BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan
kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain
diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin
sejak masih di dalam kandungan. Upaya kesehatan ibu yang dilakukan sebelum dan
semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang
sehat dan lahir dengan selamat. Upaya kesehatan yang dilakukan sejak masih
dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak
agar mencapai tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental, emosional
maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi
genetiknya.
Berbeda
dengan otak dewasa, otak balita lebih plastis. Plastisitas otak pada balita
mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya otak balita lebih terbuka
untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya, otak balita lebih
peka terhadap lingkungan utamanya lingkungan yang tidak mendukung seperti
asupan gizi yang tidak adekuat, kurang stimulasi, dan tidak mendapat pelayanan kesehatan
yang memadai. Oleh karena lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang
sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta
tidak dapat diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan ( golden period ) dan masa kritis.
Mengingat
jumlah balita di Indonesia yang besar yaitu sekitar 10 % dari jumlah populasi
penduduk Indonesia, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh
kembang balita di Indonesia perlu
mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai
serta untuk memantau perkembangan balita
tersebut.
Kebutuhan
akan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan balita. Upaya perbaikan pemenuhan kebutuhan nutrisi
dalam rangka membantu proses fisiologis dalam
tubuh untuk proses tumbuh kembang balita dan membantu aktifitas serta memelihara
kesehatan salah satu dari bagian dari upaya pemulihan kesehatan anak. Dengan
harapan anak akan menjadi puas dan orang tua akan membantu proses edukatif dan
juga dapat membina kebiasaan waktu makan, meningkatkan selera makan, memiliki
kemampuan dan kebiasaan yang baik, memilih jenis makanan dan menetukan jumlah
dan mendidik dalam berprilaku makan.
Selain
memberikan pemenuhan nutrisi yang bergizi untuk tumbuh kembang balita,
pembinaan tumbuh kembang yang berkualitas serta komprehensif lainnya dapat
diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang balita tersebut.
Dalam
hal stimulasi memiliki peranan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
balita. Melakukan stimulasi yang memadai dalam artian melakukan kegiatan yang
dapat merangsang otak balita sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan
bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita berlangsung secara optimal
sesuai dengan umur anak.
Bentuk stimulasi
yang diberikan dapat dikembangkan dalam proses bermain, karena masa balita salah satunya dikenal
sebagai masa bermain. Hampir sebagian waktunya digunakan untuk bermain karena
dengan bermain mereka tumbuh
dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang ada pada dirinya. Oleh karena
itu, sebagai orang tua harus
mengetahui hakikat dan arti bermain dan permainan pada anak.
Arti bermain bagi anak berdasarkan pengamatan, pengalaman,
dan hasil penelitian para ahli mengemukakan bahwa bermain mempunyai arti
sebagai berikut ini: dengan bermain anak memperoleh kesempatan mengembangkan
potensi-potensi yang ada padanya dan memberikan peluang bagi anak untuk
berkembang seutuhnya, baik fisik, intelektual, bahasa dan perilakunya.
Dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti yang sangat
penting. Dapat di katakan bahwa setiap anak yang sehat selalu mempunyai
dorongan untuk bermain dan hampir sebagian waktunya di gunakan untuk bermain
karena bagi anak bermain merupakan suatu kebutuhan yang penting agar anak dapat
berkembang secara wajar dan utuh, menjadi orang dewasa yang mampu menyesuaikan
dan membangun dirinya menjadi pribadi yang matang dan mandiri,dan dengan
bermain anak juga bisa tumbuh dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang
ada pada dirinya.
Peranan
orang tua dalam pertumbuhan dan perkembangan balita sangat besar pengaruhnya
karena orang tua khususnya ibu merupakan bagian dari balita itu sendiri sebagai
orang yang harus mampu memenuhi kebutuhan balita tersebut, orang yang sangat
dekat dan berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan balita. Karena
pentingnya peranan tersebut sangat mendorong kita sebagai tenaga kesehatan
untuk memberikan pengetahuan serta kemampuan kepada orang tua khususnya ibu
untuk melaksanakan perannya tersebut sehingga mampu memenuhi kebutuhan balita
tersebut baik kebutuhan fisik, mental, intelektual sehingga terwujud generasi
yang sehat dan berkualitas.
1.2
Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak usia 3-4 tahun
2. Menjelaskan kebutuhan nutrisi anak usia
3-4 tahun
3. Menjelaskan jenis permainan pada anak
usia 3-4 tahun
BAB II
TINJAUAN
TEORI
2.1
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia
3-4 Tahun.
2.1.1 Definisi Tumbuh Kembang
Pertumbuhan merupakan proses
bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluluer, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga
dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. ( Depkes RI, 2007 )
Perkembangan merupakan proses bertambahnya
kemampuan ( skill ) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.(
Depkes RI, 2007 )
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik
sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/ individu. Kedua peristiwa terjadi secara
sinkron pada setiap individu.
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh
Kembang
Pada
umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan
hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak yaitu :
Ø Faktor internal
Ø Ras, etnik, bangsa
Ø Keluarga
Ø Umur
Ø Jenis kelamin
Ø Genetik
Ø Kromosom
Ø Faktor Eksternal
Ø Faktor prenatal ( gizi ibu, toksin, zat
kimia, endokrin, radiasi, infeksi, imunologi, psikologi ibu selama hamil )
Ø Faktor persalinan ( gizi, penyakit
kronis, lingkungan fisik dan kimia, psikologi, endokrin, sosio ekonomi,
lingkungan pengasuhan, stimulasi, obat-obatan )( Depkes RI, 2007 ).
2.1.3 Periode Tumbuh Kembang Anak Usia 3-4 tahun
Pada
masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik serta fungsi ekskresi. Periode penting dalam tumbuh kembang
anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada balita
akan mempengaruhi perkembangan anak
selanjutnya. Pada masa balita perkembangan kemampuan bicara dan bahasa,
kreativitas dan kesadaran sosial, emosional intelegensia berjalan sangat cepat
dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar
kepribadian pada masa-masa ini juga dibentuk, sehingga setiap penyimpangan
sekecil apapun apabila tidak dideteksi dan ditangani akan mengurangi kualitas
sumber daya manusia ( Depkes, 2007 )
Pertumbuhan pada masa pra sekolah,
pertumbuhan fisik untuk berat badan mengalami kenaikan rata- rata pertahunnya 2
kg. Kelihatan kurus akan tetapi aktivitas motorik tinggi, dimana sistem tubuh
sudah mencapai kematangan seperti berjalan melompat. Pada pertambahan tinggi
badan anak akan bertambah rata-rata 6,75-7,5 cm tiap tahunnya.
Adapun berat badan dan tinggi badan pada balita normal dapat
dihitung dengan ketentuan :
Berat
badan = [umur ( tahun ) x 2] + 8
Tinggi
badan = 2x PB lahir
(
soetjiningsih, 1998 )
Dibandingkan
dengan bentuk tubuh sebelumnya kebanyakan anak usia ini akan menjadi lebih
langsing. Sekitar umur 4 tahun lordosis dan penonjolan abdomen akan menghilang
demikian pula lapisan lemak pada lekukan telapak tangan ( Markum,
Adapun
tahap perkembangan anak usia 3-4 tahun adalah :
Ø Berjalan jalan sendiri mengunjungi
tetangga
Ø Berjalan pada jari kaki
Ø Berdiri 1 kaki 2 detik
Ø Melompat dengan kedua kaki diangkat
Ø Mengayuh sepeda roda tiga
Ø Menumpuk 8 buah kubus
Ø Belajar berpakaian dan membuka pakaian
sendiri
Ø Menggambar garis silang
Ø Menggambar orang ( hanya kepala dan
badan )
Ø Mengenal 2 atau 3 warna
Ø Bicara dengan baik
Ø Menyebut namanya, jenis kelamin dan umur
Ø Banyak bertanya
Ø Bertanya bagaiman anak dilahirkan
Ø Mengenal sisi atas, sisi bawah, muka dan
belakang
Ø Mendengarkan cerita
Ø Bermain dengan anak lain
Ø Menunjukkan rasa sayang pada saudaranya
Ø Dapat melaksanakan tugas sederhana
Ø Bermain dengan permainan sederhana.
