BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat
penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Nutrisi sangat
bermanfaat bagi tubuh dalam membantu proses tumbuh kembang serta mencegah
terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh, seperti
kekurangan energy dan protein, anemia, defisiensi yodium, defisiensi seng (Zn), dan lain-lain.
Kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam
aktifitas sehari-hari karena nutrisi juga merupakan sumber tenaga yang
dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh serta sumber zat pembangun dan pngatur
dalam tubuh. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak harus seimbang dan
mengandung zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Banyak ditemukan berbagai
masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
yang tidak seimbang, sepeti anak tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu
untuk makan padahal makanan yang tidak disukai mengandung zat gizi yang
seimbang, sehingga harapan dalam pemenuhan gizi yang selaras, serasi, dan
seimbang tidak terlaksana.
Dalam proses pemenuhan tersebut akan dipengaruhi
oleh berbagai faktor diantaranya usia, status nutrisi itu sendiri, dan keadaan
penyakit yang diderita anak sehingga faktor tersebut harus menjadi perhatian
dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak.
Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan
cara memberikan permainan atau bermain, mengingat dengan bermain anak akan
belajar dari kehidupan. Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat
melakukan atau mempraktikkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap
pemikiran, menjadi kreatif, serta mempersiapkan diri untuk berperan dan
berperilaku sebagaimana perkembangan umur dan jenis kelaminnya.
Banyak ditemukan anak yang pada masa tumbuh
kembangnya mengalami keterlambatan yang dapat disebabkan oleh kurangnya
pemenuhan kebutuhan pada diri anak, termasuk didalamnya adalah kebutuhan
bermain. Masa kanak-kanak seharusnya merupakan masa bermain yang diharapkan
dapat menumbuhkan kematangan dalam pertumbuhan dan perkembangan, sehingga apabila
masa tersebut tidak digunakan sebaik mungkin maka tentu akhirnya akan
mengganggu tumbuh kembang anak.
Selama anak bermain perlu diperhatikan kekurangan
dan kelebihan permainan yang dilakukan anak. Permainan harus dapat menstimulasi
perkembangan kreatifitas anak serta perkembangan mental dan emosional, sehingga
orang tua harus mengarahkan agar sesuai dengan proses kematangan perkembangan
tersebut. Pada anak yang mendapatkan atau terpenuhi kebutuhan bermainnya dapat
terlihat pula adanya suatu pola perkembangan anak.
1.2 Tujuan
Tujuan
dari penyusunan makalah ini yaitu :
a. Untuk
mengetahui kebutuhan makan bayi dan anak berdasarkan tahap pertumbuhan dan
perkembangan pada umur 1-2 tahun
b. Untuk
mengetahui tentang alat mainan anak berdasarkan umur, jenis kelamin, tahap
perkembangan dan kemampuannya pada umur 1-2 tahun
1.3 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini
adalah :
a. Memberikan
informasi mengenai kebutuhan makan bayi dan anak berdasarkan tahap pertumbuhan
dan perkembangan pada umur 1-2 tahun
serta dapat melakukan penyuluhan terhadap orang tua dan keluarga
b. Memberikan
informasi mengenai alat mainan anak berdasarkan umur, jenis kelamin, tahap
perkembangan dan kemampuannya pada umur 1-2 tahun serta dapat melakukan
penyuluhan terhadap orang tua dan keluarga.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Kebutuhan Makan Bayi Dan Anak Berdasarkan
Tahap Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Umur
1-2 Tahun
2.1.1
Karakteristik Anak Umur 1-2 tahun
Anak usia 1-2 tahun
merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang
disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan
dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari
masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar.
Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu
diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih
besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan
frekuensi sering.
2.1.2
Peran Makanan Bagi Anak Umur 1-2 tahun
Kebutuhan nutrisi pada
setiap anak berbeda, mengingat kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel
atau organ pada anak berbeda. Perbedaan ini menyebabkan jumlah dan komponen zat
gizi yang dibutuhkan anak juga berlainan. Anak usia 1-2 tahun umumnya aktif
dalam bergerak. Agar energinya tidak jadi hilang, perlu diberikan asupan
makanan bergizi. Namun karena daya cernanya terbatas, sebaiknya berikan makanan
yang kaya nutrisi dalam porsi sedikit.
Asupan zat-zat gizi yang
lengkap masih terus dibutuhkan anak selama proses tumbuh kembang masih terus
berlanjut. Zat gizi yang dibutuhkan anak usia 12-24 bulan ini porsi makanan
yang dikonsumsi sekarang ini yang bertambah, sesuai dengan pertambahan berat
tubuhnya dan peningkatan proses tumbuh kembang yang terjadi.
Tubuh anak tetap
membutuhkan semua zat gizi utama yaitu karbohidrat, lemak, protein, serat,
vitamin, dan mineral. Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15%
kalori, 20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat. Setiap kilogram berat badan anak
memerlukan asupan energy sebanyak 100 kkal. Asupan lemak juga perlu
ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak. Lemak tersebut
dapat diperoleh antara lain dari minyak dan margarine.
Makanan memegang
peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Oleh karenanya,
pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini, antara lain
dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan.
Didalam
makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat
tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
a. Zat tenaga
Zat gizi
yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein.
Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan
dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita
relatif lebih besar daripada orang dewasa.
b. Zat Pembangun
Protein
sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau
rusak.
c. Zat pengatur
Zat
pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat
berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat
pengatur.
1) Vitamin, baik yang larut air (
vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A,
D, E, dan K ).
2) Berbagai mineral, seperti kalsium,
zat besi, iodium, dan flour.
3) Air, sebagai alat pengatur vital
kehidupan sel-sel tubuh.
Gizi seimbang dapat dipenuhi dengan pemberian
makanan sebagai berikut. Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan
sehari-hari sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.
Kebutuhan bahan makanan tersebut perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan
gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang
disarankan adalah :
a. Pagi
hari waktu sarapan
b. Pukul
10.00 sebagai selingan, tambahkan susu
c. Pukul
12.00 pada waktu makan siang
d. Pukul
16.00 sebagai selingan
e. Pukul
18.00 pada waktu makan malam
f. Sebelum
tidur malam, tambahkan susu
g. Jangan
lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi
Pada usia balita, anak mulai memiliki daya ingat
yang kuat dan tajam, sehingga apa yang diterimanya akan terus melekat erat
sampai usia selanjutnya. Dengan memperkenalkan anak pada jam-jam makan yang
teratur dan variasi jenis makan, diharapkan anak akan memiliki disiplin makan
yang baik. Pola makan yang baik semestinya juga mengikuti pola gizi seimbang,
yaitu pemenuhan zat-zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan
diperoleh melaluik makanan sehari-hari. Dengan makan makanan bergizi seimbang
secara teratur, diharapkan pertumbuhan anak akan berjalan optimal. Disadari
maupun tidak, ini mengajarkan pola hidup teratur dan sehat pada anak sejak
dini.
Pada dasarnya anak usia 1-2 tahun sudah boleh
mengkonsumsi makanan menu padat yang hamper mirip dengan orang dewasa hanya
saja pada masa ini tetap harus dibatasi dan diperhatikan dengan baik beberapa
zat yang tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi misalnya makanan yang mengandung
pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan, pelezat makanan, garam berlebih, gula
berlebih, dan jenis makanan yang pedas. Namun untuk jenis makanan padat sehat
seperti nasi putih, ubi jalar, kentang rebus, dan jagung manis maka ini
diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk melatih adaptasi indera perasa sekaligus
membantu memenuhi kebutuhan karbohidrat. Untuk bayi usia diatas 1 tahun sudah
dibolehkan mengkonsumsi makanan hasil laut seperti udang, cumi, kerang, namun
harus tetap diingat jika ada dari salah satu orang tua ayah/ibu memiliki alergi
terhadap jenis makanan laut untuk lebih berhati-hati jangan memberikan pada
anak.
Contoh menu makanan sehat untuk anak
usia 1-2 tahun :
§ Tim
Tahu
Bahan
:
50
gram wortel yang sudah diparut
50
gram tahu yang sudah dihancurkan
50
gram tepung beras merah/putih
Garam
dapur secukupnya
500
cc air
20
gram daun bayam yang diiris halus
50
gram tomat diiris kecil-kecil
Gula
pasir secukupnya
Cara
membuat :
1) Masukkan
tepung beras, tahu, wortel, dan air ke dalam mangkuk yang tahan panas lalu di
tim
2) Ketika
di tim usahakan sambil diaduk perlahan setelah setengah matang masukkan bayam
lalu diaduk lagi
3) Masak
sampai tim benar-benar lunak lalu angkat dan haluskan dengan blender setelah
halus saring dan hidangkan dengan air tomat
§ Cara
membuat air tomat :
1) Rendam
tomat ke dalam air panas yang baru mendidih kira-kira 10 menit lalu angkat
2) Hancurkan
tomat dan saring airnya, setelah itu tambahkan 100 cc air serta sedikit gula.
2.2 Alat Mainan Anak Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin,
Tahap Perkembangan Dan Kemampuannya Pada Umur 1-2 Tahun
2.2.1
Definisi
Bermain
Bermain merupakan kegiatan yang
dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesengan atau kepuasan. Bermain
merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social, dan
merupakan media yang baik untuk belajar karena anak-anak akan berkomunikasi,
belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat
dilakukannya, dan mengenal waktu jarak, serta suara (Wong, 2000)
2.2.2
Fungsi
Bermain
a. Perkembangan
sensorik motorik
·
Memperbaiki
ketrampilan motorik kasar dan halus serta koordinasi
·
Meningkatkan
perkembangan semua indera
·
Mendorong
eksplorasi pada sifat fisik dunia
·
Memberikan
pelampiasan kelebihan energy
b. Perkembangan
Intelektual
·
Memberikan
sumber beraneka ragam untuk pembelajaran
·
Eksplorasi dan
manipulasi bentuk, ukuran, tekstur, dan warna
·
Pengalaman
dengan angka, hubungan yang renggang, konsep abstrak
·
Kesempatan untuk
mempraktikkan dan memperluas ketrampilan berbahasa
·
Memberikan
kesempatan untuk melatih pengalaman masa lalu dalam upaya mengasimilasinya ke
dalam persepsi dan hubungan baru
·
Membantu anak
memahami dunia dimana mereka hidup dan membedakan antara fantasi dan realita
c. Perkembangan
Sosialisasi dan Moral
·
Membacakan peran
orang dewasa termasuk perilaku peran seks
·
Memberikan
kesempatan untuk menguji hubungan
·
Mengembangkan
ketrampilan social
·
Mendorong
interaksi dan perkembangan sifat yang positif terhadap orang lain
·
Menguatkan pola
perilaku yang telah disetujui dan standar moral
d. Perkembangan
Kreatifitas
·
Memberikan
saluran ekspresif untuk ide dan minat yang kreatif
·
Memungkinkan
fantasi dan imajinasi
·
Meningkatkan
perkembangan bakat dan minat khusus
e. Perkembangan
kesadaran diri
·
Memudahkan
perkembangan identitas diri
·
Mendorong
pengaturan perilaku sendiri
·
Memungkinkan
pengujian pada kemampuan sendiri
·
Memberikan
perbandingan antara kemampuan sendiri dan kemampuan orang lain
·
Memungkinkan
kesempatan untuk belajar bagaimana perilaku sendiri dapat mempengaruhi orang
lain
f. Nilai
terapeutik
·
Memberikan
pelepasan stress dan ketegangan
·
Memungkinkan
ekspresi emosi dan pelepasan impuls yang tidak dapat diterima dalam bentuk yang
secara social dapat diterima
·
Mendorong
percobaan dan pengujian situasi yang menakutkan dengan cara yang aman
·
Memudahkan
komunikasi verbal dan non verbal tentang kebutuhan, rasa takut, dan keinginan
2.2.3
Prinsip-prinsip
Bermain
Menurut
Soetjiningsih (1995) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
agar aktifitas bermain menjadi stimulus yang efektif, sebagai berikut :
a. Perlu
ekstra energi
b. Waktu
yang cukup
c. Alat
permainan
d. Ruang
untuk bermain
e. Pengetahuan
cara bermain
f. Teman
bermain
2.2.4
Faktor
Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain Anak
a. Tahap
Perkembangan Anak
Aktifitas
bermain yang dilakukan anak harus sesuai dengan tahapan perkembangan dan
pertumbuhan anak.
b. Status
Kesehatan Anak
Pada
saat kondisi anak sedang menurun atau sakit, orang tua atau perawat harus
memilih permainan yang dapat dilakukan anak sesuai prinsip bermain pada anak
yang sedang sakit.
c. Jenis
Kelamin Anak
Dalam
melaksanakan aktifitas bermain tidak membedakan jenis kelamin laki-laki atau
perempuan. Semua alat permainan dapat digunakan oleh laki-laki atau perempuan
untuk mengembangkan daya piker, inajinasi, kreatifitas dan kemampuan social.
Akan tetapi, ada pendapat bahwa permainan adalah salah satu alat untuk membantu
anak mengenal identitas diri sehingga sebagian alat permainan anak perempuan
tidak dianjurkan untuk digunakan anak laki-laki.
d. Lingkungan
Yang Mendukung
Aktifitas
bermain yang baik utnuk perkembangan anak dipengaruhi oleh nilai moral, budaya,
dan lingkungan fisik rumah. Fasilitas bermain tidak selalu harus dibeli di took
atau mainan jadi, tetapi lebih diutamakan yang dapat menstimulus imajinasi dan
kreatifitas anak bahkan mainan tradisional dapat dibuat sendiri yang berasal
dari benda di sekitar kehidupan anak akan lebh merangsang kreatifitas anak.
e. Alat
dan Jenis Permainan Yang Cocok
Orang
tua harus bijak dalam memberi alat permainan. Pilihlah yang sesuai dengan tahap
tumbuh kembang anak.
2.2.5
Jenis
Permainan Anak Usia 1-2 tahun
Jenis
permainan yang dapat digunakan pada dasarnya bertujuan untuk melatih anak
melakukan gerakan mendorong atau menarik, melatih melakukan imajinasi, melatih
anak melakukan kegiatan sehari-hari, serta memperkenalkan beberapa bunyi dan
mampu membedakannya.
Jenis
permainan menggunakan alat permainan yang dapat didorong dan ditarik misalnya:
alat rumah tangga, laptop bersuara, buku audio,
balok-balok, buku gambar, kertas, pensil berwarna,puzzle dan lain-lain.
Ciri
Alat Permainan Untuk Anak umur 12-24 bulan (Soetjiningsih, 1995) :
Tujuan
:
§ Mencari
sumber suara/mengikuti sumber suara
§ Memperkenalkan
sumber suara
§ Melatih
anak melakukan gerakan mendorong dan menarik
§ Melatih
imajinasinya
§ Melatih
anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik
Alat
Permainan Yang Dianjurkan :
§ Genderang,
bola dengan giring-giring didalamnya
§ Alat
permainan yang dapat didorong dan ditarik
§ Alat
permainan yang terdiri dari : alat rumah tangga (misalnya : cangkir yang tidak
mudah pecah, sendok, botol plastik, ember, waskom air), balok-balok besar,
kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas-kertas untuk dicoret, krayon/pensil
berwarna.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makanan
memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Oleh
karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini,
antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan. Di dalam makanan terdapat enam jenis
zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat
gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat
pengatur. Pada dasarnya
anak usia 1-2 tahun sudah boleh mengkonsumsi makanan menu padat yang hampir
mirip dengan orang dewasa hanya saja pada masa ini tetap harus dibatasi dan
diperhatikan dengan baik beberapa zat yang tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi
misalnya makanan yang mengandung pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan,
pelezat makanan, garam berlebih, gula berlebih, dan jenis makanan yang pedas.
Namun untuk jenis makanan padat sehat seperti nasi putih, ubi jalar, kentang
rebus, dan jagung manis maka ini diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk melatih
adaptasi indera perasa sekaligus membantu memenuhi kebutuhan karbohidrat.
Bermain
merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan. Fungsi bermain sendiri adalah
untuk perkembangan
sensorik motorik, perkembangan
intelektual, perkembangan sosialisasi dan moral, perkembangan Kreatifitas, perkembangan kesadaran diri dan nilai terapeutik. Jenis permainan yang dapat cocok digunakan oleh anak
umur 1-2 tahun pada dasarnya bertujuan untuk melatih anak melakukan gerakan
mendorong atau menarik, melatih melakukan imajinasi, melatih anak melakukan
kegiatan sehari-hari, serta memperkenalkan beberapa bunyi dan mampu
membedakannya. Contoh jenis permainan bagi anak usia 1-2 tahun
adalah alat permainan yang dapat didorong
dan ditarik.
3.2 Saran
- Orang tua diharapkan memilih jenis mainan yang sesuai dengan umur dan perkembangan anak usia 1-2 tahun.
- Orang tua diharapkan memilih permainan yang dapat menstimulasi perkembangan kreatifitas serta perkembangan mental dan emosional anak.
- Orang tua sebaiknya perlu memperkenalkan pola makan yang baik dan teratur pada anak usia 1-2 tahun karena makanan memegang peran penting dalam prtumbuhan fisik dan perkembangan anak mereka. Jumlah nutrisi juga harus diperhatikan untuk perkembangan yang optimal.
- Orang tua harus bisa kreatif dalam pemilihan menu jika anak mereka mengalami alergi atau ketika anak tidak mau makan.
- Orang tua bisa memenuhi semua kebutuhan nutrisi dan memilih permainan yang sesuai dengan usia anak sehingga perumbuhan dan perkembangan anak akan optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Hasan R, Alatas H. 1985. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-UI
Libuae P . Perbaikan Gizi Anak
Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas 9 September 2002
Narendra, Moersintoeati B. 2002. Tumbang
Anak dan Remaja. Jakarta : CV Sagung Seto
Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan
dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta : EGC
Soetjiningsih. 2002. Gizi untuk
tumbuh kembang anak. Dalam : Ranuh ING,
Soetjiningsih, Suyitno H, penyunting. Buku Ajar 1 Tumbuh Kembang Anak
Dan Remaja. Edisi ke-1 ;.h. 22-50, Jakarta
: Sagung Seto
Sudiyanto. Dalam membina anak
dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang anak, Fakultas Kedokteran UI.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi
SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar