliant green 2,29 g, prylapine bemisulfate 1,14 g, dan crystal violet 2,29 g yang dilarutkan dalam satu liter air), jika obat-obat ini tidak ada dapat pula digantikan dengan merkurokrom.
3)      Atau tali pusat cukup ditutupi dengan kasa steril dan diganti setiap hari (Prawirohardjo, 2007).



b.  Penanganan
Infeksi pada bayi dapat merupakan penyakit yang berat dan sangat sulit diobati. Jika tali pusat bayi terinfeksi oleh Staphylococcus aereus, sebagai pengobatan local dapat diberikan salep yang mengandung neomisin dan basitrasin. Selain itu juga dapat diberikan salep gentamisin. Jika terdapat granuloma, dapat pula dioleskan dengan larutan nitras argenti 3% (Prawirohardjo, 2007).
1)        Infeksi tali pusat local atau terbatas
Jika tali pusat bengkak, mengeluarkan nanah, atau berbau busuk, dan di sekitar tali pusat kemerahan dan pembengkakan terbatas pada daerah ≤ 1 cm di sekitar pangkal tali pusat local atau terbatas. Cara penanganannya :
a.       Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang atau membersihkan tali pusat, untuk mencegah berpindahnya kuman dari tangan.
b.      Bersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik (misalnya klorheksidin atau iodium povidon 2,5%) dengan kain kassa yang bersih.
c.       Olesi tali pusat pada daerah sekitarnya dengan larutan antiseptik (misalnya gentian violet 0,5% atau iodium povidon 2,5%) delapan kali sehari sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat. Anjurkan bayi melakukan ini kapan saja bila memungkinkan.
d.      Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm, obati seperti infeksi tali pusat berat atau meluas.
2)          Infeksi tali pusat berat atau meluas
Jika kulit di sekitar tali pusat merah dan mengeras atau bayi mengalami distensi abdomen, obati sebagai tali pusat berat atau meluas. Cara penanganannya :
a.       Ambil sampel darah dan kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan sensivitasi.
b.      Beri kloksasilin per oral selama 5 hari.
c.       Jika terdapat pustule / lepuh kulit dan selaput ocal.
d.      Cari tanda-tanda sepsis.
e.       Lakukan perawatan umum seperti dijelaskan untuk infeksi tali pusat.
BAB III
MANAJEMEN KEBIDANAN

3.1     Data Subjektif
1. Identitas Pasien
Nama bayi           :  Untuk memudahkan dalam memanggil
Umur                   :  -
Jenis Kelamin      :  -
Anak ke               :  -
Nama orang tua
Nama Ibu            :  Untuk memudahkan memanggil
Agama                 :  -
Umur                   :  Untuk mengetahui tergolong RESTI atau tidak
Pendidikan          : Memudahkan dalam memberikan KIA
Pekerjaan             :  Mengetahui tingkat ekonomi sosial
Alamat                 : Memudahkan untuk melakukan kunjungan rumah dan untuk mengetahui pengaruh lingkungan
2.Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahwa bayinya panas sudah 2 hari, dan pada sekitar tali pusat tampak kemerahan dan tali pusat tampak basah, serta bayi rewel.

3.Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a.Riwayat Prenatal
Riwayat pemeriksaan antenatal care selama hamil.
b.Riwayat Natal
Mengetahui riwayat atau proses kelahiran bayi.

4.Pola kebiasaan sehari-hari
a.Pola nutrisi 
Frekuensi pemberian ASI dan atau susu formula. (normal 60 cc / kg BB setiap 2 jam)
b.Pola eliminasi
Banyaknya atau frekuensi dan konsistensi BAK dan BAB bayi baru lahir.
c.Pola istirahat
Pada bayi dengan infeksi tali pusat mengalami gangguan istirahat akibat nyeri atau peningkatan suhu tubuh. (N : 16-18 jam / hari)
d.Pola aktivitas
Bayi mengalami penurunan pola aktivitas karena adanya gangguan pada tubuh bayi
e.Riwayat psikologi
Ibu merasa khawatir dengan keadaan bayinya.
3.2 Data Obyektif
1.   Pemeriksaan umum
Keadaan umum               :    lemah
Kesadaran                       :    composmentis
Kemampuan menghisap :     lemah
BB                                   :   menurun             N : 2500 – 400 gram
Suhu                                :   lebih tinggi  N : 36o – 37o C
Nadi                                :   lebih cepat N : 120 – 150 kali / menit
2.   Pemeriksaan Fisik
a.  Inspeksi
Kepala   :    Simetris, tidak ada kaput, tidak ada chepal Hematoma dan tidak ada kelainan pada kepala.
Muka     :    Bentuk simetris, warna muka tidak pucat
Mata      :    Simetris, tidak ada perdarahan, konjungtiva tidaj pucat, dan tidak ada kelainan pada mata.
Telinga   :    Simetris, sedikit ada secret, tidak ada pengeluaran cairan, tidak ada kelainan lain pada telinga.
Bibir & mulut :           Bentuk simetris, warna bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada kelainan pada bibir.
Lehar     :    Simetris, tidak terdapat pembesran tyroid, vena jugularis, serta tidak ada benjolan.
Dada&payudara          :           Bentuk simetris antara kanan dan kiri, dan tidak ada benjolan pada payudara.
Perut      :    Sekitar tali pusat berwarna kemerahan, tali pusat tampak basah, bentuk abdomen simetris, tidak ada kelainan pada abdomen, terdapat bising usus.
Genetalia    :    Bersih, labia mayora sudah menutupi labia minora
Ekstremitas      :           Tidak ada kelainan pada ekstremitas
b.  Palpasi
Leher            :    Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis, dan kelenjar limfe.
Dada             :    Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
Abdomen     :    Tidak ada pembesaran perut
Ekstremitas   :    Tidak ada odema.
c.  Auskultasi
Dada             :    ronkhi ( - ), Whezing ( - )
d.Perkusi
tidak dilakukan.

3.3 Assesment
Bayi Ny... usia ..... hari dengan infeksi tali pusat.

3.4 Planning
a.   Komunikasi terapeutik pada keluarga
R/  Ibu dan keluarga lebih kooperatif dalam tindakan dan menambah pengetahuan ibu dan keluarga tentang perawatan tali pusat yang benar
b.   Cuci tangan sebelum dan sesudah melakuan tindakan
R/ Pencegahan infeksi dan dapat membunuh kuman 80 %
c.   Melakukan pemeriksaan TTV
R/ Menjadi parameter deteksi dini adanya infeksi.
d.   Pemberian serbuk antibiotic pada tali pusat
R/  Untuk membunuh kuman penyebab infeksi
Antibiotic yang diberikan yaitu tingtura jodi, Triple- dye campuran dan brilliant green 2.29 gr , provaline bemisulfat 1.14gr Crystal violet 2.29 gr dalam satu liter air 
e.   Pantau tali pusat 30 menit setelah perawatan ulang
R/ deteksi dini infeksi yang semakin luas
f.    Menjelaskan tanda-tanda infeksi pada ibu
R/  untuk mengetahui lebih dini infeksi yang semakin luas.
g.   Mengajarkan perawatan tali pusat secara benar dengan cara inspeksi keadaan tali pusat terlebih dahulu sebelum dimandikan,apakah ada tanda-tanda infeksi dan dikeringkan serta diberi kasa steril kering
R/ Perawatan tali pusat yang benar akan mencegah infeksi tali pusat pada bayi
i.    Merujuk
R/ agar mendapatkan penanganan yang intensif
j.    Kolaborasi dengan dokter.
R/ faktor / fungsi dependent










BAB IV
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Tali pusat adalah bagian yang sangat penting bagi kehidupan janin, oleh karena melalui alat ini janin dengan mudah mendapatkan oksigen dan makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya serta mengeluarkan karbondioksida dan bahan yang diperlukan.
3.2 Saran
a. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan yaitu bidan maupun dokter diharapkandapat meningkatkan taraf kesehatan masyarakat khususnya pada bayi, halyang dapat dilakukan adalah meningkatkan pelayanan kesehatankhususnya dalam mengembangkan pendidikan kesehatan (penyuluhan)bagi masyarakat sebagai upaya menurunkan angka kematian bayi (AKB).
b.       Bagi Ibu
Diharapkan ibu post partum dapat meningkatkan motivasi untukmencegah terjadinya infeksi tali pusat pada bayi yang baru lahir, hal yangdapat dilakukan adalah dengan mencari informasi yang sebanyakbanyaknyamengenai cara perawatan tali pusat yang benar, khususnyakepada dokter, bidan ataupun tenaga kesehatan yang lain.





DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Richard. Vaughan, Victor. 1992. Ilmu Kesehatan Anak jilid 3. Jakarta ; Penerbit buku kedokteran EGC.
Danuatmaja. 2008. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta ; Puspaswara.
Prawiroharjo, Sarwono. 2001. Ilmu Kebidanan. Jakarta ;Penerbit buku kedokteran EGC.
Saiffudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta. YBPSP
Markum. 1991. IKA Jilid :1. Jakarta. FKUI
Mochtar, Rustam. 1998. Synopsis Obstetric. Jakarta. EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC
Jumiarni. 1995. Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta. EGC Farrer, Helen. 2001 Perawatan Maternal- Jakarta. EGC

1 komentar: