CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 23 Desember 2013

GIZI NUTRISI DAN JENIS PERMAINAN UNTUK BAYI 0-6 BULAN



BAB 1
PENDAHULUAN


1.1.       Latar Belakang
Kondisi otak dan fisik anak dikemudian hari tergantung dari jenis dan jumlah makanan yang diberikan kepadanya sejak dalam kandungan hina masa kanak-kanak dan tergantung bagaimana cara melatih atau merangsang perkembangannya. Kebutuhan bayi akan gizi tergolong “istimewa” sebagai bekalnya kelak dikemudian hari. Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi dan anak boleh dikatakan penting sekali. Hal ini disebabkan untuk menciptakan generasi masa datang yang lebih baik, peran ibu dalam merawat bayi dan anak menjadi faktor penentu. Peran ibu yang paling penting dimulai setelah bayi lahir sampai usia 6 bulan, karena dalam masa ini dimulainya awal pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pada bayi usia 0-6 bulan hanya membutuhkan ASI sebagai nutrisi pertamanya.
Meskipun manfaat memberikan ASI Eksklusif dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak telah diketahui secara luas, namun kesadaran Ibu untuk memberikan ASI Eksklusif di Indonesia, baru sebesar 14 persen saja, itu pun diberikan hanya sampai bayi berusia empat bulan, demikian siaran pers UNICEF yang diterima Antara di Jakarta, Selasa 29 maret 2011. Selain itu UNICEF juga menyebutkan bahwa ketidak tahuan ibu tentang pentingnya ASI, cara menyusui dengan benar, serta pemasaran yang dilancarkan secara agresif oleh para produsen susu formula, merupakan faktor penghambat bagi terbentuknya kesadaran orang tua didalam memberikan ASI Eksklusif.
Sedangkan menurut data Riskesdas 2010 tingkat pemberian ASI Eksklusif di Indonesia yang masih tergolong sangat rendah yaitu baru 15,3% bayi yang mendapat ASI Eksklusif hingga enam bulan, sehingga tingkat pemberian Non ASI Eksklusif di Indonesia justru semakin meningkat.
Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas sumber daya manusia secara umum.Demikian pula dengan memberikan ASI sedini mungkin segera setelah lahir, merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang bagi anak.
Sehubungan dengan hal di atas akan dibahas lebih lanjut tentang pentingnya penyuluhan tentang kebutuhan makan atau nutrisi pada bayi umur 0-6 bulan dan jenis stimulus berdasarkan tahap pertumbuhan dan perkembangan. Sehingga ibu tahu dan mau memberikan nutrisi dan menstimulasi perkembangan bayinya dengan baik dan tepat. Dan menciptakan generasi bangsa yang sehat dan cerdas.

1.2.       Rumusan Masalah
1.    Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 0-6 bulan ?
2.    Bagaimana kebutuhan nutrisi untuk bayi usia 0-6 bulan ?
3.    Bagaimana kebutuhan akan stimulus untuk tahap perkembangan bayi usia 0-6 bulan ?

1.3.       Tujuan
1.    Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 0-6 bulan
2.    Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi untuk bayi usia 0-6 bulan
3.    Untuk mengetahui kebutuhan akan stimulus untuk tahap perkembangan bayi usia 0-6 bulan

1.4.       Manfaat
1.    Memberi informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 0-6 bulan
2.    Memberi informasi mengenai kubutuhan nutrisi untuk bayi usia 0-6 bulan
3.    Memberi informasi mengenai kebutuhan akan stimulus untuk tahap perkembangan bayi usia 0-6 bulan.





BAB 2
PEMBAHASAN


2.1         Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Usia 0-6 Bulan
2.1.1   Konsep Tumbuh Kembang
Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh secara kuantitatif dan dapat diukur. Perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Wong, 2000).
Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, terdapat dua peristiwa, yaitu peristiwa percepatan dan perlambatan. Peristiwa tersebut akan berlainan dalam satu organ tubuh. Peristiwa percepatan dan perlambatan tersebut merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh namun masih bsaling berhubungan satu dengan lainnya, misalnya terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, dan ukuran tingkat sel maupun organ pada individu serta perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek social, emosional, dan intelektual (Hidayat, 2008).
Pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi mulai dari pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, intelektual, maupun emosional. Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa perubahan ukuran besar kecilnyafungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh (Behrman, 2000).

2.1.2   Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan
Secara umum, pertumbuhan dan perkembangan memiliki beberapa prinsip dalam prosesnya. Prinsip tersebut dapat menentukan ciri atau pola dari pertumbuhan dan perkembangan setiap anak. Prinsip-prinsip tersebut menurut Narendra (2002) antara lain:
1.    Proses pertumbuhan dan perkembangan sangat bergantung pada aspek kematangan susunan syaraf pada manusia, dimana semakin sempurna atau kompleks kematangan saraf maka semakin sempurna pula proses pertumbuhan dan perkembangannya yang terjadi mulai dari proses konsepsi hingga dewasa.
2.    Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap individu adalah sama, yaitu mencapai proses kematangan, meskipun dalam proses pencapaian tersebut tidak memiliki kecepatan yang sama antara individu yang satu dengan yang lain.
3.    Proses pertumbuhan dan perkembangan memiliki pola khas yang dapat terjadi mulai dari kepala hingga seluruh bagian tubuh atau juga mulai dari kemampuan yag sederhana hingga mencapai kemampuan yang lebih kompleks sampai mencapai kesempurnaan dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan.

2.1.3   Pola Pertumbuhan dan Perkembangan
Pola pertumbuhan dan perkembangan merupakan peristiwa penting yang terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang dapat mengalami percepatan maupun perlambatan yang saling berhubungan antara satu organ dengan organ yang lain. Menurut Hidayat (2008), dalam peristiwa tersebut akan mengalami perubahan pada pola pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya:
1.    Pola pertumbuhan fisik terarah
Pada pola ini ada 2 prinsip atau hukum perkembengan, yaitu : prinsip cephalocaudal  dan  proximodistal. Prinsip cephalocaudal  dan  head to tail direction, pola pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari kepala, ditandai perubahan ukuran kepala yang lebih besar, kemudian berkembang kemampuan menggerakkan lebih cepat dengan menggelengkan kepala dilanjutkan bagian ekstremitas lengan, tangan dan kaki. Pola proximodistal atau  near to far direction, dimulai dari menggerakkan anggpta gerak paling dekat dengan pusat kemudian menggerakkan anggota gerak lebih jauh kearah bagian tepi, seperti menggerakkan anggota gerak lebih jauh kearah bagian tepi, seperti menggerakkan bahu dahulu baru mengerakkan jari-jari.
2.    Pola perkembangan dari umum ke khusus  atau  mass to specific atau to complex
Pada pola perkembangan ini, anak lebih dahulu mampu menggerakkan daerah yang lebih umum (sederhana) ke bagian yang lebih umum melambaikan tangan baru memainkan jari-jari.


3.    Pola  perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan.
Pada pola ini perkembangan anak dibagi menjadi 5 tahapan, yaitu : masa pra lahir, masa neonates, masi bayi, masa anak dan masa  remaja.
4.    Pola perkembangan dipengaruhi kematangan dan latihan. Terdapat masa kritis, yaitu saat yang siap menerima sesuatu dari luar untuk mencapai kematangan dapat disempurnakan dengan rangsangan yang tepat.

