CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 23 Desember 2013

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA BBLR



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang digunakan, pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas, mortalitas, dan status gizi. Derajat kesehatan Indonesia digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka morbiditas beberapa penyakit. Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya (Kemenkes RI, 2011).
Pembangunan kesehatan saat ini telah berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat. AKI dan AKB senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. Pada periode 2004 sampai dengan 2007 terjadi penurunan AKI dari 307 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB dari 35 per 1000 kelahiran hidup menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup. Namun demikian keberhasilan tersebut masih perlu terus ditingkatkan, mengingat AKI dan AKB di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) lainnya. Target Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 mengamanatkan agar AKI dapat diturunkan menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014. Selain itu, kesepakatan global Millennium Development Goals (MDGs) menargetkan AKI di Indonesia dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dan AKB menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun (www.depkes.go.id).
Menurut Menteri Kesehatan (2007), berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (2001), penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia diantaranya BBLR (berat badan lahir rendah) 29%, asfiksia 27%, tetanus neonatorum 10%, masalah pemberian makanan 10%, gangguan hematologik 6%, infeksi 5%, dan lain-lain 13% (SKRT, 2001).
BBLR  diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 33%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9% - 30% (WHO, 2007).
Menurut Mitayami (2011) faktor penyebab BBLR adalah komplikasi obstetri, komplikasi medis, faktor ibu dan faktor janin. Faktor ibu diantaranya adalah dikarenakan penyakit, usia ibu, keadaan sosial ekonomi dan kondisi ibu saat hamil. Penyebab langsung kematian bayi adalah komplikasi pada bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia dan infeksi. Penyebab tidak langsung AKB adalah faktor lingkungan, perilaku, genetik dan pelayanan kesehatan sendiri.
Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat.Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal dan neonatal karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat lahir yang rendah. Kalaupun bayi menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun mental (Mochtar, 1998).
Kejadian BBLR yang tinggi menunjukkan bahwa kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat itu masih rendah. Untuk itu diperlukan upaya untuk menurunkan angka kejadian BBLR agar kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat.
Walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada Ibu, tetapi karena proses tersebut merupakan pengeluaran hasil kehamilan (bayi) maka penatalaksanaan persalinan baru dapat dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir merupakan bagian esensial asuhan bayi baru lahir.
Dari penjelasan latar belakang diatas maka kami mengambil judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny “L” Umur 1 Hari dengan BBLR Di Ruang Mawar RSUD dr. Moewardi Surakarta” .

B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan kebidanan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada bayi baru lahir.
2.      Tujuan Khusus
a.       Melakukan pengkajian menyeluruh pada bayi baru lahir dengan BBLR.
b.      Menentukan diagnosa kebidanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
c.       Melaksanakan  tindakan kebidanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
d.      Mengevaluasi tindakan asuhan yang telah diberikan pada bayi baru lahir dengan BBLR.

C.   Manfaat Penulisan
1.  Bagi RSUD dr. Moewardi Surakarta
     Dapat menjadi masukan dalam menerapkan asuhan kebidanan pada bayi untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan.
2.  Bagi Institusi Pendidikan
     Sebagai masukan dalam memperkaya bahan materi asuhan kebidanan tentang BBLR.
3.  Bagi Penulis
Untuk meningkatkan pengetahuan dan  ketrampilan penulis tentang BBLR.
BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Asuhan Segera Bayi Baru Lahir Normal
1.      Definisi Bayi Baru Lahir
Di bawah ini terdapat beberapa pendapat menegenai definisi bayi baru lahir.
a.       Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran (Saifuddin, 2002).
b.      Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu (Donna, 2003).
c.       Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005).
d.      Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (Kosim, 2007).
2.      Asuhan segera pada bayi baru lahir
Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan dan gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir :
a.       Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.
b.      Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera mungkin (Saifuddin dkk, 2006).
3.      Penanganan BBL
Tujuan utama perawatan bagi segera sesudah lahir adalah :
a.       Membersihkan jalan nafas
b.      Memotong dan merawat tali pusat 
c.       Mempertahankan suhu tubuh bayi
d.      Identifikasi
e.       Pencegahan infeksi
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata, dan identifikasi adalah rutin segera dilakukan, kecuali bayi dalam keadaan kritis dan dokter mamberi intruksi khusus.
4.      Pemantauan Bayi Baru Lahir
           Tujuan pemantauan BBL adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
a.       Dua jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi :
1)      Kemampuan menghisap kuat atau lemah
2)      Bayi tampak aktif atau lunglai
3)      Bayi kemerahan atau biru
b.      Sebelum penolong persalinan meninggalkan Ibu dan bayinya
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindakan, seperti :
c.       Bayi kecil untuk masa kehamilan/bayi kurang bulan
1)      Gangguan pernafasan
2)      Hipotermia
3)      Infeksi
4)      Cacat bawaan dan trauma lahir
d.      Yang perlu dipantau pada BBL
1)      Suhu badan dan lingkungan
2)      Tanda-tanda vital
3)      Berat badan
4)      Mandi dan perawatan kulit
5)      Pakaian
6)      Perawatan tali pusat
e.       Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda berikut :
1)      Sesak nafas
2)      Frekuesi pernafasan 60 x/menit
3)      Gerak retraksi didada
4)      Malas minum
5)      Panas atau suhu badan bayi rendah
6)      Kurang aktif
7)      Berat lahir rendah (1500-2500 gram) dengan kesulitan minum (Saifuddin dkk, 2001).
f.       Klasifikasi klinik
-          Nilai 7-10        =    bayi normal
-          Nilai 4-6          =    bayi asfiksi ringan – sedang
-          Nilai 0-3          =    bayi asfiksi berat

Skor
0
1
2
Angka
Appearance color (warna)

Pucat

Badan merah, ekstrimitas biru
Seluruh tubuh kemerah merahan

Pulse (frekuensi jantung)
Tidak ada
Di bawah 100
Di atas 100

Grimace (reaksi terhadap rangsang)
Tidak ada
Sedikit gerakan mimic
Menangis, batuk/bersin

Activity (tonus otot)
Lumpuh
Ekstremitas dalam fleksi sedikit
Gerakan aktif

Respiration (usaha napas)
Tidak ada
Lemah, tidak teratur
Menangis kuat




Jumlah

(Mochtar, 1996)




B.     Asuhan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
1.      Definisi
WHO (1961) mengganti istilah bayi prematur dengan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir bukan bayi prematur.
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), adalah kondisi dimana berat bayi saat dilahirkan tidak mencapai 2,5 kg (2500 gram) tanpa memandang usia kehamilan. Berat lahir yang diambil biasanya sekitar 1 jam pasca melahirkan. Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, berat badan lahir rendah dibedakan dalam berat badan lahir rendah (BBLR) jika berat lahir 1500-2500 gram, berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) jika berat lahir < 1500 gram, dan berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER) jika berat lahir < 1000 gram (Saifuddin, 2006 : 376).
Berikut beberapa istilah berkaitan dengan BBLR:
a.       Prematuritas murni
Adalah bayi lahir pada kehamilan kurang dari 37 minggu, dengan berat badan yang sesuai.
b.      Small For Date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK)
Adalah bayi yang berat badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan.
c.      Retardasi pertumbuhan janin intrauterine
Adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
d.      Light for date sama dengan small for date
e.       Dismaturitas
Adalah suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan.Atau bayi-bayi yang lahir dengan berat badan tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.Atau bayi dengan gejala intrauterin malnutrition or wasting.
f.       Large for date
Adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilannya, misalnya pada diabetes mellitus.
2.      Etiologi
Sering faktor penyebab tidak diketahui ataupun kalau diketahui faktor penyebabnya tidaklah berdiri sendiri, antara lain :
a.       Faktor genetik atau kromosom
b.      Infeksi
c.       Bahan toksik
d.      Radiasi
e.      Insufisiensi atau disfungsi plasenta
f.      Faktor nutrisi
g.     Faktor-faktor lain-lain merokok, peminum alkohol, bekerja berat masa hamil, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan dan sebagainya (Mochtar, 1996).
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematuritas :
a.      Sindrom gangguan pernafasan idiopatik (penyakit membran hilain)
b.      Pneumonia aspirasi, karena refleks menelan dan batuk belum sempurna.
c.      Perdarahan spontan dalam vertikel otak lateral, akibat anoksia otak (erat kaitannya dengan gangguan pernafasan)
d.     Hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang
e.      Hipotermia
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan dismaturitas :
a.       Sindrom aspirasi mekoneum
b.      Hipoglikemia
c.       Hiperbilirubinemia
d.      Hipotermia
Bayi Berat LahirRendah (BBLR) memungkinkan prematur (kurang bulan) mungkin juga cukup bulan.BBLR sangat rentan terhadap hipotermia dan infeksi.Oleh karena itu bayi berat lahir rendah mempunyai resiko kematian tinggi(Mochtar, 2001).



3.      Diagnosa dan Gejala Klinik
a.       Sebelum bayi lahir
1)      Pada anamnesa sering dijumpai adanya Riwayat abortus, partus prematurus, dan lahir mati.
2)      Pembesaran utrus tidak sesuai tuanya kehamilan
3)      Pergerakan janin yang pertama (quikening) terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.
4)      Pertambahan BB Ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya.
5)      Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidromnion atau bisa pula dengan hidromnion, hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toksemia gravidarum, atau perdarahan antepartum.

b.      Setelah bayi lahir
1.      Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin
Secara klasik tampak seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala, keras, kerakan bayi terbatas, verniks kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, berlipat-lipat mudah diangkat, abdomen cekung atau rata, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tali pusat tipis, lembek dan berwarna kehijauan.
2.      Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu.
Verniks kaseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak dan mudah bergerak, muka seperti boneka (doll-like), abdomen buncit, tali pusat tebal dan segar, menangis lemah, tonus otot hipotoni, dan kulit tipis, merah dan transparan.
3.      Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin.
4.      Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermi dan sebagainya.

Pada bayi kecil untuk masa kehamilan (small for date) alat-alat dalam tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi prematur BB sama, karena itu akan lebih mudah hidup diluar rahim, namun tetap lebih peka terhadap infeksi dan hipotermi dibandingkan bayi matur dengan BB normal.

4.      Prognosis BBLR
Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama.Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang tinggi etrutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi, pneumonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah dan gangguan lainnya. (Mochtar, 1996)

5.      Penanganan
a)      Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
b)      Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan akan infeksi, perhatian prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
c)      Pengawasan nutrisi / ASI
Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus di lakukan dengan cermat.
d)     Penimbangan ketat
Perubahan BB mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya rahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan BB harus dilakukan dengan ketat.
Kapasitas lambungBBLR sangat kecil sehingga minum harus sering diberikan tiap jam.Perhatikan apakah selama pemberian minum bayi menjadi cepat lelah, menjadibiru, atau perut membesar/kembung.
Kebutuhan cairan untuk BBL 120-150 ml/kg/hari atau 100-120 cal/kg/hari.Pemberian dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan bayi untuk sesegera mungkin mencukupi kebutuan cairan/kalori.
(YBP-SP: Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, hal: 133-139)
6.      Metode Kangguru
     Salah satu cara untuk mengurangi kesakitan dan kematian BBLR adalah dengan Perawatan Metode Kangguru (PMK) atau perawatan bayi lekat yang ditemukan sejak tahun 1983. PMK adalah perawatan bayi baru lahir dengan melekatkan bayi di dada ibu (kontak kulit bayi dan kulit ibu) sehingga suhu tubuh bayi tetap hangat. Perawatan metode ini sangat menguntungkan terutama untuk BBLR.
Syarat PMK adalah bayi BBLR yang stabil (sudah bernafas spontan dan tidak memiliki masalah kesehatan serius). Tanda-tanda bayi BBLR yang memerlukan PMK adalah :
1.     Tubuh bayi dingin (suhu badan di bawah 36,5o Celcius)
2.     Bayi menjadi gelisah, mudah terangsang, lesu dan tidak sadarkan    diri, demam (suhu badan di atas 37,5o Celcius).
3.     Bayi malas menyusu, tidak minum dengan baik, muntah-muntah.
4.     Bayi kejang.
5.     Mengalami kesulitan bernafas, yaitu napas cepat (lebih dari 60 kali per menit dan mengalami berhenti napas selama 20 detik).
6.     Diare atau mencret.
7.     Kulit tampak kuning atau biru, terutama pada mulut/ bibir bayi.
8.     Menunjukkan gejala lain yang mengkhawatirkan.
                        Keuntungan dan manfaat PMK adalah: suhu tubuh bayi tetap normal, mempercepat pengeluaran air susu ibu (ASI) dan meningkatkan keberhasilan menyusui, perlindungan bayi dari infeksi, berat badan bayi cepat naik, stimulasi dini, kasih sayang, mengurangi biaya rumah sakit karena waktu perawatan yang pendek, tidak memerlukan inkubator dan efisiensi tenaga kesehatan.
Perawatan Metode Kanguru dibagi menjadi dua:
1. PMK intermiten, yaitu PMK dengan jangka waktu yang pendek (perlekatan lebih dari satu jam per hari) dilakukan saat ibu berkunjung. PMK ini diperuntukkan bagi bayi dalam proses penyembuhan yang masih memerlukan pengobatan medis (infus, oksigen). Tujuan PMK intermiten adalah untuk perlindungan bayi dari infeksi.
2. PMK kontinu, yaitu PMK dengan jangka waktu yang lebih lama daripada PMK intermiten. Pada metode ini perawatan bayi dilakukan selama 24 jam sehari.
 Adapun tahap-tahap PMK yang harus dilakukan adalah:
1.  Cuci tangan, keringkan dan gunakan gel hand rub.
2.  Ukur suhu bayi dengan dengan termometer.
3.  Pakaikan baju kanguru pada ibu.
4.  Bayi dimasukkan dalam posisi kanguru, menggunakan topi, popok                   dan kaus kaki yang telah dihangatkan lebih dahulu.
5.  Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit                     ibu dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu.                                    Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk, kepala dan dada                    bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit mendongak.
6.  Dapat pula ibu memakai baju dengan ukuran besar, dan bayi                             diletakkan di antara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian                        ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak    jatuh.
7.  Setelah posisi bayi baik, baju kanguru diikat untuk menyangga             bayi. Selanjutnya ibu bayi dapat beraktifitas seperti biasa sambil        membawa bayinya dalam posisi tegak lurus di dada ibu (skin to       skin contact) seperti kanguru.
8.  Jika ibu lelah, dapat digantikan oleh orang lain (suami).
(http://bayikangguru.wordpress.com/).
C.    Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
1.      Definisi
Asuhan kebidanan adalah aktifitas dan interaksi yang dilakukan oleh Bidan kepada klien yang membutuhkan atau memempunyai permasalahan dalam bidang pengetahuan.
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien, Bidan menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah dengan difokuskan pada suatu proses sistematis dan analisis dalam memberikan asuhan kebidanan. Kita menggunakan 4 langkah manajemen kebidanan SOAPyaitu :
a.   Data Subyektif
b.  Data Objektif
c.   Assessment atau Diagnosa
d.  Planning

2.      Manajemen Kebidanan SOAP
a.       Data subyektif
Adalah suatu data yang diperoleh dengan melakukan wawancara langsung baik kepada pasien atau keluarganya.
Data subyektif terdiri dari anamnesa terhadap pasien mulai dari keluhan utama, kebiasaan sehari-hari sampai Riwayat kehamilan dan kelahirannya.
1)      Anamnesa
a)      Umur bayi dan orang tua
b)      Tanggal dan jam bayi dilahirkan
c)      Berat badan dan panjang badan bayi untuk mengetahui status nutrisi bayi
d)     Agama
e)      Pendidikan orang tua
f)       Pekerjaan orang tua
g)      Alamat orang tua

2)      Riwayat penyakit kehamilan
Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita Ibu ketika hamil dimasa lalu maupun sekarang agar tindakan medis yang diambul tepat dan aman untuk bayi dan ibunya.
3)      Kebiasaan waktu hamil
Aktifitas yang dilakukan klien sewaktu hamil seperti makanan dan minuman yang dikonsumsi, obat-obatan/jamu, kebiasaan merokok, dll.
4)      Riwayat persalinan sekarang
a)      Jenis persalinan         :   normal / SC / episiotomi
b)      Ditolong oleh            :   Dukun / Bidan / Dokter
c)      Lama persalinan
1.      Kala I
             Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks mencapai pembukaan lengkap (10 cm) dibagi menjadi :
a.       Ø  Fase laten
-          Pembukaan serviks < 4 cm
-          Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.
-          Berlangsung ± 8 jam.
b.      Ø  Fase aktif
-          Frekuensi dan lama kontraksi meningkat (kontraksi adekuat jika terjadi > 8 x dalam waktu 10 menit dan berlangsung 40 detik)
-          Pembukaan serviks ³ 4 cm
Dibagi lagi menjadi :
-          F Periode akselerasi = Æ 3-4 cm
-          F Periode dilatasi max = Æ 4-9 cm
-          F Periode deselerasi = Æ 9-10 cm


2.      Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya seluruh badan bayi.
-          Ketuban pecah spontan/amniotomi
-          Komplikasi persalinan
-          Untuk mengetahui keadaan abnormal pada bayi dan Ibu.
-          Keadaan BBL
Nilai Apgar Score, normal : 7-10
-          Resusitasi
Dilakukan jika bayi mengalami kesulitan bernafas setelah 60 detik pasca persalinan.

b.      Data Obyektif
Adalah data pengkajian yang dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan secara langsung kepada pasien dengan tujuan untuk mengetahui keadaan pasiennya sekarang.
1)      Pemeriksaan fisik
Bertujuan untuk mengetahui keadaan fisik klien, pemeriksaan ini dilakukan secara “head to toe”
a)      Tanda-tanda vital
-          Keadaan umum   : Baik
-          Suhu     : normal 36 0C, suhu rektal 36,5 – 37,8 0C
-          Pernafasan           : BBL bernafas tidak teratur dengan jumlah pernafasan 30-80 x/menit, dengan rata-rata ± 40 x/menit
-          Nadi                    : BBL frekuensinya 110-160 x/menit dan rata-rata ± 130 x/menit
-          BB sekarang        : Bayi aterm dengan BBL > 2500 gr
b)      Pemeriksaan fisik secara sistematis
Dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi

1.      Kepala
-          Pemeriksaan kesimetrisan
-          Adanya kelainan cephal hematoma, caput succep daneum, anenchepalus, hidrocepalus, meningokel.
-          Ubun-ubun
Periksa aturannya
-          Sutura frontalis dextra + sinistro
-          Sutura corona (sel mahkota)
-          Sutura lamdoidea (sela lamda)
-          Sutura sagitolis (sela panah)
2.      Muka
Adanya kelainan seperti tidak mengerutnya dahi/menutup mata sebelah, sudut bibir tertarik ke satu sisi (paralysis wajah).
3.      Mata
-          Periksa pupil, sclera, conjungtiva
-          Tanda-tanda inspeksi seperti pus
-          Telinga
-          Periksa kesimterisan dengan menarik garis antara telinga dan mata bayi.
4.      Hidung
-          Periksa adanya pernafasan cuping hidung
-          Periksa kesimetrisan hidung kanan dan kiri
-          Mulut
-          Periksa adanya labiopalatoskizis
-          Periksa bibir dan palatum
-          Refleks hisap dan menoleh dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusu
5.      Leher
-          Periksa adanya pembengkakan kelenjar tiroid dan limfe.

6.      Dada
-          Periksa bentuk dada
-          Puting susu menonjol (pada ♀)
-          Dengarkan bunyi nafas dan jantung
7.      Tali pusat
-          Periksa penonjolan disekitar tali pusat pada saat bayi menangis.
-          Adanya perdarahan tali pusat atau tidak
-          Tali pusat lembek pada saat bayi menangis
8.      Punggung
-          Periksa adanya spina bifida/meningokel
9.      Ekstrimitas
-          Periksa adanya kelainan pada bagian jari :
-          Mikro amelia     : jari pendek-pendek
-          Polidaktili          : jumlah jari > 5
-          Amelia               : tidak punya jari
-          Sindaktili          : jari seperti bebek, antara satu dan yang lain disatukan dengan sebuah selaput
-          Andaktili           : jumlah jari < 5
-          Periksa adanya kelainan pada kaki
-          Pes varus : kaki mengarah kedalam, seperti huruf “O”
-          Pes valgus : kaki mengarah keluar, seperti huruf “X”
Refleks
a.       Refleks moro
Refleks memeluk, terjadi jika menepuk tangan, bayi akan kaget yang ditandai dengan pergerakan tangan secara spontan.
b.      Refleks rooting
Refleks menoleh dengan menyentuh pipi bayi maka, bayi akan menoleh kesumber rangsangan.
c.       Refleks walking
Refleks berjalan, terjadi jika bayi diletakkan diperut Ibu, maka bayi akan merangkak menuju puting susu Ibu (tanpa digendong)
d.      Refleks graphs/planter
Refleks tangan menggenggam, dilakukan dengan merangsang tangan bayi dengan jari kita, maka bayi akan menggenggam jari tangan kita.
e.       Refleks sucking
Refleks menghisap, terlihat pada saat bayi menyusu ibunya.
f.       Refleks tonickneck
Refleks mengangkat kepala, secara spontan ketika bayi ditengkurapkan diatas perut Ibu untuk menyusu.
10.  Antropometri
a.       Lingkaran kepala dibagi :
-          SOB (Sub Occipito Bregmatica)
Pengukuran mulai Sub Occipito – UUB, normalnya = 32 cm
-          FO (Fronto Occipito)
Pengukuran mulai pangkal hidung-belakang kepala, normalnya = 34 cm

-          MO (Mento Occipito)
Pengukuran mulai dagu-belakang kepala, normalnya = 35 cm
b.      Lingkar dada   =    normalnya 32 cm
c.       Lila                  =    normalnya 6-9,5 cm
11.  Eliminasi
-        Miksi           :   sudah keluar apa belum
-        Mekonium   :   sudah keluar apa belum

c.    Assessment atau Diagnosis
         Untuk menentukan diagnosis / masalah berdasarkan data subyektif             dan data obyektif.

d.   Planning
Menggabarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi dengan rasional, meliputi :
1.      Terapi dan asuhan                                         4.   Kolaborasi
2.      Pendidikan kesehatan                                   5.   Rujukan
3.      Konseling                                                     6.   Tindak lanjut



BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI Ny “L” UMUR 1 HARI DENGAN BBLR
DI RUANG MAWAR RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA
Tanggal   : 29November 2013
Jam          : 09.00 WIB
A.    Data Subyektif
Nama Bayi             : Bayi Ny “L”
Umur                      : 1 hari
Tgl/jam/lahir           :28November 2013/10.00WIB/normal (spontan belakang kepala)
Jenis kelamin           : Laki-laki (♂)

Nama               :   Ny “L”                       Nama Suami  :   Tn “I”
Umur               :   29 tahun                      Umur             :   30 tahun
Agama             :   Islam                           Agama           :   Islam
Suku/Bangsa   :   Jawa/Indonesia           Suku/Bangsa :   Jawa/Indonesia
Pendidikan      :   SLTP                           Pendidikan    :   SLTP
Pekerjaan         :   -                                   Pekerjaan      :   Swasta
Alamat            :   Suka Maju                    Alamat          :Suka Maju
Anamnesa
Keluhan utama
Bayi Ny “L” lahir secara normal dan tidak ada keluhan. Tanggal :28-11-2013  Pukul : 10.00 WIB.
1.  Riwayat penyakit ibu selama mengandung
a)  Perdarahan           : tidak ada
b)  Pre eklampsia       : tidak ada
c)  Eklampsia             : tidak ada
d) Penyakit kelamin  : tidak ada
e)  Lain-lain   : tidak ada
2.  Kebiasaan ibu sewaktu mengandung
a)  Makanan   : nasi, lauk pauk, sayuran, buah
b)  Obat-obatan/jamu : tidak ada
c)  Merokok   : tidak pernah
d) Minum alkohol     : tidak ada
e)  Lain-lain   : tidak ada
3.  Riwayat kelahiran bayi
a)  Jenis persalinan     : spontan
b)  Ditolong oleh       : bidan
c)  Komplikasi persalinan :
1)         Ibu       : tidak ada      
2)         Bayi     : asfiksia
d) Keadaan bayi baru lahir :
Nilai apgar       : menit 1 :7,     menit ke-5 : 8
Pengisapan lendir        : ya
Ambu                           : tidak
Massage jantung          : tidak
Intubasi endotracheal  : tidak
Oksigen                       : ya
Therapi                         : tidak
Rangsangan                 : ya

B.       Data Objektif
1.    Pemeriksaan umum
Keadaan umum     :   Lemah
Suhu                      :   36,8 0C
Pernapasan            :   60 x/menit
HR                        :   154 x/menit
BB                         :   2250 gram
PB                         :   49 cm

2.      Pemeriksaan fisik secara sistematis
-          Kepala             :  Simetris, rambut lurus pendek, tidak ada lesi, tidak ada caput.
-          Ubun-ubun      :   Ubun-ubun besar dan kecil masih cekung
-          Muka               :   Putih pucat
-          Mata                :   Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
-          Telinga            :   Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benjolan
-          Kulit                :   Merah, akral hangat, ada verniks  caseosa, tidak                                  ada lanugo
-          Mulut              :   Bibir Simetris, tidak sumbing, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, lidah merah muda
-          Hidung            :   Lubang ada 2, tidak ada serosum, tidak ada pernafasan cuping hidung
-          Leher               :  Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis.
-          Dada               :   Simetris kanan, kiri
-          Perut                :  Tidak kembung, tidak ada omfalokel
-          Tali pusat         :   Tidak ada infeksi, basah, masih terbungkus kasa
-          Punggung        :   Simetris, tidak ada benjolan dan lesi
-          Ekstrimitas      :   Tangan      :   Simetris, jari lengkap
                      Kaki          :   Simetris, jari kaki lengkap
-          Genetalia         :  Bersih, testis sudah turun di skrotum,penis berlubang
-          Anus                :   Berlubang

Refleks
Refleks moro             :   lemah
Refleks rooting         :   lemah
Refleks sucking         :   lemah
Refleks graphs          :   lemah
Refleks tonik neck    :   lemah
Refleks walking        :   lemah
·        
Antropometri
Lingkar kepala
SOB                      :   31 cm
FO                         :   32 cm
MO                        :   33 cm
Lingkar dada         :   30 cm
Lingkarabdomen  :   24 cm
LiLA                      :    7 cm
Eliminasi
Miksi           : Sudah keluar, warna jernih, tgl  28November 2013,
                      pukul : 10.25 WIB.
Mekonium   : Sudah keluar, warna hijau kehitaman, tgl 28November2013,
                      pukul :11.05 WIB.

C.   Assessment / Diagnosis
       Neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari dengan BBLR

D.   Planning
1.      Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi à sudah dilakukan.
2.      Mengobservasi keadaan umum, kesadaran, TTV, intake parenteral, saturasi setiap jam à hasil pemeriksaan bayi dicatat dalam lembar observasi.
3.      Mengobservasi pola eliminasi atau cairan keluar / ganti popok setiap 3 jam à hasil pemeriksaan bayi dicatat dalam lembar observasi.
4.      Memberikan ASI melalui NGT sebanyak 8 x 1 cc àASI sudah diberikan.
5.      Menjaga kehangatan bayi àbayi sudah dibedong dan diletakkan di bawah sinar lampu.
6.      Memposisikan kepala bayi ekstensi dan menengadahkan kepala bayiuntuk melonggarkan jalan napas à bayi sudah diposisikan sesuai kebutuhan.
7.      Menganjurkan ibu untuk melakukan metode kangguru pada bayinya setelah keadaan bayi stabil à ibu mengerti dan berjanji akan melakukan metode kangguru pada bayinya.
8.      Menerapkan minimal handling à sudah diterapkan.
9.      Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemeriksaan lebih lanjut à kolaborasi telah dilakukan.




BAB IV
PEMBAHASAN

            Pada BAB ini penulis akan membahas masalah – masalah yang terjadi pada by.L usia 1 hari. Penulis melaksanakan asuhan kebidanan kepada by.L pada tanggal 29 November 2013di ruang NICU RSUD dr. Moewardi Surakarta.Semuanya dikaitkan dengan teori yang dibahas dalam tinjauan pustaka.
            Pada kasus ini, by.L didiagosa sebagai bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) sesuai dengan teori Wiknjosastro tahun 2006 yang menyebutkan bahwa BBLR kondisi dimana berat bayi saat dilahirkan tidak mencapai 2,5 kg (2500 gram) tanpa memandang usia kehamilan karena berat badan lahir by.L sebesar 2250gram. Kasus by.L ini disebabkan karena kehamilan premature yang umumnya menyebabkan adanya pertumbuhan janin yang kurang sehingga mengalami BBLR sesuai degan teori yang ada, semuanya saling berhubungan.
            Dari ciri-ciri yang biasa ditemukan pada bayi BBLR pada teori yang telah dikemukakan terdapat beberapa ciri-ciri yang sama yaitu kulit tipis dan mengkilap, tulang rawan telinga sangat lunak atau belum terbentuk, pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, pernafasan tidak teratur, aktivitas dan tangisannya lemah, daya hisap dan menelan masih lemah, panjang badan < 45 cm, lingkar dada < 30 cm, lingkar kepala < 33 cm.
            Untuk penanganan kasus by.L dengan BBLR ini sudah terhitung tepat, yaitu dengan memperhatikan hal-hal seperti mempertahankan suhu dengan ketat, suhu inkubator yang digunakan 34°C untuk memberikan kehangatan pada by.L, mencegah infeksi dengan ketat salah satuya juga dengan cara minimal handling, pengawasan nutrisi / ASI sesuai instruksi dokter diberikan 8 x 1 cc, dan penimbangan ketat dilakukan setiap minggunya.
            Salah satu cara untuk mengurangi kesakitan dan kematian BBLR adalah dengan Perawatan Metode Kangguru (PMK) yang ditemukan sejak tahun 1983. PMK adalah perawatan bayi baru lahir dengan melekatkan bayi di dada ibu (kontak kulit bayi dan kulit ibu) sehingga suhu tubuh bayi tetap hangat. Syarat PMK adalah bayi BBLR yang stabil.Pada by.L metode kangguru belum dapat dilakukan karena keadaan bayi belum stabil.
BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi dua yaitu bayi normal (sehat) yang memerlukan perawatan biasa dan bayi gawat (high risk baby) yaitu yang memerlukan penanggulangan khusus.
Dinilai dari landasan teori dalam kasus ini telah diuraikan bahwa bayi BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram.Disebutkan pula bahwa BBLR sangat rentan terhadap hipotermi dan infeksi, dari kasus yang telah diikaji dan telah dilakukan penatalaksanaan yang adekuat ternyata tidak jauh berbeda dengan teori yaitu Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gram, tetapi dari kasus bayi Ny “L” tidak menderita hipotermi ataupun infeksi karena tenaga kesehatan/Bidan melakukan pemantauan ketat pada bayi dan juga telah dilakukan penanganan pada BBLR dengan baik. Tenaga kesehatan (Bidan) juga telah menangani bayi sesuai dengan yang telah dijelaskan pada teori yaitu mempertahankan suhu tubuh bayi, mencegah infeksi, pengawasan nutrisi/ASI eksklusif dan penimbangan BB bayi dengan ketat.

B.     Saran
1.      Petugas Kesehatan (Bidan)
a.       Bidan yang profesional harus mampu mengambil tindakan cepat jika ada    masalah yang muncul.
b.      Mampu memberikan nasehat-nasehat apa yang harus dilakukan pasien dalam menghadapi masalah kebidanan.
2.      Bagi Institusi Pendidikan
a.       Sebagai acuan dalam memberikan materi/mata ajar untuk Mahasiswa.
b.      Sebagai masukan terhadap kemungkinan adanya kekurangan dalam pembelajaran kepada Mahasiswa.

3.      Bagi Mahasiswa
a.         Sebagai acuan atau perbandingan yang harus dipelajari dan diteliti       kembali.
b.         Diharapkan dengan adanya Asuhan Kebidanan ini Mahasiswa mampu             merealisasikan dalam praktek dilapangan




















DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta : Kemenkes RI
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid II. Jakarta : Media Aesculapius FK UI
Manuaba, Ida Bagus. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998.Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan PraktisPelayanan Kontrasepsi. Jakarta : YBPSP
Saifuddin, Abdul Bari. 2007. Buku Panduan PraktisPelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP
Saifuddin, Abdul Bari. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta : YBPSP
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP





Tidak ada komentar:

Posting Komentar