BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kondisi otak dan fisik anak dikemudian hari tergantung
dari jenis dan jumlah makanan yang diberikan kepadanya sejak dalam kandungan
hina masa kanak-kanak dan tergantung bagaimana cara melatih atau merangsang
perkembangannya. Kebutuhan bayi akan gizi tergolong “istimewa” sebagai bekalnya
kelak dikemudian hari. Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi dan anak boleh
dikatakan penting sekali. Hal ini disebabkan untuk menciptakan generasi masa
datang yang lebih baik, peran ibu dalam merawat bayi dan anak menjadi faktor
penentu. Peran ibu yang paling penting dimulai setelah bayi lahir sampai usia 6
bulan, karena dalam masa ini dimulainya awal pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Pada bayi usia 0-6 bulan hanya membutuhkan ASI sebagai nutrisi pertamanya.
Meskipun manfaat memberikan ASI Eksklusif dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak telah diketahui secara luas, namun kesadaran Ibu untuk
memberikan ASI Eksklusif di Indonesia, baru sebesar 14 persen saja, itu pun
diberikan hanya sampai bayi berusia empat bulan, demikian siaran pers UNICEF
yang diterima Antara di Jakarta, Selasa 29 maret 2011. Selain itu UNICEF
juga menyebutkan bahwa ketidak tahuan ibu tentang pentingnya ASI, cara menyusui
dengan benar, serta pemasaran yang dilancarkan secara agresif oleh para produsen
susu formula, merupakan faktor penghambat bagi terbentuknya kesadaran orang tua
didalam memberikan ASI Eksklusif.
Sedangkan menurut data Riskesdas 2010 tingkat pemberian ASI Eksklusif di
Indonesia yang masih tergolong sangat rendah yaitu baru 15,3% bayi yang
mendapat ASI Eksklusif hingga enam bulan, sehingga tingkat pemberian Non ASI
Eksklusif di Indonesia justru semakin meningkat.
Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang
akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas sumber daya manusia
secara umum.Demikian pula dengan memberikan ASI sedini mungkin segera setelah
lahir, merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang bagi anak.
Sehubungan dengan hal di atas akan dibahas lebih lanjut tentang pentingnya
penyuluhan tentang kebutuhan makan atau nutrisi pada bayi umur 0-6 bulan dan
jenis stimulus berdasarkan tahap pertumbuhan dan perkembangan. Sehingga ibu
tahu dan mau memberikan nutrisi dan menstimulasi perkembangan bayinya dengan
baik dan tepat. Dan menciptakan generasi bangsa yang sehat dan cerdas.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pertumbuhan
dan perkembangan bayi usia 0-6 bulan ?
2. Bagaimana kebutuhan
nutrisi untuk bayi usia 0-6 bulan ?
3. Bagaimana kebutuhan
akan stimulus untuk tahap perkembangan bayi usia 0-6 bulan ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pertumbuhan
dan perkembangan bayi usia 0-6 bulan
2. Untuk mengetahui
kebutuhan nutrisi untuk bayi usia 0-6 bulan
3. Untuk mengetahui
kebutuhan akan stimulus untuk tahap perkembangan bayi usia 0-6 bulan
1.4. Manfaat
1. Memberi informasi
mengenai pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 0-6 bulan
2. Memberi informasi
mengenai kubutuhan nutrisi untuk bayi usia 0-6 bulan
3. Memberi informasi
mengenai kebutuhan akan stimulus untuk tahap perkembangan bayi usia 0-6 bulan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Pertumbuhan dan Perkembangan
Bayi Usia 0-6 Bulan
2.1.1 Konsep Tumbuh Kembang
Pertumbuhan merupakan
bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh secara kuantitatif
dan dapat diukur. Perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat
tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Wong, 2000).
Dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak, terdapat dua peristiwa, yaitu peristiwa percepatan dan
perlambatan. Peristiwa tersebut akan berlainan dalam satu organ tubuh.
Peristiwa percepatan dan perlambatan tersebut merupakan suatu kejadian yang
berbeda dalam setiap organ tubuh namun masih bsaling berhubungan satu dengan
lainnya, misalnya terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, dan ukuran
tingkat sel maupun organ pada individu serta perubahan bentuk dan fungsi
pematangan organ mulai dari aspek social, emosional, dan intelektual (Hidayat,
2008).
Pertumbuhan dan perkembangan
anak terjadi mulai dari pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, intelektual,
maupun emosional. Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa
perubahan ukuran besar kecilnyafungsi organ mulai dari tingkat sel hingga
perubahan organ tubuh (Behrman, 2000).
2.1.2 Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan
Secara umum, pertumbuhan dan
perkembangan memiliki beberapa prinsip dalam prosesnya. Prinsip tersebut dapat
menentukan ciri atau pola dari pertumbuhan dan perkembangan setiap anak.
Prinsip-prinsip tersebut menurut Narendra (2002) antara lain:
1.
Proses pertumbuhan dan perkembangan sangat
bergantung pada aspek kematangan susunan syaraf pada manusia, dimana semakin
sempurna atau kompleks kematangan saraf maka semakin sempurna pula proses
pertumbuhan dan perkembangannya yang terjadi mulai dari proses konsepsi hingga
dewasa.
2.
Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap
individu adalah sama, yaitu mencapai proses kematangan, meskipun dalam proses
pencapaian tersebut tidak memiliki kecepatan yang sama antara individu yang
satu dengan yang lain.
3.
Proses pertumbuhan dan perkembangan memiliki pola
khas yang dapat terjadi mulai dari kepala hingga seluruh bagian tubuh atau juga
mulai dari kemampuan yag sederhana hingga mencapai kemampuan yang lebih
kompleks sampai mencapai kesempurnaan dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan.
2.1.3 Pola Pertumbuhan dan Perkembangan
Pola pertumbuhan dan
perkembangan merupakan peristiwa penting yang terjadi selama proses pertumbuhan
dan perkembangan pada anak yang dapat mengalami percepatan maupun perlambatan
yang saling berhubungan antara satu organ dengan organ yang lain. Menurut Hidayat
(2008), dalam peristiwa tersebut akan mengalami perubahan pada pola pertumbuhan
dan perkembangan, diantaranya:
1.
Pola pertumbuhan fisik terarah
Pada pola ini ada 2 prinsip
atau hukum perkembengan, yaitu :
prinsip cephalocaudal dan proximodistal. Prinsip cephalocaudal dan head
to tail direction, pola pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari kepala,
ditandai perubahan ukuran kepala yang lebih besar, kemudian berkembang
kemampuan menggerakkan lebih cepat dengan menggelengkan kepala dilanjutkan
bagian ekstremitas lengan, tangan dan kaki.
Pola proximodistal atau near to far
direction, dimulai dari menggerakkan anggpta gerak paling dekat dengan
pusat kemudian menggerakkan anggota gerak lebih jauh kearah bagian tepi,
seperti menggerakkan anggota gerak lebih jauh kearah bagian tepi, seperti
menggerakkan bahu dahulu baru mengerakkan jari-jari.
2.
Pola perkembangan dari umum ke
khusus atau mass to specific atau to complex
Pada pola perkembangan ini,
anak lebih dahulu mampu menggerakkan daerah yang lebih umum (sederhana) ke
bagian yang lebih umum melambaikan tangan baru memainkan jari-jari.
3.
Pola perkembangan berlangsung dalam
tahapan perkembangan.
Pada pola ini perkembangan
anak dibagi menjadi 5 tahapan, yaitu : masa pra lahir, masa neonates, masi
bayi, masa anak dan masa remaja.
4.
Pola perkembangan dipengaruhi kematangan dan
latihan. Terdapat masa kritis, yaitu saat yang siap menerima sesuatu dari
luar untuk mencapai kematangan dapat disempurnakan dengan rangsangan yang tepat.
2.1.4 Tahapan Tumbuh Kembang Bayi 0-6 Bulan
Pertumbuhan dan perkembangan
bayi setelah lahir (masa postnatal) diawali dengan masa neonatus (0-28 hari).
Masa ini merupakan masa terjadinya kehidupan yang baru dalam ekstrauteri, yaitu
adanya proses adaptasi semua sistem organ tubuh. Proses adaptasi dari organ
tersebut dimulai dari aktivitas pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan
frekuensi pernapasan 35-50 kali/menit, penyesuaian denyut jantung antara
120-160 kali/menit dengan ukuran jantung lebih besar apabila dibandingkan
dengan rongga dada. Selanjutnya terjadi aktivitas (pergerakan bayi) yang mulai
meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi, seperti menangis, memutar-mutar kepala,
menghisap, dan menelan. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi (tahap
pertama) antara usia 1-12 bulan dapat berlangsung secara terus menerus terutama
dalam peningkatan susunan saraf pusat.
1.
Pertumbuhan Bayi 0-6 Bulan
a.
Berat Badan
Pada masa pertumbuhan berat
badan bayi dibagi menjadi dua, yaitu usia 0-6 bulan dan usia 6-12 bulan. Untuk
usia 0-6 bulan, pertumbuhan berat badan akan mengalami penambahan setiap minggu
sekitar 140-200 gram dan berat badannya akan menjadi dua kali berat badan lahir
pada akhir bulan ke-6.
b.
Tinggi Badan
Pada usia 0-6 bulan, bayi akan
mengalami penambahan tinggi badan sekitar 2,5 cm setiap bulannya.
c.
Lingkar Kepala
Pertumbuhan pada lingkar
kepala ini terjadi dengan sangan cepat sekitar enam bulan pertama, yaitu 35-43
cm. Pada usia-usia selanjutnya, pertumbuhan lingkar kepala mengalami
perlambatan.
d.
Gigi
Pertumbuhan gigi pada masa
tumbuh kembang banyak mengalami perubahan mulai dari pertumbuhan hingga
penanggalan. Pertumbuhan gigi terjadi di dua bagian, yaitu bagian rahang atas
dan bagian rahang bawah. Pertumbuhan gigi pada bayi 0-6 bulan yang bisa terjadi
yaitu pertumbuhan gigi bagian rahang bawah yaitu gigi insisi sentral pada usia
6-10 bulan. Sedangkan pertumbuhan gigi bagian rahang atas baru terjadi pada
usia 8 bulan ke atas (Hidayat, 2008).
e.
Organ Penglihatan
Perkembangan organ
pengelihatan dapat dimulai pada saat lahir. Sudah terjadi perkembangan
ketajaman penglihatan antara 20/100, adanya refleks pupil dan kornea, memiliki
kemampuan fiksasi pada objek yang bergerak dalam rentang 45 derajat, dan bila
tidak bergeraks sejauh 20-25 cm. Pada usia 1 bulan bayi memiliki perkembangan,
yaitu adanya kemampuan melihat buntuk mengkikuti gerakan dalam rentang 90
derajat, dapat melihat orang secara terus menerus, dan kelenjar air mata sudah
mulai berfungsi. Pada usia 2-3 bulan, memiliki penglihatan perifer hingga 180
derajat. Pada usia 4-5 bulan kemampuan bayi untuk memfiksasi sudah pada
gambatan 1,25 cm, dapat mengenali botol susu, melihat tangan saat duduk atau
terbaring, melihat bayangan di cermin, dan mampu mengakomodasi objek. Usia 5-7
bulan dapat menyesuaikan posturuntuk melihat objek, mampu mengambangkan warna
kesukaan kuning dan merah, menyukai rangsangan visual kompleks, serta
mengambangkan koordinasi mata dan tangan.
f.
Organ Pendengaran
Perkembangan pada pendengaran dapat
dimula pada saat lahir. Setelah lahir, bayi sudah dapat berespon terhadap bunyi
yang keras dengan refleks. Pada usia 2-3 bulan mampu memalingkan kepala ke
samping bila bunyi dibuat setinggi telinga. Pada usia 3-4 bulan anak memiliki
kemampuan dalam melokalisasi bunyi dengan memalingkan kelapa ke arah bunyi.
Pada usia 4-6 bulan kemampuan melokalisasi bunyi makin kuat dan mulai mampu
membuat bunyi tiruan.
2.
Perkembangan Bayi 0-6 Bulan
a.
Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus
pada masa neonatus (0-28 hari) dimulai dengan adanya kemampuan untuk mengikuti
garis tengah bila kita memberikan respons terhadap gerakan jari atau tangan.
Pada masa bayi usia 1-4 bulan, dapat melakukan hal-hal seperti memegang suatu
objek, mengikuti objek dari sisi ke sisi, mencoba memegang dan memasukkan benda
ke dalam mulut, memegang benda tapi terlepas, memperhatikan tangan dan kaki,
memegang benda dengan kedua tangan, serta menahan benda di tangan walau hanya
sebentar. Pada usia 4-8 bulan, perkembangan motorik halus sudah mulai memegang
benda, menggunakan ibi jari dan jari telunjuk untuk memegang, mengeksplorasi
benda yang sedang dipegang, mengambil objek dengan tengkurap, mampu menahan
kedua benda di kedua tangan secara simultan, menggunakan bahu dan tangan
sebagai suatu kesatuan, serta memindahkan objek dari satu tangan ke tangan
lain.
b.
Perkembangan Motorik Kasar
Pada usia neonatus (0-28 hari)
perkembangan motorik kasar dapat diawali dengan tanda gerakan seimbang pada
tubuh dan mulai mengangkat kepala. Pada masa bayi usia 1-4 bulan, bayi mampu
mengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang, mampu
duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk di pangkuan ketika disokong pada
posisi berdiri, kontrol kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring
terlentang, berguling dari terlentang ke miring, posisi lengan dan tungkai
kurang fleksi, dan berusaha untuk merangkak.
c.
Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa pada masa
neonatus dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan
bereaksi terhadap suara atau bel. Pada usia 1-4 bulan, perkembangan bahasa
ditandai dengan adanya kemampuan bersuara dan tersenyum, mengucapkan huruf
hidup, berceloteh, mengucapkan kata “ooh/ahh”, tertawa, dan berteriak, mengoceh
spontan, serta bereaksi dengan mengoceh.
d.
Perkembangan Adaptasi Sosial
Perkembangan adaptasi social /
perilaku pada masa neonatus ditunjukkan dengan adanya tanda-tanda tersenyum dan
mulai menatap muka untuk mengenali seseorang. Pada usia 1-4 bulan dapat diawali
dengan kemampuan mengamati tangannya, tersenyum spontan, dan membalas senyum
bila diajak senyum, mengenali wajah ibunya dengan penglihatan,penciuman,
pendengaran, dan kontak, tersenyum pada wajah manusia, membedakan wajah-wajah
yang dikenal, serta terdiam bila ada orang yang tak dikenal.
2.2
Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan
Usia Tumbuh Kembang
Kebutuhan nutrisi setiap anak
berbeda, mengingat kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel atau organ
pada anak berbeda. Perbedaan ini menyebabkan jumlah dan komponen zat gizi yang
dibutuhkan anak juga berbeda. Secara umum kebutuhan nutrisi pada anak dapat
dikelompokkana berdasarkan usia anak: mulai usia 0-6 bulan, 6-9 bulan, 9-12
bulan, usia toddler, usia sekolah, dan usia remaja.
2.2.1 Kebutuhan Nutrisi Bayi Usia 0-6 Bulan
Pada usia ini, semua kebutuhan
nutrisi bayi dapat dipenuhi melalui asir susu ibu (ASI) yang mengandung
komponen paling seimbang. Pengeluaran ASI dapat terjadi karena adanya refleks
menghisap bayi yang juga dipengaruhi proses hormonal, terutama oksitosin dan
prolaktin. Apabila terjadi gangguan dalam ASI maka alternatufnya adalah susu formula,
namun harus diingat bahwa nilai kegunaan atau manfaat ASI tetap yang terbaik.
Pemberian ASI eksklusif berlangsung hingga enam bulan tanpa adanya makanan
pendamping lain, sebab kebutuhannya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh
bayi. Selain itu sistem pencernaan bayi usia 0-6 bulan belum mampu mencerna
makanan padat (Hidayat, 2008).
2.2.2 ASI Eksklusif
1.
Definisi ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian
ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa terjadwal dan tanpa
memberikan makanan lain, seperti susu formula, madu, jeruk, air teh, air putih
dan tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur
nasi tim, sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan
dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai berumur dua tahun (Purwanti,
2004).
2.
Manfaat ASI
Sampai saat ini, ASI (Air Susu
Ibu) masih merupakan gizi terbaik bgi bayi karena komposisi zat-zat gizi
didalamnya secara optimal mampu menjamin pertumbuhan tubuh bayi. Selain itu,
kualitas zat gizinya juga terbaik, karena mudah diserap dan dicerna oleh usus
bayi. Kandungan protein ASI (0,9mg/100ml) memang lebih rendah dibandingkan
dengan kadar protein dalam susu formula (1,6gram/100ml). Namun, kuaitas protein
ASI sangat tinggi dan mengandung asam-asam amino esensial yang dibutuhkan oleh
pencernaan bayi. Karena strukturnya yang unik, laktosa ASI sebagian tidak
dicerna, tetapi masuk ke dalam usus besar dan menjadi makanan kuman bifidobakteria,”Sahabat”usus bayi yang
berguna dalam memproduksi asam organic dan obat urus-urus bagi bayi. Bayi yang
di dalam ususnya banyak terdapat kuman, biasanya tinjanya berbau asam dan
bentuknya encer. Disamping itu, bayi sering membuang air besar, yakni antara
6-7 kali sehari.
Proses menyusui memiliki
beberapa manfaat bagi bayi, antara lain:
a.
Bayi memperoleh zat kekebalan tubuh dari kolostrum
dan imunoglobulin A yang tinggi yang terkandung di dalam ASI
b.
Membangun refleks bayi untuk menghisap yang dapat
menunjang perkembangan rahang, gusi, dan gigi bayi di kemudian hari.
c.
Membantu proses bonding antara ibu dan anak
sehingga kebutuhan kasih sayang (asih) bayi terpenuhi
d.
Proses menyusui berlangsung secara sederhana dan
tidak membutuhkan biaya mahal
e.
ASI memiliki suhu yang ideal, tidak perlu
dipanaskan atau disterilkan terlebih dahulu, bebas dari pencemaran kuman
sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya gangguan saluran pencernaan.
f.
Mempercepat pengembalian bentuk dan ukuran rahim
seperti sebelum mengandung.
g.
ASI mempunyai peran penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak, mengingat banyak zat gizi yang terkandung di dalamnya:
-
Imunoglobulin (IgA, IgG, IgM, IgD, IgE)
-
Lisozim merupakan enzim yang bersifat bakteriostatik
terhadap enterobakteri dan kuman gram negatif serta berfungsi sebagai pelindung
terhadap berbagai macam virus
-
Enzim laktoperoksidase yang
berfungsi untuk membunuh streptokokus
-
Faktor bifidus merupakan
karbohidrat yang mengandung ntrogen dan berfungsi mencegah pertumbuhan
organisme yang tidak diinginkan
-
Faktor antistafilokokus merupakan asam lemak yang melindungi seranganbakteristafilokokus
-
Laktoferin dan transferin
merupakan protein yang dapat mengurangi tersedianya zat besi
pada pertumbuhan kuman
-
Komponen komplemen, yaltu C3
dan C4 yang berfungsi untuk pertahanan tubuh
-
Sel makrofag dan neutrofil yang berfungsi memfagosit
kuman
-
Lipase merupakan zat
antivirus
3.
Pola Pemberian ASI
a.
Persiapan Menyusui
Sebagai
persiapan menyongsong kelahiran sang bayi, perawatan payudara yang dimulai dari
kehamilan bulan ke-7-8 memegang peranan penting dalam menentukan berhasilnya
menyusui bayi. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Begitu pula dengan perawatan payudara yang baik, ibu tidak
perlu khawatir bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik.
Juga dengan perawatan payudara yang baik puting tidak akan lecet sewaktu diisap
bayi (Soetjiningsih, 1997).
b.
Cara Menyusui
Yang
penting dalam cara menyusui adalah ibu merasa senang dan enak. Bayi dapat
disusukan sambil duduk atau sambil tidur. Bayi dapat disusukan pada kedua buah
payudara secara bergantian, tiap payudara sekitar 10-15 menit (Soetjiningsih,
1997).
c.
Lama Menyusui
ASI diberikan segera setelah bayi lahir. Pemberian
ASI segera setelah lahir dianjurkan segera pada 1 jam pertama. Hal ini
dikarenakan ASI yang pertama kali keluar (kolostrum) sangatlah baik serta
bergizi tinggi (WHO, 1999).
Setelah itu, pemberian ASI bisa kapan saja dan
dimana saja. Waktunya dapat diberikan pada pagi, siang, maupun malam hari
sesuai kebutuhan bayi tersebut (WHO, 1999).
Pada
hari-hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup disususkan selama 4-5
menit, untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan puting susu diisap oleh
bayi. Setelah hari ke-4-5, boleh disusukan selama 10 menit. Setelah produksi
ASI cukup, bayi dapat disusukan selama 15 menit (jangan lebih dari 20 menit).
Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi ASI cukup dan ASI lancar
keluarnya, sudah cukup untuk bayi. Dikatakan bahwa, jumlah ASI yang terisap
bayi pada 5 menit pertama adalah kurang lebih 112 ml, 5 menit kedua kurang
lebih 6 ml, dan 5 menit terakhir hanya kurang lebih 16 ml (Soetjiningsih,
1997).
d.
Teknik Menyusui dengan Benar
Posisi badan ibu dan badan
bayi
-
Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
-
Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada
dasar kepala
-
Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
-
Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian
bawah payudara ibu
-
Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
-
Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada
dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
-
Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara
menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam
Posisi mulut bayi dan puting
susu ibu
-
Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan
areola
-
Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk
huruf C yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari
yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu
dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting)
dibelakang areola
-
Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting
refleks (refleks menghisap)
-
Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah
menjulur kebawah
-
Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan
menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala
-
Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan
berhadap-hadapan dengan hidung bayi
-
Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri
langit-langit mulut bayi
-
Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut
bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras
(palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)
-
Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara
dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar
-
Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara
dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
-
Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada
payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal
ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara
menekan pantat bayi dengan lengan ibu
-
Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk
mengelus-elus bayi
2.3
Kebutuhan Stimulus Untuk
Perkembangan Bayi Usia 0-6 Bulan
Perkembangan merupakan
bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangn emosi, intelektual dan tingkah laku
sebagai hasil interaksidengan lingkungannya. ( Soetjiningsih, 1995 ).
2.3.1 Tahap Perkembangan Bayi 0-6 Bulan
Cara bayi
menjalani kehidupan pada tahun pertamanya, tentu berbeda
dengan cara kita sebagai orang dewasa dalam melihat dunia ini. Perkembangan
keterampilan dan kemampuan dasar yang dikuasai bayi, berawal dari bentuk yang
paling sederhana dan paling dekat dengan dirinya. Tahap perkembangan bayi usia 0-6 bulan dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Usia 0 - 1,5 bulan
·
Pada
usia 8 minggu bayi mengamati sebuah mainan atau objek yang cerah yang
diletakkan 20-30cm dari mukanya dengan pandangan konvergen dan dapat
menggerakkan kepala dan lehernya untuk mengikuti gerakan objek yang diamatinya.
·
Perilaku
sosial terlihat pada usia 4-8 minggu adalah senyum dan mulai menatap muka untuk
mengenali seseorang, sebagai respons atas wajah ibunya.
·
Mulai
mampu mengontrol gerakan otot-otot tubuhnya.
·
Membutuhkan
banyak bantuan Anda untuk belajar mengangkat dan menopang kepalanya dengan
otot-otot lehernya.
·
Menggerakkan
tangan dan kakinya untuk menunjukkan bahwa ia tertarik dengan sesuatu yang ada
di dekatnya.
·
Bisa
tiba-tiba menggerakkan tubuhnya seperti kejang-kejang dalam rangka belajar
mengendalikan diri. Itu sebabnya Anda perlu hati-hati dan memegangnya cukup
kuat saat menggendongnya.
·
Ketika
terjaga, berilah ia kesempatan belajar mengangkat kepalanya. Caranya, letakkan
tubuhnya pada posisi telungkup, sehingga memaksa anak berlatih mengangkat
kepalanya.
·
Lakukan
face to face alias saling berpandangan muka dengannya, sesering mungkin
Umur 1,5 - 3 bulan
·
Mulai
bisa belajar mengangkat kepalanya pada posisi telungkup.
·
Pada
usia 2 bulan bayi lebih senang untuk melihat wajah daripada hal lainnya.
Kemampuan untuk tetap melihat pada satu objek dan mengikuti gerakkannya terus
berkembang dan dapat diperiksa dengan mengamati bayi yang memperhatikan sebuah
bola yang menggelinding.
·
Pada
suara 3 bulan suara vocal (oooh,eeeh) dikeluarkan oleh bayi
·
Mulai
aktif belajar mengontrol dan mengendalikan gerakan otot tangan dan kakinya. Itu
sebabnya, Anda akan melihat anak mampu meraih serta menggenggam benda-benda
kecil yang Anda berikan padanya.
Umur 3 - 6 bulan
Perkembangan
motorik kasar:
·
Mulai
bisa mengangkat dan menahan kepalanya sendiri untuk beberapa saat lamanya.
·
Bila
dibaringkan telungkup, ia mampu menggunakan kedua tangannya untuk menahan
tubuhnya sambil bergerak maju.
·
Mulai
belajar mengguling-gulingkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.
·
Apabila
ditaruh beberapa bantal di sekelilingnya sebagai pengganjal, ia akan belajar
untuk duduk. Bantulah dengan mendudukkan dan menyandarkan tubuhnya pada bantal.
·
Pada
bayi usia 6 bulan suara konsonan (goo,gah) suara berdeguk.
Perkembangan
motorik halus:
·
Mulai
bisa menggunakan kedua tangannya untuk meraih dan menggenggam sebuah benda.
·
Senang
bermain dengan kedua tangannya.
·
Dengan
tangannya, ia asyik bermain dengan jari-jari kaki yang bisa diraihnya.
·
Gemar
memasukkan semua benda yang berhasil dipegangnya ke dalam mulut. Beginilah cara dia mengenal aneka jenis mainannya.
2.3.2 Jenis Mainan untuk Stimulus Perkembangan Bayi 0-6
Bulan
Setiap orang tua seharusnya
mengikuti dan menstimulasi perkembangan bayinya sejak lahir hingga menjadi
seorang anak yang lincah nantinya. Yang di maksud stimulasi di sini adalah perangsangan yang datangnya dari
luar individu bayi. Bayi yang banyak mendapatkan stimulasi akan mengalami
perkembangan yang lebih cepat daripada bayi yang tidak mendapatkan stimulasi.
Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan bayi
yang sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
menstimulasi perkembangan bayi yaitu dengan mengajak bayi bermain. Bagi bayi,
bermain mencerminkan perkembangan dan kesadaran terhadap lingkungan . Bayi 0-6
bulan kebanyakan bermain secara mandiri (tidak interaktif). Bayi mengembangkan keterampilan
sensorik dan motorik dengan memanipulasi mainan dan benda lain.
Mainan bayi harus aman dan sesuai dengan
perkembangannya. Keamanan yang harus di perhatikan adalah mainan tersebut tidak
mempunyai bagian atau ujung yang runcing dan tidak memiliki bagian yang kecil
atau dapat dilepas. Mainan yang sesuai usia bayi cocok untuk rentang perhatian
bayi yang pendek dan mempunyai ciri warna terang untuk memberi stimulasi.
Contoh mainan yang aman dan
sesuai dengan perkembangan bayi 0-6 bulan adalahsebagai berikut :
1.
Mainan gantung (cot toys)
Jenis mainan ini dapat
membantu bayi untuk memusatkan perhatian dan mengenal bentuk. Pilih mainan
gantung berupa paduan warna-warna cerah untuk menstimulasi indera penglihatan
bayi.
Contoh gambar :
2.
Gelang gemerincing (rattle)
Mainan jenis ini ini melatih koordinasi indera penglihatan, pendengar dan
tangan. Selain melatih indera, mainan jenis ini memperkenalkan bayi pada logika
sebab-akibat. Ia tahu, jika digoncangkan mainan akan bergemerincing.
Contoh gambar :
3.
Boneka karet
Fungsi mainan ini mengasah indera sekaligus melatih perhatian dan
memperkenalkan logika sebab-akibat karena mainan akan berbunyi jika digigit
atau digenggam.
Contoh gambar :
4.
Mainan dan boneka berbahan lembut (soft toys)
Boneka lembut warna-warni adalah benda yang menarik mata bayi. Bentuknya
yang lucu dan beraneka, dapat menjadi teman tidur atau bermain yang
menyenangkan. Boneka berbahan lembut dengan aneka tekstur juga dapat digunakan
untuk merangsang indera peraba/perasanya.
Perhatikan dengan seksama penggunaannya. Jangan sampai boneka lembut yang
menemaninya tidur, menindih tubuh bayi dan menghalanginya bernapas.
Contoh gambar :
5.
Bola berbahan lembut
Fungsi mainan ini membantu kordinasi tangan dan mata. Meskipun belum mampu
memegang bola, bayi usia 0-6 bulan membutuhkan bola. Pilihlah bola terbuat dari
kain lembut dengan warna-warna cerah yang kontras dan mudah dicuci berukuran
sedang.
Contoh gambar :
6.
Buku-buku dari kain yang berbahan lunak
Mainan ini berfungsi merangsang alat inderanya dan minatnya pada buku-buku.
Bayi akan memandang buku yang berwarna cerah ini dengan halaman-halaman
yang terbuat dari kain. Selain itu, mereka dilatih untuk mulai belajar memegang
benda.
Contoh gambar :
7.
Mainan untuk digigit (teethers atau biting toys)
Hampir semua kegiatan bayi usia 0-6 bulan melibatkan kegiatan memasukkan
benda ke mulut. Meski permainan ini lebih merupakan kegiatan eksplorasi
slitaire (sendirian, tanpa teman main), namun jenis mainan ini penting dan
sesuai dengan tahapan perkembangannya. Mainan ini dapat meringankan gangguan pertumbuhan gigi bayi.
Contoh gambar :
8.
Cermin yang tidak mudah pecah
Bayi sangat suka memperhatikan wajah-wajah. Karenanya, benda ini membantu
memfokuskan pandangannya pada satu objek. Selain itu dengan cermin, bayi akan
belajar mengenal dirinya sendiri.
Contoh gambar :
Keamanan alat bermain :
1. Hindari mainan yang
mudah pecah atau terpisah menjadi bagian yang lebih kecil.
3. Pastikan mainan mudah
dibersihkan dan dalam keadaan selalu bersih.
4. Hindari mainan yang dapat menutup jalan
pernapasan bayi. Misalnya, bantal-bantalan yang terlalu lebar, tas plastik atau
selimut.
5. Perhatikan pula
mainan berbulu yang mudah lepas bulu-bulunya. Hindari segala sesuatu yang dapat
menjerat bayi. Misalnya, mainan dengan tali yang terlalu panjang.
6. Hindari mainan yang
terlalu berat dan besar.
7. Hindari mainan dengan
suara yang terlalu keras yang dapat merusak pendengaran bayi.
DAFTAR
PUSTAKA
Antara.
2011. Siaran pers UNICEF. Jakarta: UNICEF
Atikah dan
Eni. 2010. ASI Dan Menyusui . Bantul: Muha Medika.
Bahrman,
R.E. dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak
Nelson Volume 1. Diterjemahkan oleh A.Samik Wahab. Jakarta: EGC
Bahiyatun.
2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Kramer, M.S.et
al. 2002. Breasfeeding and Infant Growth: Biology or Bias? Official
Journal of the American Academy of Pediatrics, 110,343.
Muscari,
Mary.2005.Keperawatan PediatrikEdisi 3.Jakarta:EGC
Narendra, M.B. 2000. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto
Purwanti HS, 2004. KonsepPenerepan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC.
Roesli,
Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus
ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda
Roesli,
Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Soetjiningsih,
1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.
Soetjiningsih.
1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Susenas.
2011. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta: Survei Sosial Ekonomi
Nasional.
Wong,D.L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Diterjemahkan oleh Monica Ester. Jakarta
: EGC
World Health Organization, 1991.Indicators for Assessing Breastfeeding
Practices. Devision of Child Healt
and Development, Geneva.
Yelland,
Anne.2005. 18 BulanPertamaBayiAnda.
Jakarta : DIAN RAKYAT
Wah bermanfaat sekali artikelnya terutama untuk ibu yang baru melahirkan.
BalasHapusKunjungi blog juga tentang "cara menambah berat badan bayi" di sini http://poladietsehatmedica.blogspot.com/2014/01/cara-menambah-berat-badan-bayi.html
terima kasih sudah berkunjung ^^
Hapussemoga bisa menambah informasi :)
artikel yang sangat menarik dan bermanfaat sekali untuk saya,
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung, alhamdulillah jika bermanfaat :)
HapusTerimakasih artikelnya sangat membantu :)
BalasHapusInfonybermanfaat banget deh :) Jadi tau apa saja perlengkapan yang dibutuhkan bayi . Terima kasih infonya :)
BalasHapusCara Mengatasi Kerak Bayi Yang Baru Lahir