CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 23 Desember 2013

GIZI NUTRISI DAN JENIS PERMAINAN UNTUK ANAK 5 TAHUN



BAB I

PENDAHULUAN


1.1.            Latar Belakang
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecah). Masalah nutrisi erat kaitannya dengan makanan dan metabolisme tubuh. Nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Pada anak usia 5 tahun harus memulai untuk mempunyai pola makan yang sehat, yang dapat mencegah perkembangan penyakit yang kronis ketika dewasa. Orang tua mempunyai peran utama dalam membentuk pola makan anaknya, dan pola makan anak biasanya merupakan cerminan dari pola makan orang tuanya. Orang tua harus menyediakan makanan sehat yang bervariasi dan membiarkan anaknya untuk memutuskan makanannya namun, anak tidak dapat memilih diet seimbang kecuali pilihan makanan bernutrisi yang ditawarkan pada mereka, makanan kudapan yang manis dan makanan kudapan tinggi kalori lainnya tanpa nilai nutrisi sebaiknya diberikan secara jarang.
Bermain dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain juga dilakukan secara sukarela dan tanpa paksaan dari orang lain serta secara spontan. Bermain bagi anak berkaitan dengan peristiwa, situasi, interaksi, dan aksi. Bermain dilakukan karena ingin. Bermain berkaitan dengan tiga hal yakni keikutsertaan dalam kegiatan, aspek afektif, dan orientasi tujuan.
Kita mengenal berbagai ungkapan yang menandaskan bahwa bermain sama dengan bekerja bagi anak seperti “Play is the work of the child, (instructor, 1989)”. Bagi anak-anak kegiatan bermain dilakukan tanpa beban, sehingga mereka bebas kapan mau mulai dan kapan mau berhenti dan tanpa paksaan.
Ketika masa anak sudah memasuki masa bermain atau istilah lain disebut sebagai masa toddler, maka anak selalu membutuhkan kesenangan pada dirinya disitulah anak membutuhkan suatu permainan, yang akan memberikan kesenangan pada dirinya, maka tidak terlalu heran masa anak-anak sangat identik dengan masa bermain, karena disitulah perkembangan anak mulai akan diasah sesuai dengan kebutuhannya di saat tumbuh kembang, akan tetapi banyak orang tua yang menganggap masa bermain pada anak  tidaklah mendapat suatu perhatian secara khusus sehingga banyak sekali orang tua yang membiarkan anak tanpa memberikan pendidikan terhadap permainan yang dimiliki anak, untuk itu sebelum memahami alat permainan pada anak secara khusus maka lebih dahulu harus mengenal pengertian bermain pada anak.
1.2.            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
  1. Bagaimanakah pemberian nutrisi pada anak usia 5 tahun?
  2. Bagaimanakah pola bermain pada anak usia 5 tahun?
1.3.Tujuan
Ø    Tujuan Umum
            Untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan kebidanan neonatus,bayi dan balita dan mampu melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang nutrisi dan konsep bermain pada anak usia 5 tahun.

Ø    Tujuan Khusus
a.       Menjelaskan tentang bagaimana pemberian nutrisi pada anak usia 5 tahun.
b.      Menjelaskan tentang bagaimana pola bermain pada anak usia 5 tahun.
c.       Mahasiswa mampu membuat satuan acara penyuluhan.
d.      Mahasiswa mampu membuat leaflet tentang nutrisi dan konsep bermain pada anak usia 5 tahun.
1.4.Manfaat Penulisan
      Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Sebagai bahan tambahan pengetahuan bagi penyusun dan mahasiswa lainnya.
2.      Sebagai bahan diskusi dalam tugas mata kuliah.
3.      Sebagai tambahan referensi bagi tugas-tugas yang berkaitan dengan makalah ini.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Nutrisi
            2.1.1    Definisi
            Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
Sedangkam menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

            2.1.2    Jenis – Jenis Nutrisi
      Nutrisi  terdiri dari beberapa , diantarannya :
1.       Karbohidrat
           Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat dibagi atas :
a)      Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda), contoh sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa + galaktosa).
b)      Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak molekul glukosa.
c)      Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan volume feces.
2.      Protein
Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Beberapa sumber protein berkualitas tinggi adalah: ayam, ikan, daging, babi, domba, kalkun, dan hati. Beberapa sumber protein nabati adalah: kelompok kacang polong (misalnya buncis, kapri, dan kedelai), kacang-kacangan, dan biji-bijian.
             Fungsi protein :
a)      Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan proses  pengausan yang normal.
b)      Protein menghasilkan jaringan baru.
c)      Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.
d)     Protein sebagai sumber energi.
           Kebutuhan protein  10-15%  atau 0,8-1,0 g/kg BB dari kebutuhan energi total.
3.      Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Kebutuhan lemak 10-25% dari kebutuhan energi total. Fungsi lemak :
a)      Sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan memberikan 9 kal/gr.
b)      Ikut serta membangun jaringan tubuh.
c)      Perlindungan.
d)     Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
e)      Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah makan.
4.      Vitamin
Vitamin adalah bahan organik yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
Vitamin dibagi dalam dua kelas besar yaitu vitamin larut dalam air (vitamin C, B1, B2, B6, B12) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).
Berikut ini rincian dari beberapa vitamin dan penting:
a)      Vitamin A
Vitamin ini membantu perkembangan daya lihat anak. Juga berperan dalam proses kerja sel tulang. Anak-anak yang kekurangan vitamin A akan menderita rabun senja serta gangguan pertumbuhan. Mereka juga rentan terhadap infeksi. Sumber vitamin A antara lain: telur, keju, dan hati.
b)      Vitamin B-kompleks
Semua vitamin B membantu produksi energi, dan membantu terbentuknya sel-sel otak anak. Vitamin B1 dan niasin (salah satu anggota B-kompleks) membantu sel tubuh menghasilkan energi. Vitamin B6 membantu tubuh melawan penyakit dan infeksi. B12 digunakan dalam pembentukan sel darah merah. Kecukupan vitamin B-kompleks membantu mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf, dan gangguan jantung. Makanan seperti misalnya roti, padi-padian, dan hati banyak mengandung vitamin B-kompleks. Setiap anggota vitamin B-kompleks bersumber dari makanan tertentu misalnya: B1 dari kacang buncis dan daging babi; B12 dari daging, ikan, telur, dan susu.
c)      Vitamin C
Anak-anak dapat memperoleh vitamin C dari jeruk dan berbagai sayuran. Mereka memerlukan vitamin C untuk membentuk beberapa zat kimia dan menggerakkan zat kimia lain (salah satu anggota grup vitamin B, misalnya) agar dapat digunakan tubuh. Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi. Mereka yang kekurangan vitamin C bisa menderita kelemahan tulang, anemia, dan gangguan kesehatan lainnya.
d)     Vitamin D
Sinar matahari membantu tubuh membuat sendiri vitamin D, bahkan pada sejumlah anak, kebutuhan vitamin  ini sudah terpenuhi dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat penting karena membantu kalsium masuk ke tulang.
5.      Mineral dan Air
Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan.
Pola makan yang dianjurkan adalah pola makan gizi seimbang, yaitu mengonsumsi makanan bervariasi dengan porsi sesuai kebutuhan tubuhnya.
Sebagai panduan, berdasarkan angka kecukupan gizi bagi orang Indonesia, rata-rata anak usia  5 tahun tahun tersebut membutuhkan zat gizi sebagai berikut :
a)      Energi: 1.550 kkal
b)      Protein: 39 gram
c)      Kalsium 500 mg
d)     Zat besi 9 mg

2.1.3    Nutrisi yang dibutuhkan anak usia 5 tahun
a)      Karbohidrat: nasi/roti/mie/kentang/pasta/havermuth sebagai zat tenaga dan memberi rasa kenyang
b)      Protein: lauk hewani (telur, ikan, daging sapi, ayam/bebek, susu sapi); lauk nabati ( tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah, kacang kedele, susu kedele) untuk zat pertumbuhan, antibodi dan daya tahan tubuh
c)      Vitamin dan mineral: buah-buahan dan sayuran berwarna terang sebagai zat pengatur dan pelindung

d)     Lemak: margarin untuk olesan roti atau minyak untuk menggoreng/menumis
e)      Air putih

2.1.4    Panduan pemberian makan pada anak usia 5 tahun  memperhatikan 3 J dan 1 A yaitu :
a)      Jumlah: porsi sesuai kebutuhan tubuh anak
b)      Jenis: konsumsilah bervariasi makanan (nasi/roti, sayur, buah, lauk pauk (hewani dan nabati, susu)
c)      Jadwal: 3 kali makan besar dan 2-3 kali makan camilan sehat
d)     Aman: tidak mengkonsumsi pewarna buatan, tidak basi, tidak kadarluarsa.

2.1.5    Jumlah porsi yang dianjurkan dalam sehari untuk Anak usia 5 tahun:
a)      Nasi atau penggantinya: 3 porsi atau 12 sdm nasi setiap makan
b)      Lauk Hewani : 3 porsi: (daging, ayam, ikan ukuran kurang lebih sebesar kotak korek api)
c)      Lauk Nabati: 1porsi (tempe atau tahu ukuran sebesar kotak korek api)
d)     Sayur : 2 porsi  atau 2 mangkuk sedang
e)      Buah : 3 porsi (1 buah jeruk sedang, setengah butir apel dan setengah mangkok pepaya atau melon potong
f)       Susu : 2-3 gelas: @ 200 ml

Contoh jadwal makan dan menu pada anak usia 5 tahun :
o    Jam 07.00 : Makan Pagi : Nasi goreng dan omelet telur
o    Jam 10.00 : Snack pagi : susu 1 gelas
o    Jam 12.00: makan siang : Nasi+sup sayuran+ayam kecap
o    Jam 15.00: snack sore: buah potong dan puding
o    Jam 18.00: makan malam: nasi soto daging
o    Jam 20.00 : Snack malam: susu 1 gelas
      Agar pola makan anak dapat terbentuk dengan baik, berikut ini disampaikan tips membentuk dan menjaga pola makan yang sehat, (dikutip dari tabloid Ibu dan Anak) :
1.      Jangan memberikan makanan lain sebelum anak makan makanan utama (pagi, siang, sore/malam)
2.   Jangan mulai membiasakan anak mengkonsumsi makanan pembuka atau selingan yang tinggi kalori (manis)
3.   Mengusahakan anak mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna tiap hari
4.   Membiasakan menu bervariasi, sehingga anak terbiasa dengan bermacam cita rasa
5.   Membiasakan anak makan pada tempat yang semestinya (ruang makan atau duduk di kursi makan)
6.   Jangan membiasakan anak makan sambil digendong, berjalan-jalan di depan rumah, dan sebagainya
7.   Memberi contoh positif dengan menghentikan kebiasaan jajan orang tua
8.   Membiasakan anak makan pagi agar dapat menghindarkan kebiasaan jajan
9.   Jangan mulai menuruti semua permintaan anak terhadap makanan kecil
10. Kalau tidak terpaksa, jangan membiasakan anak makan makanan siap saji karena gizi makanan ini kurang seimbang (terlalu banyak lemak dan kalori)
11. Mengembangkan sikap tegas, terbuka, dan logis ketika menolak permintaan anak dengan mencoba memberikan alternatif
12. Membiasakan menanyakan pendapat anak seperti menanyakan mau makan apa hari ini. Ini merupakan awal proses pendidikan agar anak dapat memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya
13. Menyediakan wadah makan yang menarik sesuai ketertarikan anak, misalnya dunia binatang, boneka, bunga, robot, pesawat terbang dan lain-lain
14. Mengusahakan agar siapa saja yang menemani anak makan mempunyai koleksi cerita-cerita menarik yang bisa memikat anak

2.2       Bermain
            2.2.1    Definisi
            Bermain merupakan suatu aktifitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktikkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa. Sebagai suatu aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan ketrampilan, kognitif, dan afektif maka sepatutnya diperlukan suatu bimbingan, mengingat bermain bagi anak merupakan suatu kebutuhan bagi dirinya sebagaimana kebutuhan lainnya seperti halnya kebutuhan makan, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih sayang, dan lain-lain, sebagai kebutuhan sebaiknya juga perlu diperhatikan secara cermat bukan hanya dijadikan mengisi kesibukannya atau mengisi waktu luang. Bagi orang tua bermain pada anak harus selalu diperhatikan sebagaimana memperhatikan terhadap pemenuhan kebutuhan lainnya. Dengan bermain anak akan selalu mengenal dunia, mampu mengembangkan kematangan dari fisik, emosional dan mental sehingga akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang kreatif, cerdas dan penuh inovatif.
            Banyak ditemukan anak pada masa tumbuh kembang mengalami perlambatan yang dapat disebabkan kurangnya pemenuhan kebutuhan pada diri anak termasuk di dalamnya adalah kebutuhan bermain, yang seharusnya masa anak merupakan masa bermain yang diharapkan menumbuhkan kematangan dalam pertumbuhan dan perkembangan karena masa tersebut tidak digunakan sebaik mungkin maka tentu akhirnya mengganggu tumbuh kembang anak.
            Perhatian selama proses bermain pada anak sangat penting mengingat dalam proses bermain tersebut dapat ditemukan kekurangan dari kebutuhan bermain seperti kreatifitas anak, perkembangan mental dan emosional yang harus diarahkan agar sesuai dengan proses kematangan perkembangan tersebut. Anak yang mendapatkan atau terpenuhinya kebutuhan bermain dapat terlihat pula pada pola perkembangan.
            Bermain menurut para ahli memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting. Bagi mereka, bermain bukan hanya menjadi kesenangan tetapi juga suatu kebutuhan yang mau tidak mau harus terpenuhi. Menurut Hurlock (dalam Rita Kurnia: 2011, 2) bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar. Conny R Semiawan (dala Rita Kurnia: 2011, 1) mengatakan ada satu tahapan perkembangan yang berfungsi kurang baik yang akan terlihat kelak jika si anak sudah menjadi dewasa.
            Permainan merupakan suatu alat bermain yang digunakan anak usia dini, bisa berbentuk balok, puzzle atau benda-benda lain yang dianggap bisa dimainkan. Banyak cara untuk bermain dan banyak aneka ragamnya permainan yang dapat digunakan dan dimainkan Anak Usia Dini seperti Bermain Pura-Pura, Bermain Bebas dan Spontan, Bermain dramatik, serta Bermain Sendiri.

            2.2.2    Fungsi bermain pada anak
            Sebelum memberikan berbagai jenis permainan pada anak, maka orang tua seharusnya mengetahui maksud dan tujuan permainan pada anak yang akan diberikan, agar diketahui perkembangan anak lebih lanjut, mengingat anak memiliki berbagai masa dalam tumbuh kembang yang membutuhkan stimulasi dalam mencapai puncaknya seperti masa kritis, optimal dan sensitive.

            Untuk lebih jelasnya di bawah ini terdapat beberapa fungsi bermain pada anak, diantaranya :
1.         Membantu perkembangan sensorik dan motorik, fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat mengeksplorasikan alam sekitarnya. 
2.         Membantu perkembangan kognitif, perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan, hal ini dapat terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba berkomunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan, sehingg fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan perkembangan kognitif selanjutnya.
3.         Meningkatkan sosialisasi anak, proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana pada usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses sosilisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti bermain berpura-pura jadi seorang guru, jadi seorang anak, jadi seorang bapak dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan orang lain.
4.         Meningkatkan kreatifitas, bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi obyek yang digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
5.         Meningkatkan kesadaran diri, bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk eksplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.
6.         Mempunyai nilai terapeutik, bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya stress dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya.

7.         Mempunyai nilai moral pada anak, bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri pada anak, hal ini dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh dilanggar.

            2.2.3    Macam-macam permainan pada anak
            Dalam bermain kita mengenal beberapa sifat bermain pada anak, di antaranya bersifat aktif dan bersifat pasif, sifat demikian akan memberikan jenis permainan yang berbeda, dikatakan bermain aktif jika anak berperan secara aktif dalam permainan, selalu memberikan rangsangan dan melaksanakannya akan tetapi jika sifat bermain tersebut adalah pasif, maka anak akan memberikan respon secara pasif terhadap permainan dan orang atau lingkungan yang memberikan respon secara aktif. Melihat sifat tersebut kita dapat mengenal macam-macam dari permainan di antaranya :
1.         Bermain Afektif Sosial
Bermain ini menunjukkan adanya perasaan senang dalam berhubungan dengan orang lain. Hal ini dapat dilakukan seperti orang tua memeluk anaknya sambil berbicara, bersenandung kemudian anak memberikan respon seperti tersenyum tertawa, bergembira dan lain-lain. Sifat dari bermain ini adalah orang lain yang berperan aktif dan anak hanya merespon terhadap stimulasi sehingga akan memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak.
2.         Bermain bersenang-senang
Bermain ini hanya memberikan kesenangan pada anak melalui objek yang ada sehingga anak merasa senang dan bergembira tanpa adanya kehadiran orang lain. Sifat bermain ini adalah tergantung dari stimulasi yang diberikan pada anak, mengingat sifat dari bermain ini hanya memberikan kesenangan pada anak tanpa memperdulikan aspek kehadiran orang lain. Contoh permainan jenis ini adalah bermain boneka-bonekaan, binatang-binatangan dan lain-lain.
3.         Bermain ketrampilan
Bermain ini dengan menggunakan objek yang dapat melatih kemampuan ketrampilan anak yang diharapkan mampu utnuk berkreatif dan trampil dalam segala hal. Sifat permainan ini adalah bersifat aktif dimana anak selalu ingin mencoba kemampuan dalam ketrampilan tertentu seperti bermain dalam bongkar pasang gambar. Di sini anak selalu dipacu untuk selalu trampil dalam meletakkan gambar yang telah dibongkar, kemudian bermain latihan memakai baju dan lain-lain.
4.         Bermain dramatik
Permainan jenis ini dapat dilakukan anak dengan mencoba melakukan berpura-pura berprilaku seperti memerankan sebagai seorang dewasa, seorang ibu dan guru dalam kehidupan sehari-hari. Sifat dari permainan ini adalah anak dituntut aktif dalam memerankan sesuatu. Permainan dramatik ini dapat dilakukan apabila anak sudah mampu berkomunikasi dan mengenal kehidupan sosial.
5.         Bermain menyelidiki
Macam permainan ini dengan memberikan sentuhan pada anak untuk berperan dalam menyelidiki sesuatu atau memeriksa dari alat permainan seperti mengocok untuk mengetahui isinya dan permainan ini bersifat aktif pada anak dan dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan kecerdasan pada anak. Sifat permainan tersebut harus selalu diberikan stimulasi dari orang lain agar selalu bertambah dalam kecerdasan anak.
6.         Bermain konstruksi
Permainan ini bertujuan untuk menyusun suatu objek permainan agar menjadi sebuah kontruksi yang benar seperti permainan menyusun balok. Sifat permainan ini adalah aktif dimana anak selalu ingin menyelesaikan tugas-tugas yang ada dalam permainan dan akan dapat membangun kecerdasan pada anak.
7.         Bermain Oonloker
Jenis bermain ini adalah dengan melihat apayang dilakukan oleh anak lain yang sedang bermain tetapi tidak berusaha untuk bermain, sifat dari bermain ini adalah pasif akan tetapi anak akan mempunyai kesenangan atau kepuasan sendiri dengan melihatnya.
8.         Bermain soliter atau mandiri
Merupakan bermain yang dilakukan secara sendiri hanya terpusat pada permainannya seniri tanpa memerlukan orang lain.sifatnya adalah aktif akan tetapi bentuk stimulasi tambahan kurang, karena dilakukan sendiri dalam perkembangan mental pada anak, kemudian dapat membantu untuk menciptakan kemandirian pada anak.
9.         Bermain parallel
Merupakan bermain secara sendiri tetapi ditengah-tengah anak lain yang sedang bermain akan tetapi tidak ikut dalam kegiatan orang lain. Sifat dari bemain ini adalah anak aktif secara sendiri tetapi masih dalam satu kelompok, dengan harapan kemampuan anak dalam menyelesaikan tugas mandiri dalam kelompok tersebut terlatih dengan baik.
10.       Bermain asosiatif
Merupakan bermain secara bersama dengan tidak mengikat sebuah aturan yang ada, semuanya bermain tanpa memperdulikan teman yang lain dalam sebuah aturan. Bermain ini akan menumbuhkan kreatifias anak karena stimulasi dari anak lain ada, akan tetapi belum dilatih dalam mengikuti peraturan dalam kelompok.
11.       Bermain kooperatif
Merupakan bermain secara bersama dengan adanya aturan yang jelas sehingga adanya perasaa dalam kebersamaan sehingga terbentuk hubungan pemimpin dan pengikut. Sifat dari bermain ini adalah aktif, anak akan selalu menumbuhkan kreatifitasnya dan melatih anak pada peraturan kelompok sehingga anak dituntut selalu mengikuti peraturan.

2.2.4    Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus pada Anak Usia 5 Tahun
1.      Perkembangan Motorik Kasar
Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan menangkap,serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti melompat dari tempat tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah. Anak pada masa ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau kegiatan lainnya yang mengandung bahaya.
2.      Perkembangan Gerakan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar.

            2.2.5    Jenis Permainan Anak Usia 5 Tahun
            Dalam penggunaan alat permainan pada anak tidaklah selalu sama dalam setiap usia tumbuh kembang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan pada setiap tahap usia tumbuh kembang anak selalu mempunyai tugas-tugas perkembangan yang berbeda sehingga dalam penggunaan alat selalu memperhatikan tugas masing-masing umur tumbuh kembang.
            Pada usia 5 tahun anak sudah mulai mampu mengembangkan kreatifitasnya dan sosialisasi sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan, kemampuan berbahasa, mengembangkan kecerdasan, menumbuhkan sportifitas, mengembangkan koordinasi motorik,mengembangkan dalam mengontrol emosi, motorik kasar dan halus, memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan dan memperkenalkan suasana kompetisi serta gotong royong sehingga jenis permainan yang dapat digunakan pada anak usia ini seperti benda-benda sekitar rumah, buku gambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas untuk belajar melipat, gunting dan lem kertas.

Contoh dari permainan pada anak usia 5 tahun antara lain :
           Menggambar segitiga (bentuk sederhana)
           Menamai lebih banyak dari 2 nama
           Menyebut 4 warna
           Mengulang kalimat dari 10 suku kata
           Menghitung 10 buah koin receh dengan benar
           Memakai pakaian dan melepas pakaian
           Bertanya tentang arti kata-kata
           Mengikutsertakan seseorang dalam peran bermain
           Membentuk peer group atas dasar punya minat yang sama
           Permainan papan seperti monopoli.
           Jam mainan dari kayu untuk belajar mengenali waktu (My First Clock)
           Permainan lompat tali

2.2.6    Aspek-aspek yang dikembangkan dalam bermain pada anak usia 5 tahun
            Dalam menggambar dan mewarnai yang dilakukan anak usia 5 tahun menurut hasil pengamatan dan observasi, anak ini dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan sebagai berikut :

1.      Aspek Kognitif
            Aspek ini dapat dilihat dalam berpikirnya otak anak dalam menggambar suatu tokoh kartun atau sebagainya dan juga dalam mewarnai telepon, orang-orangan dan seperti rerumputan. Ia sudah telaten dan tahu bahwa  telepon berwarna hitam, orang-orangan memakai baju yang di warna sesuai seleranya dan membuat hasil yang wah bagi orang yang melihatnya. Dengan demikian kita dapat  mengetahui apa minat dan bakat anak itu melalui proses yang telah dan sering ia kerjakan sehari-hari. Disini juga kita bisa melihat bahwa anak dapat memahami konsep logika matematika dalam menggambar dengan membuat garis, mengamati letak dan juga seperti membuat lingkaran dalam gambarnya serta membuat ukuran dalam gambar dan warna nya agar tidak lewat garis dan sebagainya
2.      Aspek Fisik/Motorik
            Aspek ini lebih ditujukan pada pergerakan motorik halusnya. Dapat dilihat dengan bagaimana cara anak itu memegang pensil, pewarna dan mewarnainya. Aspek ini lebih ditekankan pada motorik halusnya dan  pergerakan jari-jarinya dalam menggambar dan mewarnai. Pada aspek ini anak terampil menggunakan tanganny, gerakan-gerakan tangan anak ini lebih diperhatikan, terkendali dan terorganisir dalam menggerakkan sesuatu. Tetapi walaupun demikian anak usia ini tidak terlalu banyak  melakukan gerakan-gerakan yang begitu rumit karena mereka masih menggunakan gerakan yang mereka ketahui.

3.      Aspek Emosi
            Aspek ini dapat terlihat pada saat gambar atau warna yang mereka pergunakan tidak sesuai atau malah tidak rapi dan untuk menarik perhatian ibu atau ayahnya ia terkadang melakukannya dengan membuang buku gambarnya agar ia ditemani dan disamping kedua orangtuanya. Terkadang kita tidak mengetahui apa yang diinginkan anak usia dini ini karena kita terlalu sibuk dan kurang memerhatikannya sehingga mereka melakukan cara itu untuk mendapatkan perhatian dan kasih saying dari ayah dan ibunya. Dan terkadang anak bisa mengekspresikan isi hatinya itu lewat menggambar. Saat ia senang, sedih, dan cemburu tehadap sesuatu hal.
4.      Aspek Seni
            Kegiatan menggambar dan mewarnai dikelompokkan dalam bermain membangun atau menyusun. Dalam aspek seni ini anak dalam kegiatan menggambar menggunakan pensil warna dan kertas gambar misalnya untuk membangun rumah, tumbuhan. Dengan cara menarik garis lurus atau lengkung anak mengisi kertas gambar tersebut. Penggunaan pewarna untuk mengekspresikan diri menjadi sumber kegembiraan bagi anak. Ekspresi inilah yang membuat anak senang dengan hasil karyanya tersebut. Karena ia dengan senang hati dan bebas melakukan apa yang ingin ia lakukan dengan menggambar.








                                           











BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
            Pemberian nutrisi pada anak usia 5 tahun sangat diperlukan karena pada masa itu anak memerlukan gizi yang cukup untuk pertumbuhannya. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Oleh sebab itu, pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi anak usia 5 tahun sangat penting agar terhindar dari ancaman-ancaman penyakit, khususnya yang bersifat kronis ketika dewasa. Orang tua mempunyai peran utama dalam membentuk pola makan anaknya, dan pola makan anak biasanya merupakan cerminan dari pola makan orang tuanya. Mengingatkan orang tua bahwa selera makan anaknya itu bersifat fluktuatif setiap harinya.
            Usia 5 tahun adalah usia pra sekolah, dimana seorang anak telah mengalami berbagai perubahan yang kompleks. Kondisi ini menuntut orang tua untuk mencurahkan perhatian ekstra guna memaksimalkan perkembangan dan mengarahkan perkembangan tersebut secara positif. Kemampuan fisik dan motorik sudah tentu semakin bertambah dan membaik dibanding usia sebelumnya. Usia 5 tahun bisa dikatakan sebagai usia emas yang menentukan perkembangan anak secara keseluruhan dimana mereka juga mengalami perkembangan bahasa, kognitif dan emosional. Anak-anak di usia ini akan cenderung banyak bertanya, menjadi lebih kritis dan cerewet. Mereka punya banyak fantasi di kepalanya dan cenderung sedikit egosentris.

3.2 Saran
            Keluarga sebaiknya selalu memperhatikan asupan gizi anak, karena gizi itu sangat mempengaruhi proses pertumbuhan anak terutama kecerdasan otak anak. Oleh karena itu, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini, sehingga anak selalu dalam kondisi sehat karena nutrisi yang dibutuhkan tercukupi. Serta mampu mengarahkan anak dalam bermain sesuai dengan proses perkembangannya.
            Dengan penyusunan makalah ini mahasiswa diharapkan mampu membuat satuan acara penyuluhan dan membuat leaflet untuk kebutuhan nutrisi dan konsep bermain pada anak usia 5 tahun. Satuan acara penyuluhan dibuat oleh mahasiswa untuk memperlancar jalannya penyuluhan agar baik dan benar sesuai dengan yang diharapkan, dan dengan adaya leaflet diharapkan ibu lebih mengerti apa yang disampaikan. Contoh menu seimbang dan contoh permainan pada anak usia 5 tahun yang diberikan mahasiswa diharapkan ibu mampu memberikan gizi seimbang serta dapat memilah mainan yang baik untuk anak usia 5 tahun.














DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Vivian Nanny Lia Dewi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika
Alimul Hidayat, Aziz. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Alimul Hidayat, Aziz. 2004. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Surabaya : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Markum. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI
http://health.kompas.com/read/2012/03/19/07501352/Cara.Penuhi.Kebutuhan.Gizi.Anak.1-5.Tahun dibuat oleh sari sunda bulan Senin, 19 Maret 2012 | 07:50 WIB diunduh sabtu, 30 November 2013 pukul 12.00 WIB
http://health.kompas.com/read/2012/05/14/07421462/Pemenuhan.Gizi.untuk.Anak.46.Tahun, diunduh tgl 27-11-13 jam 10.16 ditulis oleh sari sunda bulan Senin, 14 Mei 2012 | 07:42 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar