PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tali
pusat merupakan tempat yang sangat ideal untuk tumbuhnya bakteri, oleh karena
itu pencegahan infeksi bakteri merupakan tindakan utama yang harus dilaksanakan
dalam perawatan tali pusat. Menjaga agar tali pusat selalu kering dan bersih
merupakan prinsip utama. Tujuan penelitian: Mengetahui peran alkohol 70%,
povidon-iodine 10% dan kasa kering steril dalam pencegahan infeksi pada
perawatan tali pusat.
Metoda:
telah dilakukan penelitian pemberian alkohol 70 %, povidon-iodin 10 %, serta
kasa kering steril, dalam perawatan tali pusat pasca pemotongan untuk mencegah
terjadinya infeksi, serta membandingkan lama lepasnya tali pusat. Penelitian
dilaksanakan di Ruang Neonatalogi Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Ulin/FK UNLAM
Banjarmasin. Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan 12 kali atau sampai
tali pusat lepas.
Hasil:
dari tiga jenis perlakuan tidak didapatkan tanda-tanda adanya infeksi tali
pusat demikian pula lama lepasnya tali pusat tidak terdapat perbedaan yang
bermakna (alkohol 70 %: 7,33 hari, povidon-iodine: 10 %: 7,25 hari, dan kasa
kering sterijl: 6,42 hari).
Kesimpulan:
dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa perawatan tali pusat dengan
menggunakan alkohol 70%, povidone-iodine 10% dan kasa kering steril dapat
mencegah terjadinya infeksi tali pusat dan tidak berpengaruh terhadap lama
lepasnya tali pusat. Namun bila dipandang dari segi ekonomi perawatan tali
pusat dengan kasa kering steril dinilai lebih ekonomis dibandingkan perawatan
tali pusat dengan menggunakan alkohol 70% dan povidone-iodine 10%.
1.2
Tujuan
Tujuan
dari makalah ini adalah
a. Menjelaskan
defenisi dari infeksi tali pusat
b. Menjelaskan
faktor-faktor penyebab infeksi talipusat
c. Menjelaskan
tanda dan gejala infeksi talipusat
d. Menjelaskan
metode pencegahan dan penanganan infeksi talipusat
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Infeksi Tali Pusat
Tali pusat
adalah bagian yang sangat penting bagi kehidupan janin, oleh karena melalui
alat ini janin dengan mudah mendapatkan oksigen dan makanan yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangannya serta mengeluarkan karbondioksida dan
bahan yang diperlukan. (A.
H. Markum,1991). Sumber yang lain, tali pusat adalah suatu bagian yang merentang dari pusat
janin ke URI bagian permukaan janin, panjangnya rata-rata 50-55 cm, sebesar
jari. Terdiri dari 2 arteri umbilicalis dan 1 versa umbilicalis serta jelly
wherton.(Rustam Mochtar, 1998)
Tali pusat
merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan pada bayi yang baru lahir.
Bayi yang baru lahir kurang lebih dua menit akan segera di potong tali pusatnya
kira-kira dua sampai tiga sentimeter yang hanya tinggal pada pangkal pusat (umbilicus),
dan sisa potongan inilah yang sering terinfeksi Staphylococcus aereus,pada ujung tali pusat akan
mengeluarkan nanah dan pada sekitar pangkal tali pusat akan memerah dan
disertai edema (Musbikin, 2005).
Pada
keadaan infeksi berat, infeksi dapat menjalar hingga ke hati (hepar) melalui
ligamentum (falsiforme) dan menyebabkan abses yang berlipat ganda. Pada
keadaan menahun dapat terjadi granuloma pada ocalti (Prawirohardjo, 2007).
Infeksi tali pusat adalah suatu penyakit toksemik akut yang disebabkan oleh clostridium
tetani dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan
kesadaran (Mieke, 2006).
2.2 Faktor-faktor penyebab infeksi tali pusat
Faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya infeksi tali pusat pada bayi baru lahir adalah
sebagai berikut :
a.
Faktor kuman
Staphylococcus
aereus ada
dimana-mana dan didapat pada masa awal kehidupan hampir semua bayi, saat lahir atau selama
masa perawatan. Biasanya Staphylococcus aereus sering dijumpai pada
kulit, saluran pernafasan, dan saluran cerna terkolonisasi. Untuk pencegahan
terjadinya infeksi tali pusat sebaiknya tali pusat tetap dijaga kebersihannya,
upayakan tali pusat agar tetap kering dan bersih, pada saat memandikan di minggu
pertama sebaiknya jangan merendam bayi langsung ke dalam air mandinya karena
akan menyebabkan basahnya tali pusat dan memperlambat proses pengeringan tali
pusat. Dan masih banyak penyebab lain yang dapat memperbesar peluang terjadinya
infeksi pada tali pusat seperti penolong persalinan yang kurang menjaga
kebersihan terutama pada alat-alat yang digunakan pada saat menolong persalinan
dan khususnya pada saat pemotongan tali pusat. Biasakan mencuci tangan untuk
pencegahan terjadinya infeksi (Danuatmadja, 2008).
b.Proses
persalinan
Persalinan
yang tidak sehat atau yang dibantu
oleh tenaga non medis, terjadi pada saat memotong
tali pusat menggunakan alat yang tidak steril dan tidak diberikan obat
antiseptik. Untuk perawatan tali pusat juga tidak
lepas dari masih adanya tradisi yang
berlaku di masyarakat.
c. Faktor
tradisi
Untuk perawatan tali pusat juga tidak lepas dari masih
adanya tradisi yang berlaku di sebagian masyarakat misalnya dengan memberikan
berbagai ramuan-ramuan atau serbuk-serbuk yang dipercaya membantu mempercepat
kering dan lepasnya potongan tali pusat. Ada yang mengatakan tali pusat bayi
itu harus diberi abu-abu pandangan seperti inilah yang seharusnya tidak boleh
dilakukan karena justru dengan diberikannya berbagai ramuan tersebut
kemungkinan terjangkitnya tetanus lebih besar biasanya penyakit tetanus
neonatorum ini cepat menyerang bayi, pada keadaan infeksi berat hanya beberapa
hari setelah persalinan jika tidak ditangani biasa mengakibatkan meninggal
dunia (Mieke, 2006).
2.3
Klasifikasi
a. Infeksi
tali pusat lokal atau terbatas
Jika tali pusat bengkak, mengeluarkan nanah, atau berbau
busuk, dan di sekitar tali pusat kemerahan dan pembengkakan
terbatas pada daerah kurang dari 1 cm di
sekitar pangkal tali pusat lokal atau terbatas.
b. Infeksi tali
pusat berat atau meluas
Jika
kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm atau kulit di
sekitar tali pusat bayi mengeras dan memerah serta bayi mengalami pembengkakan
perut, disebut sebagai infeksi tali pusat berat atau meluas.
2.4 Tanda dan gejala infeksi tali pusat.
Tanda-tanda
yang perlu dicurigai oleh orang tua baru adalah apabila timbul bau menyengat
dan terdapat cairan berwarna merah darah atau oca juga berbentuk nanah di sisa
tali pusat bayi. Hal tersebut menandakan sisa tali pusat mengalami infeksi,
lekas bawa bayi ke klinik atau rumah sakit, karena apabila infeksi telah
merambat ke perut bayi, akan menimbulkan gangguan serius pada bayi (Febrina, 2009)
.
Manifestasi
kebanyakan infeksi staphylococcus pada ocalt adalah tidak spesifik,
bakteremia tanpa kerusakan jaringan setempat dikaitkan dengan berbagai tanda,
berkisar dari yang ringan sampai dengan keadaan yang berat. Distress
pernafasan, apnea, bradikardia, abnormalitas saluran cerna, masalah
termoregulasi, adanya perfusi yang buruk, dan disfungsi serebral merupakan hal
umum. Infeksi spesifik yang disebabkan oleh staphylococcus aereus meliputi
pneumonia, efusi pleural, meningitis, endokarditis, omfalitis, abses, dan
osteomielitis (Susan Kelin, 2009).
Bayi yang
terinfeksi tali pusatnya, pada tempat tersebut biasanya akan mengeluarkan nanah
dan pada bagian sekitar pangkal tali pusat akan terlihat merah dan dapat
disertai dengan edema. Pada keadaan yang berat infeksi dapat menjalar ke hati
(hepar) melalui ligamentum falsiforme dan menyebabkan abses yang
berlipat ganda. Pada keadaan menahun dapat terjadi granuloma pada
umbilikus(Prawirohardjo, 2007).
Jika tali
pusat bayi bernanah atau bertambah bau, berwarna merah, panas, bengkak, dan ada
area lembut di sekitar dasar tali pusat seukuran uang logam seratus rupiah, ini
merupakan tanda infeksi tali pusat (Sean, 2009).
2.5 Komplikasi pada infeksi tali pusat
·
Terjadi kenaikan suhu badan / febris
·
Menurunnya nafsu makan
·
Sulit tidur
·
Demam tinggi
·
Trombosit vena porta
·
Abses hepar
·
Syok septic
·
Tetanus neomatorum
·
Kematian
2.6 Pencegahan
dan penanganan infeksi tali pusat
a.Pencegahan
Untuk
pencegahan awal tetanus dapat diberikan pada calon pengantin dengan harapan
bila setelah menikah dan hamil tubuhnya sudah punya antitoksin tetanus yang
akan ditransfer ke janin melalui plasenta. Seorang wanita yang sudah
diimunisasi tetanus 2 kali dengan interval 4-6 minggu diharapkan mempunyai
kekebalan terhadap tetanus selama tiga tahun imunisasi TT diberikan juga pada
ibu hamil, diberikan 2 kali pada trimester kedua dengan interval waktu 4-6
minggu diharapkan dapat memberikan kekebalan selama tiga tahun sehingga jika si
ibu hamil kurun waktu tiga tahun itu tidak diberikan imunisasi TT atau satu
kali saja imunisasi sudah cukup (Erikania, 2007).
Agar tali
pusat tidak terinfeksi, perlu dilakukan inspeksi tali pusat, klem dilepas, dan
tali pusat diikat dan dipotong dekat ocalti kurang dari 24 jam setelah bayi
lahir. Ujung dari potongan diberikan krim klorheksidin untuk mencegah
infeksi pada tali pusat, dan tidak perlu dibalut dengan kasa dan dapat hanya
diberi pengikat tali pusat atau penjepit tali pusat yang terbuat dari ocal
(Penny, 2008).
Dalam
keadaan normal, tali pusat akan lepas dengan sendirinya dalam waktu lima sampai
tujuh hari. Tapi dalam beberapa kasus oca sampai dua minggu bahkan lebih lama.
Selama belum pupus, tali pusat harus dirawat dengan baik. Agar tali pusat tidak
infeksi, basah, bernanah, dan berbau. Bersihkan tali pusat bayi dengan sabun
saat memandikan bayi. Keringkan dengan handuk lembut. Olesi dengan ocal 70%.
Jangan pakai betadine, karena yodium yang dikandung betadine dapat masuk ke
peredaran darah bayi dan menyebabkan gangguan pertumbuhan kelenjar gondok.
Biarkan terbuka hingga kering, dapat dibungkus dengan kasa steril. Jangan
mengolesi tali pusat dengan ramuan atau menaburi bedak, karena dapat menjadi
media yang baik bagi tumbuhnya kuman, termasuk kuman tetanus (Wartamedika,
2006).
Untuk
penggantian popok, sebaiknya popok yang telah basah segera diganti untuk
menghindari iritasi tali pusat, area tali pusat jangan ditutup dengan popok
atau celana ocal dan bila bayi menggunakan popok langsung pakai saja (Sean,
2009).
Pencegahan
pada infeksi tali pusat dapat dilakukan dengan perawatan tali pusat yang baik.
Jika di tempat perawatan bayi banyak penyebab infeksi dengan staphylococcus
aereus maka perawatan tali pusat dapat dilakukan sebagai berikut :
1) Setelah tali pusat dipotong, ujung
tali pusat diolesi dengan tincture jodii.
2) Tangkai tali pusat / pangkal tali
pusat dan kulit di sekeliling tali pusat dapat diolesi dengan triple-dye (triple
dye ini adalah campuran brilliant green 2,29 g, prylapine
bemisulfate 1,14 g, dan crystal violet 2,29 g yang dilarutkan dalam
satu liter air), jika obat-obat ini tidak ada dapat pula digantikan dengan merkurokrom.
3)
Atau tali pusat cukup ditutupi dengan kasa steril dan
diganti setiap hari (Prawirohardjo, 2007).
b. Penanganan
Infeksi
pada bayi dapat merupakan penyakit yang berat dan sangat sulit diobati. Jika
tali pusat bayi terinfeksi oleh Staphylococcus aereus, sebagai
pengobatan local
dapat diberikan salep yang mengandung neomisin dan basitrasin.
Selain itu juga dapat diberikan salep gentamisin. Jika terdapat granuloma,
dapat pula dioleskan dengan larutan nitras argenti 3%
(Prawirohardjo, 2007).
1)
Infeksi tali pusat local atau terbatas
Jika tali pusat bengkak,
mengeluarkan nanah, atau berbau busuk, dan di sekitar tali pusat kemerahan dan
pembengkakan terbatas pada daerah ≤ 1 cm di sekitar pangkal tali pusat local atau terbatas. Cara
penanganannya :
a. Biasakan untuk selalu mencuci tangan
sebelum memegang atau membersihkan tali pusat, untuk mencegah berpindahnya
kuman dari tangan.
b. Bersihkan tali pusat menggunakan
larutan antiseptik (misalnya klorheksidin atau iodium povidon 2,5%)
dengan kain kassa yang bersih.
c. Olesi tali pusat pada daerah
sekitarnya dengan larutan antiseptik (misalnya gentian violet 0,5%
atau iodium povidon 2,5%) delapan kali sehari sampai tidak ada nanah
lagi pada tali pusat. Anjurkan bayi melakukan ini kapan saja bila memungkinkan.
d.
Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi
area 1 cm, obati seperti infeksi tali pusat berat atau meluas.
2)
Infeksi
tali pusat berat atau meluas
Jika kulit
di sekitar tali pusat merah dan mengeras atau bayi mengalami distensi abdomen,
obati sebagai tali pusat berat atau meluas. Cara penanganannya :
a. Ambil sampel darah dan kirim ke
laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan sensivitasi.
b. Beri kloksasilin per oral selama 5
hari.
c. Jika terdapat pustule / lepuh kulit
dan selaput ocal.
d. Cari tanda-tanda sepsis.
e. Lakukan perawatan umum seperti
dijelaskan untuk infeksi tali pusat.
BAB
III
MANAJEMEN
KEBIDANAN
3.1 Data
Subjektif
1. Identitas Pasien
Nama bayi : Untuk
memudahkan dalam memanggil
Umur : -
Jenis Kelamin : -
Anak ke : -
Nama orang tua
Nama Ibu : Untuk
memudahkan memanggil
Agama : -
Umur : Untuk mengetahui tergolong RESTI atau tidak
Pendidikan : Memudahkan
dalam memberikan KIA
Pekerjaan : Mengetahui
tingkat ekonomi sosial
Alamat : Memudahkan untuk melakukan kunjungan rumah dan untuk mengetahui
pengaruh lingkungan
2.Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahwa
bayinya panas sudah 2 hari, dan pada sekitar tali pusat tampak kemerahan dan
tali pusat tampak basah, serta bayi rewel.
3.Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a.Riwayat Prenatal
Riwayat
pemeriksaan antenatal care selama hamil.
b.Riwayat Natal
Mengetahui
riwayat atau proses kelahiran bayi.
4.Pola kebiasaan sehari-hari
a.Pola nutrisi
Frekuensi
pemberian ASI dan atau susu formula. (normal 60 cc / kg BB
setiap 2 jam)
b.Pola eliminasi
Banyaknya atau frekuensi dan konsistensi BAK dan BAB bayi
baru lahir.
c.Pola istirahat
Pada
bayi dengan infeksi tali pusat mengalami gangguan istirahat akibat nyeri atau peningkatan suhu tubuh. (N
: 16-18 jam
/ hari)
d.Pola aktivitas
Bayi mengalami
penurunan pola aktivitas karena adanya gangguan pada tubuh bayi
e.Riwayat psikologi
Ibu merasa khawatir
dengan keadaan bayinya.
3.2 Data
Obyektif
1. Pemeriksaan
umum
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis
Kemampuan menghisap : lemah
BB : menurun
N : 2500 – 400 gram
Suhu : lebih
tinggi N : 36o – 37o C
Nadi : lebih
cepat N : 120 – 150 kali / menit
2. Pemeriksaan
Fisik
a. Inspeksi
Kepala
: Simetris,
tidak ada kaput, tidak ada chepal Hematoma dan tidak ada kelainan pada kepala.
Muka : Bentuk
simetris, warna muka tidak pucat
Mata : Simetris,
tidak ada perdarahan, konjungtiva tidaj pucat, dan tidak ada kelainan pada
mata.
Telinga
: Simetris,
sedikit ada secret, tidak ada pengeluaran cairan, tidak ada kelainan lain pada
telinga.
Bibir
& mulut : Bentuk simetris, warna bibir tidak pucat, tidak ada
stomatitis, tidak ada kelainan pada bibir.
Lehar : Simetris,
tidak terdapat pembesran tyroid, vena jugularis, serta tidak ada benjolan.
Dada&payudara : Bentuk
simetris antara kanan dan kiri, dan tidak ada benjolan pada payudara.
Perut : Sekitar
tali pusat berwarna kemerahan, tali pusat tampak basah, bentuk abdomen
simetris, tidak ada kelainan pada abdomen, terdapat bising usus.
Genetalia
: Bersih,
labia mayora sudah menutupi labia minora
Ekstremitas
: Tidak
ada kelainan pada ekstremitas
b. Palpasi
Leher : Tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis, dan kelenjar limfe.
Dada : Tidak
ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
Abdomen
: Tidak
ada pembesaran perut
Ekstremitas
: Tidak
ada odema.
c. Auskultasi
Dada : ronkhi
( - ), Whezing ( - )
d.Perkusi
tidak dilakukan.
3.3 Assesment
Bayi Ny... usia ..... hari dengan infeksi tali pusat.
3.4 Planning
a. Komunikasi terapeutik pada keluarga
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif dalam
tindakan dan menambah pengetahuan ibu dan keluarga tentang perawatan tali pusat
yang benar
b. Cuci
tangan sebelum dan sesudah melakuan tindakan
R/ Pencegahan
infeksi dan dapat membunuh kuman
80 %
c. Melakukan pemeriksaan TTV
R/ Menjadi
parameter deteksi dini adanya infeksi.
d. Pemberian serbuk antibiotic pada tali pusat
R/ Untuk
membunuh kuman penyebab infeksi
Antibiotic yang
diberikan yaitu tingtura jodi, Triple- dye campuran dan brilliant green 2.29 gr
, provaline bemisulfat 1.14gr Crystal violet 2.29 gr dalam satu liter air
e. Pantau tali pusat 30 menit setelah perawatan
ulang
R/ deteksi dini infeksi yang semakin
luas
f. Menjelaskan tanda-tanda infeksi pada ibu
R/ untuk
mengetahui lebih dini infeksi yang semakin luas.
g. Mengajarkan perawatan tali pusat secara benar dengan cara inspeksi keadaan tali
pusat terlebih dahulu sebelum dimandikan,apakah ada tanda-tanda infeksi dan dikeringkan serta diberi kasa steril kering
R/ Perawatan tali pusat yang benar akan mencegah
infeksi tali pusat pada bayi
i. Merujuk
R/ agar mendapatkan penanganan yang
intensif
j. Kolaborasi
dengan dokter.
R/ faktor / fungsi dependent
BAB
IV
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Tali pusat adalah bagian yang sangat
penting bagi kehidupan janin, oleh karena melalui alat ini janin dengan mudah
mendapatkan oksigen dan makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangannya serta mengeluarkan karbondioksida dan bahan yang diperlukan.
3.2 Saran
a. Bagi Tenaga
Kesehatan
Diharapkan
tenaga kesehatan yaitu bidan maupun dokter diharapkandapat meningkatkan taraf
kesehatan masyarakat khususnya pada bayi, halyang dapat dilakukan adalah
meningkatkan pelayanan kesehatankhususnya dalam mengembangkan pendidikan
kesehatan (penyuluhan)bagi masyarakat sebagai upaya menurunkan angka kematian
bayi (AKB).
b.
Bagi
Ibu
Diharapkan ibu post partum dapat
meningkatkan motivasi untukmencegah terjadinya infeksi tali pusat pada bayi
yang baru lahir, hal yangdapat dilakukan adalah dengan mencari informasi yang sebanyakbanyaknyamengenai
cara perawatan tali pusat yang benar, khususnyakepada dokter, bidan ataupun
tenaga kesehatan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Behrman,
Richard. Vaughan, Victor. 1992. Ilmu
Kesehatan Anak jilid 3. Jakarta ; Penerbit buku kedokteran EGC.
Danuatmaja.
2008. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit.
Jakarta ; Puspaswara.
Prawiroharjo,
Sarwono. 2001. Ilmu Kebidanan.
Jakarta ;Penerbit buku kedokteran EGC.
Saiffudin, Abdul Bari. 2002. Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta. YBPSP
Markum. 1991. IKA Jilid :1. Jakarta. FKUI
Mochtar, Rustam. 1998. Synopsis Obstetric. Jakarta. EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu
Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta. EGC
Jumiarni. 1995. Asuhan Keperawatan Perinatal.
Jakarta. EGC
Farrer, Helen. 2001 Perawatan Maternal- Jakarta.
EGC
Betul, masalah kebidanan tidak hanya ilmu, tapi juga mengenai pelayanan dan etika..
BalasHapusby kampus akademi kebidanan terbaik di malang
kampus akademi kebidanan terbaik swasta se indonesia