2.1.4   Tahapan Tumbuh Kembang Bayi 0-6 Bulan
Pertumbuhan dan perkembangan bayi setelah lahir (masa postnatal) diawali dengan masa neonatus (0-28 hari). Masa ini merupakan masa terjadinya kehidupan yang baru dalam ekstrauteri, yaitu adanya proses adaptasi semua sistem organ tubuh. Proses adaptasi dari organ tersebut dimulai dari aktivitas pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan 35-50 kali/menit, penyesuaian denyut jantung antara 120-160 kali/menit dengan ukuran jantung lebih besar apabila dibandingkan dengan rongga dada. Selanjutnya terjadi aktivitas (pergerakan bayi) yang mulai meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi, seperti menangis, memutar-mutar kepala, menghisap, dan menelan. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi (tahap pertama) antara usia 1-12 bulan dapat berlangsung secara terus menerus terutama dalam peningkatan susunan saraf pusat.
1.    Pertumbuhan Bayi 0-6 Bulan
a.       Berat Badan
Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua, yaitu usia 0-6 bulan dan usia 6-12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan, pertumbuhan berat badan akan mengalami penambahan setiap minggu sekitar 140-200 gram dan berat badannya akan menjadi dua kali berat badan lahir pada akhir bulan ke-6.
b.      Tinggi Badan
Pada usia 0-6 bulan, bayi akan mengalami penambahan tinggi badan sekitar 2,5 cm setiap bulannya.
c.       Lingkar Kepala
Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan sangan cepat sekitar enam bulan pertama, yaitu 35-43 cm. Pada usia-usia selanjutnya, pertumbuhan lingkar kepala mengalami perlambatan.
d.      Gigi
Pertumbuhan gigi pada masa tumbuh kembang banyak mengalami perubahan mulai dari pertumbuhan hingga penanggalan. Pertumbuhan gigi terjadi di dua bagian, yaitu bagian rahang atas dan bagian rahang bawah. Pertumbuhan gigi pada bayi 0-6 bulan yang bisa terjadi yaitu pertumbuhan gigi bagian rahang bawah yaitu gigi insisi sentral pada usia 6-10 bulan. Sedangkan pertumbuhan gigi bagian rahang atas baru terjadi pada usia 8 bulan ke atas (Hidayat, 2008).
e.       Organ Penglihatan
Perkembangan organ pengelihatan dapat dimulai pada saat lahir. Sudah terjadi perkembangan ketajaman penglihatan antara 20/100, adanya refleks pupil dan kornea, memiliki kemampuan fiksasi pada objek yang bergerak dalam rentang 45 derajat, dan bila tidak bergeraks sejauh 20-25 cm. Pada usia 1 bulan bayi memiliki perkembangan, yaitu adanya kemampuan melihat buntuk mengkikuti gerakan dalam rentang 90 derajat, dapat melihat orang secara terus menerus, dan kelenjar air mata sudah mulai berfungsi. Pada usia 2-3 bulan, memiliki penglihatan perifer hingga 180 derajat. Pada usia 4-5 bulan kemampuan bayi untuk memfiksasi sudah pada gambatan 1,25 cm, dapat mengenali botol susu, melihat tangan saat duduk atau terbaring, melihat bayangan di cermin, dan mampu mengakomodasi objek. Usia 5-7 bulan dapat menyesuaikan posturuntuk melihat objek, mampu mengambangkan warna kesukaan kuning dan merah, menyukai rangsangan visual kompleks, serta mengambangkan koordinasi mata dan tangan.
f.       Organ Pendengaran
Perkembangan pada pendengaran dapat dimula pada saat lahir. Setelah lahir, bayi sudah dapat berespon terhadap bunyi yang keras dengan refleks. Pada usia 2-3 bulan mampu memalingkan kepala ke samping bila bunyi dibuat setinggi telinga. Pada usia 3-4 bulan anak memiliki kemampuan dalam melokalisasi bunyi dengan memalingkan kelapa ke arah bunyi. Pada usia 4-6 bulan kemampuan melokalisasi bunyi makin kuat dan mulai mampu membuat bunyi tiruan.

2.    Perkembangan Bayi 0-6 Bulan
a.       Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus pada masa neonatus (0-28 hari) dimulai dengan adanya kemampuan untuk mengikuti garis tengah bila kita memberikan respons terhadap gerakan jari atau tangan. Pada masa bayi usia 1-4 bulan, dapat melakukan hal-hal seperti memegang suatu objek, mengikuti objek dari sisi ke sisi, mencoba memegang dan memasukkan benda ke dalam mulut, memegang benda tapi terlepas, memperhatikan tangan dan kaki, memegang benda dengan kedua tangan, serta menahan benda di tangan walau hanya sebentar. Pada usia 4-8 bulan, perkembangan motorik halus sudah mulai memegang benda, menggunakan ibi jari dan jari telunjuk untuk memegang, mengeksplorasi benda yang sedang dipegang, mengambil objek dengan tengkurap, mampu menahan kedua benda di kedua tangan secara simultan, menggunakan bahu dan tangan sebagai suatu kesatuan, serta memindahkan objek dari satu tangan ke tangan lain.
b.      Perkembangan Motorik Kasar
Pada usia neonatus (0-28 hari) perkembangan motorik kasar dapat diawali dengan tanda gerakan seimbang pada tubuh dan mulai mengangkat kepala. Pada masa bayi usia 1-4 bulan, bayi mampu mengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang, mampu duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk di pangkuan ketika disokong pada posisi berdiri, kontrol kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring terlentang, berguling dari terlentang ke miring, posisi lengan dan tungkai kurang fleksi, dan berusaha untuk merangkak.
c.       Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa pada masa neonatus dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara atau bel. Pada usia 1-4 bulan, perkembangan bahasa ditandai dengan adanya kemampuan bersuara dan tersenyum, mengucapkan huruf hidup, berceloteh, mengucapkan kata “ooh/ahh”, tertawa, dan berteriak, mengoceh spontan, serta bereaksi dengan mengoceh.

d.      Perkembangan Adaptasi Sosial
Perkembangan adaptasi social / perilaku pada masa neonatus ditunjukkan dengan adanya tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk mengenali seseorang. Pada usia 1-4 bulan dapat diawali dengan kemampuan mengamati tangannya, tersenyum spontan, dan membalas senyum bila diajak senyum, mengenali wajah ibunya dengan penglihatan,penciuman, pendengaran, dan kontak, tersenyum pada wajah manusia, membedakan wajah-wajah yang dikenal, serta terdiam bila ada orang yang tak dikenal.

2.2         Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Usia Tumbuh Kembang
Kebutuhan nutrisi setiap anak berbeda, mengingat kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel atau organ pada anak berbeda. Perbedaan ini menyebabkan jumlah dan komponen zat gizi yang dibutuhkan anak juga berbeda. Secara umum kebutuhan nutrisi pada anak dapat dikelompokkana berdasarkan usia anak: mulai usia 0-6 bulan, 6-9 bulan, 9-12 bulan, usia toddler, usia sekolah, dan usia remaja.

2.2.1   Kebutuhan Nutrisi Bayi Usia 0-6 Bulan
Pada usia ini, semua kebutuhan nutrisi bayi dapat dipenuhi melalui asir susu ibu (ASI) yang mengandung komponen paling seimbang. Pengeluaran ASI dapat terjadi karena adanya refleks menghisap bayi yang juga dipengaruhi proses hormonal, terutama oksitosin dan prolaktin. Apabila terjadi gangguan dalam ASI maka alternatufnya adalah susu formula, namun harus diingat bahwa nilai kegunaan atau manfaat ASI tetap yang terbaik. Pemberian ASI eksklusif berlangsung hingga enam bulan tanpa adanya makanan pendamping lain, sebab kebutuhannya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh bayi. Selain itu sistem pencernaan bayi usia 0-6 bulan belum mampu mencerna makanan padat (Hidayat, 2008).

2.2.2   ASI Eksklusif
1.    Definisi ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa terjadwal dan tanpa memberikan makanan lain, seperti susu formula, madu, jeruk, air teh, air putih dan tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi tim, sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai berumur dua tahun (Purwanti, 2004).

2.    Manfaat ASI
Sampai saat ini, ASI (Air Susu Ibu) masih merupakan gizi terbaik bgi bayi karena komposisi zat-zat gizi didalamnya secara optimal mampu menjamin pertumbuhan tubuh bayi. Selain itu, kualitas zat gizinya juga terbaik, karena mudah diserap dan dicerna oleh usus bayi. Kandungan protein ASI (0,9mg/100ml) memang lebih rendah dibandingkan dengan kadar protein dalam susu formula (1,6gram/100ml). Namun, kuaitas protein ASI sangat tinggi dan mengandung asam-asam amino esensial yang dibutuhkan oleh pencernaan bayi. Karena strukturnya yang unik, laktosa ASI sebagian tidak dicerna, tetapi masuk ke dalam usus besar dan menjadi makanan kuman bifidobakteria,”Sahabat”usus bayi yang berguna dalam memproduksi asam organic dan obat urus-urus bagi bayi. Bayi yang di dalam ususnya banyak terdapat kuman, biasanya tinjanya berbau asam dan bentuknya encer. Disamping itu, bayi sering membuang air besar, yakni antara 6-7 kali sehari.
Proses menyusui memiliki beberapa manfaat bagi bayi, antara lain:
a.    Bayi memperoleh zat kekebalan tubuh dari kolostrum dan imunoglobulin A yang tinggi yang terkandung di dalam ASI
b.    Membangun refleks bayi untuk menghisap yang dapat menunjang perkembangan rahang, gusi, dan gigi bayi di kemudian hari.
c.    Membantu proses bonding antara ibu dan anak sehingga kebutuhan kasih sayang (asih) bayi terpenuhi
d.   Proses menyusui berlangsung secara sederhana dan tidak membutuhkan biaya mahal
e.    ASI memiliki suhu yang ideal, tidak perlu dipanaskan atau disterilkan terlebih dahulu, bebas dari pencemaran kuman sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya gangguan saluran pencernaan.
f.     Mempercepat pengembalian bentuk dan ukuran rahim seperti sebelum mengandung.
g.    ASI mempunyai peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, mengingat banyak zat gizi yang terkandung di dalamnya:
-       Imunoglobulin (IgA, IgG, IgM, IgD, IgE)
-       Lisozim merupakan enzim yang bersifat bakteriostatik terhadap enterobakteri dan kuman gram negatif serta berfungsi sebagai pelindung terhadap berbagai macam virus
-       Enzim laktoperoksidase yang berfungsi untuk membunuh streptokokus
-       Faktor bifidus merupakan karbohidrat yang mengandung ntrogen dan berfungsi mencegah pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan
-       Faktor antistafilokokus merupakan asam lemak yang melindungi seranganbakteristafilokokus
-       Laktoferin dan transferin merupakan protein yang dapat mengurangi tersedianya zat besi pada pertumbuhan kuman
-       Komponen komplemen, yaltu C3 dan C4 yang berfungsi untuk pertahanan tubuh
-       Sel makrofag dan neutrofil yang berfungsi memfagosit kuman
-       Lipase merupakan zat antivirus

3.    Pola Pemberian ASI
a.    Persiapan Menyusui
Sebagai persiapan menyongsong kelahiran sang bayi, perawatan payudara yang dimulai dari kehamilan bulan ke-7-8 memegang peranan penting dalam menentukan berhasilnya menyusui bayi. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Begitu pula dengan perawatan payudara yang baik, ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik. Juga dengan perawatan payudara yang baik puting tidak akan lecet sewaktu diisap bayi (Soetjiningsih, 1997).


b.    Cara Menyusui
Yang penting dalam cara menyusui adalah ibu merasa senang dan enak. Bayi dapat disusukan sambil duduk atau sambil tidur. Bayi dapat disusukan pada kedua buah payudara secara bergantian, tiap payudara sekitar 10-15 menit (Soetjiningsih, 1997).
c.    Lama Menyusui
ASI diberikan segera setelah bayi lahir. Pemberian ASI segera setelah lahir dianjurkan segera pada 1 jam pertama. Hal ini dikarenakan ASI yang pertama kali keluar (kolostrum) sangatlah baik serta bergizi tinggi (WHO, 1999).
Setelah itu, pemberian ASI bisa kapan saja dan dimana saja. Waktunya dapat diberikan pada pagi, siang, maupun malam hari sesuai kebutuhan bayi tersebut (WHO, 1999).
Pada hari-hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup disususkan selama 4-5 menit, untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan puting susu diisap oleh bayi. Setelah hari ke-4-5, boleh disusukan selama 10 menit. Setelah produksi ASI cukup, bayi dapat disusukan selama 15 menit (jangan lebih dari 20 menit). Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi ASI cukup dan ASI lancar keluarnya, sudah cukup untuk bayi. Dikatakan bahwa, jumlah ASI yang terisap bayi pada 5 menit pertama adalah kurang lebih 112 ml, 5 menit kedua kurang lebih 6 ml, dan 5 menit terakhir hanya kurang lebih 16 ml (Soetjiningsih, 1997).
d.   Teknik Menyusui dengan Benar
Posisi badan ibu dan badan bayi
-       Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
-       Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
-       Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
-       Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu
-       Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
-  Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
-  Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
-  Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola
-  Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C  yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola  dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola
-  Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks menghisap)
-  Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur kebawah
-  Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala
-  Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bayi
-  Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi
-  Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)
-  Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar
-  Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
-  Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
-  Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus  bayi



2.3         Kebutuhan Stimulus Untuk Perkembangan Bayi Usia 0-6 Bulan
Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangn emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksidengan lingkungannya. ( Soetjiningsih, 1995 ).

2.3.1   Tahap Perkembangan Bayi 0-6 Bulan
Cara bayi menjalani kehidupan pada tahun pertamanya, tentu berbeda dengan cara kita sebagai orang dewasa dalam melihat dunia ini. Perkembangan keterampilan dan kemampuan dasar yang dikuasai bayi, berawal dari bentuk yang paling sederhana dan paling dekat dengan dirinya. Tahap perkembangan bayi usia 0-6 bulan dapat dijelaskan sebagai berikut :
Usia 0 - 1,5 bulan
·       Pada usia 8 minggu bayi mengamati sebuah mainan atau objek yang cerah yang diletakkan 20-30cm dari mukanya dengan pandangan konvergen dan dapat menggerakkan kepala dan lehernya untuk mengikuti gerakan objek yang diamatinya.
·       Perilaku sosial terlihat pada usia 4-8 minggu adalah senyum dan mulai menatap muka untuk mengenali seseorang, sebagai respons atas wajah ibunya.
·       Mulai mampu mengontrol gerakan otot-otot tubuhnya.
·       Membutuhkan banyak bantuan Anda untuk belajar mengangkat dan menopang kepalanya dengan otot-otot lehernya.
·       Menggerakkan tangan dan kakinya untuk menunjukkan bahwa ia tertarik dengan sesuatu yang ada di dekatnya.
·       Bisa tiba-tiba menggerakkan tubuhnya seperti kejang-kejang dalam rangka belajar mengendalikan diri. Itu sebabnya Anda perlu hati-hati dan memegangnya cukup kuat saat menggendongnya.
·       Ketika terjaga, berilah ia kesempatan belajar mengangkat kepalanya. Caranya, letakkan tubuhnya pada posisi telungkup, sehingga memaksa anak berlatih mengangkat kepalanya.
·       Lakukan face to face alias saling berpandangan muka dengannya, sesering mungkin
Umur 1,5 - 3 bulan
·       Mulai bisa belajar mengangkat kepalanya pada posisi telungkup.
·       Pada usia 2 bulan bayi lebih senang untuk melihat wajah daripada hal lainnya. Kemampuan untuk tetap melihat pada satu objek dan mengikuti gerakkannya terus berkembang dan dapat diperiksa dengan mengamati bayi yang memperhatikan sebuah bola yang menggelinding.
·       Pada suara 3 bulan suara vocal (oooh,eeeh) dikeluarkan oleh bayi
·       Mulai aktif belajar mengontrol dan mengendalikan gerakan otot tangan dan kakinya. Itu sebabnya, Anda akan melihat anak mampu meraih serta menggenggam benda-benda kecil yang Anda berikan padanya.
Umur 3 - 6 bulan
Perkembangan motorik kasar:
·       Mulai bisa mengangkat dan menahan kepalanya sendiri untuk beberapa saat lamanya.
·       Bila dibaringkan telungkup, ia mampu menggunakan kedua tangannya untuk menahan tubuhnya sambil bergerak maju.
·       Mulai belajar mengguling-gulingkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.
·       Apabila ditaruh beberapa bantal di sekelilingnya sebagai pengganjal, ia akan belajar untuk duduk. Bantulah dengan mendudukkan dan menyandarkan tubuhnya pada bantal.
·       Pada bayi usia 6 bulan suara konsonan (goo,gah) suara berdeguk.
Perkembangan motorik halus:
·       Mulai bisa menggunakan kedua tangannya untuk meraih dan menggenggam sebuah benda.
·       Senang bermain dengan kedua tangannya.
·       Dengan tangannya, ia asyik bermain dengan jari-jari kaki yang bisa diraihnya.
·       Gemar memasukkan semua benda yang berhasil dipegangnya ke dalam mulut. Beginilah cara dia mengenal aneka jenis mainannya.

2.3.2   Jenis Mainan untuk Stimulus Perkembangan Bayi 0-6 Bulan
Setiap orang tua seharusnya mengikuti dan menstimulasi perkembangan bayinya sejak lahir hingga menjadi seorang anak yang lincah nantinya. Yang di maksud stimulasi di sini adalah perangsangan yang datangnya dari luar individu bayi. Bayi yang banyak mendapatkan stimulasi akan mengalami perkembangan yang lebih cepat daripada bayi yang tidak mendapatkan stimulasi. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan bayi yang sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menstimulasi perkembangan bayi yaitu dengan mengajak bayi bermain. Bagi bayi, bermain mencerminkan perkembangan dan kesadaran terhadap lingkungan . Bayi 0-6 bulan kebanyakan bermain secara mandiri (tidak interaktif). Bayi mengembangkan keterampilan sensorik dan motorik dengan memanipulasi mainan dan benda lain.
Mainan bayi harus aman dan sesuai dengan perkembangannya. Keamanan yang harus di perhatikan adalah mainan tersebut tidak mempunyai bagian atau ujung yang runcing dan tidak memiliki bagian yang kecil atau dapat dilepas. Mainan yang sesuai usia bayi cocok untuk rentang perhatian bayi yang pendek dan mempunyai ciri warna terang untuk memberi stimulasi.
Contoh mainan yang aman dan sesuai dengan perkembangan bayi 0-6 bulan adalahsebagai berikut :
1.        Mainan gantung (cot toys)
Jenis mainan ini dapat membantu bayi untuk memusatkan perhatian dan mengenal bentuk. Pilih mainan gantung berupa paduan warna-warna cerah untuk menstimulasi indera penglihatan bayi.





Contoh gambar :
K3799_b_1.jpg71VDlIKQJ2L._SX522_.jpg

2.        Gelang gemerincing (rattle) 
Mainan jenis ini ini melatih koordinasi indera penglihatan, pendengar dan tangan. Selain melatih indera, mainan jenis ini memperkenalkan bayi pada logika sebab-akibat. Ia tahu, jika digoncangkan mainan akan bergemerincing.
Contoh gambar :
unduhan (1).jpgimages (3).jpg


3.        Boneka karet
Fungsi mainan ini mengasah indera sekaligus melatih perhatian dan memperkenalkan logika sebab-akibat karena mainan akan berbunyi jika digigit atau digenggam.




Contoh gambar :
images (2).jpgimages (1).jpg

4.        Mainan dan boneka berbahan lembut (soft toys)
Boneka lembut warna-warni adalah benda yang menarik mata bayi. Bentuknya yang lucu dan beraneka, dapat menjadi teman tidur atau bermain yang menyenangkan. Boneka berbahan lembut dengan aneka tekstur juga dapat digunakan untuk merangsang indera peraba/perasanya.
Perhatikan dengan seksama penggunaannya. Jangan sampai boneka lembut yang menemaninya tidur, menindih tubuh bayi dan menghalanginya bernapas.
Contoh gambar :
images (6).jpgtaralunabunnybearposse.jpg

5.        Bola berbahan lembut
Fungsi mainan ini membantu kordinasi tangan dan mata. Meskipun belum mampu memegang bola, bayi usia 0-6 bulan membutuhkan bola. Pilihlah bola terbuat dari kain lembut dengan warna-warna cerah yang kontras dan mudah dicuci berukuran sedang.


Contoh gambar :
unduhan (2).jpgimages (4).jpg

6.        Buku-buku dari kain yang berbahan lunak
Mainan ini berfungsi merangsang alat inderanya dan minatnya pada buku-buku.
Bayi akan memandang buku yang berwarna cerah ini dengan halaman-halaman yang terbuat dari kain. Selain itu, mereka dilatih untuk mulai belajar memegang benda.
Contoh gambar :
unbranded-fabric-learning-book.jpg1.0x0.jpg





7.        Mainan untuk digigit (teethers atau biting toys)
Hampir semua kegiatan bayi usia 0-6 bulan melibatkan kegiatan memasukkan benda ke mulut. Meski permainan ini lebih merupakan kegiatan eksplorasi slitaire (sendirian, tanpa teman main), namun jenis mainan ini penting dan sesuai dengan tahapan perkembangannya. Mainan ini dapat  meringankan gangguan pertumbuhan gigi bayi.
Contoh gambar :

images (8).jpg08208a.jpg

8.        Cermin yang tidak mudah pecah
Bayi sangat suka memperhatikan wajah-wajah. Karenanya, benda ini membantu memfokuskan pandangannya pada satu objek. Selain itu dengan cermin, bayi akan belajar mengenal dirinya sendiri.
Contoh gambar :

archie soft play wave.jpgfisher price piano 3.jpg
Keamanan alat bermain :
1.    Hindari mainan yang mudah pecah atau terpisah menjadi bagian yang lebih kecil.
2.    Pastikan mainan tidak mengandung bahan beracun atau tidak diwarnai dengan pewarna beracun.
3.    Pastikan mainan mudah dibersihkan dan dalam keadaan selalu bersih.
4.     Hindari mainan yang dapat menutup jalan pernapasan bayi. Misalnya, bantal-bantalan yang terlalu lebar, tas plastik atau selimut.
5.    Perhatikan pula mainan berbulu yang mudah lepas bulu-bulunya. Hindari segala sesuatu yang dapat menjerat bayi. Misalnya, mainan dengan tali yang terlalu panjang.
6.    Hindari mainan yang terlalu berat dan besar.
7.    Hindari mainan dengan suara yang terlalu keras yang dapat merusak pendengaran bayi.


DAFTAR PUSTAKA

Antara. 2011. Siaran pers UNICEF. Jakarta: UNICEF
Atikah dan Eni. 2010. ASI Dan Menyusui . Bantul: Muha Medika.
Bahrman, R.E. dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 1. Diterjemahkan oleh A.Samik Wahab. Jakarta: EGC
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Kramer, M.S.et al. 2002. Breasfeeding and Infant Growth: Biology or Bias? Official Journal of the American Academy of Pediatrics, 110,343.
Muscari, Mary.2005.Keperawatan PediatrikEdisi 3.Jakarta:EGC
Narendra, M.B. 2000. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto
Purwanti HS, 2004. KonsepPenerepan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC.
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda
Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.
Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Susenas. 2011. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta: Survei Sosial Ekonomi Nasional.
Wong,D.L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Diterjemahkan oleh Monica Ester. Jakarta : EGC
World Health Organization, 1991.Indicators for Assessing Breastfeeding Practices. Devision of  Child Healt and Development, Geneva.
Yelland, Anne.2005. 18 BulanPertamaBayiAnda. Jakarta : DIAN RAKYAT


6 komentar:

  1. Wah bermanfaat sekali artikelnya terutama untuk ibu yang baru melahirkan.
    Kunjungi blog juga tentang "cara menambah berat badan bayi" di sini http://poladietsehatmedica.blogspot.com/2014/01/cara-menambah-berat-badan-bayi.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih sudah berkunjung ^^
      semoga bisa menambah informasi :)

      Hapus
  2. artikel yang sangat menarik dan bermanfaat sekali untuk saya,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah berkunjung, alhamdulillah jika bermanfaat :)

      Hapus
  3. Terimakasih artikelnya sangat membantu :)

    BalasHapus
  4. Infonybermanfaat banget deh :) Jadi tau apa saja perlengkapan yang dibutuhkan bayi . Terima kasih infonya :)

    Cara Mengatasi Kerak Bayi Yang Baru Lahir

    BalasHapus