(
Soetjiningsih, 1998 )
2.2 Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Usia 3-4 tahun
Kebutuhan nutrisi merupakan
kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak serta mencegah terjadinya
berbagai penyakit akibat kekurangan nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan
energi dan protein, anemia, defisiensi
iodium, vitamin dan mineral lainnya yang dapat menghambat proses
tumbuh kembang anak.
Selain
itu kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktifitas sehari-hari karena
nutrisi juga sebagi sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh
dan juga sebagai sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh. Sebagai sumber
tenaga nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak 50-55%, lemak sebanyak 30-35% dan protein sebanyak 15 %
Pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang diantara zat gizi lain, mengingat
banyak sekali yang kita temukan berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi yang tidak seimbang, seperti tidak suka makan, tidak mau atau tidak
mampu untuk makan padahal makanan tersebut sangat pentinng dan mengandung gizi
yang seimbang sehingga harapan dalam pemenuhan kebutuhan gizi harus selaras dan
seimbang tidak terlaksana.
2.2.1 Komponen Zat gizi
Dapat
dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu golongan makro dan mikro. Golongan makro
yang terdiri dari kalori dan air dan untuk
kalori meliputi : karbohidrat , lemak, protein.sedangkan kelompok zat
gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral.
Adapun kebutuhan zat gizi untuk anak usia 3-4 tahun yaitu:
1.
Karbohidrat
Balita
membutuhkan energi (sebagai kalori) untuk memungkinkan mereka untuk
beraktifitas serta untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh mereka. Tubuh mendapatkan
energi terutama dari karbohidrat dan lemak tetapi juga beberapa dari protein. Kebutuhan
energi perhari untuk anak usia 1-3 tahun 100kkal/kgbb/hari dan anak usia 4-5
tahun adalah 90kkal/kgbb/hari. Sumber karbohidrat yaitu: padi-padian, kentang,
gandum, tepung, roti, jagung susu, buah-buahan, sereal, kacang-kacangan,
biji-bijian dan sayuran.
2.
Protein
Protein
diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan dan perbaikan jaringan tubuh,
serta untuk membuat enzim pencernaan dan zat kekebalan yang bekerja untuk
melindungi tubuh balita. Kebutuhan protein secara proporsional lebih tinggi
untuk anak-anak dari pada orang dewasa. Kebutuhan protein untuk anak usia 1-3
tahun 23 gr dan usia 4-6 tahun 32 gr. Sumber energi protein ini dapat diperoleh
dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kedele, kacang, buncis, dan
padi-padian.
3.
Lemak
Beberapa
lemak dalam makanan sangat penting dan menyediakan asam lemak esensial,
yaitu jenis lemak yang tidak tersedia di dalam tubuh. Lemak dalam
makanan juga berfungsi untuk melarutkan vitamin larut lemak seperti
vitamin A, D, E dan K. Anak-anak membutuhkan lebih banyak lemak dibandingkan
orang dewasa karena tubuh mereka menggunakan energi yang lebih secara
proposional selama masa pertumbuhan dan perkembangan mereka. Namun anjuran makanan sehat untuk anak usia dibawah
5 tahun adalah asupan lemak total
sebaiknya tidak lebih dari 20% dari total energi. Sumber lemak dalam dalam
makanan bisa di dapat dalam : mentega, susu, daging, ikan, minyak nabati,
telur, keju, kacang-kacangan.
4.
Serat
Serat adalah bagian dari karbohidrat dan protein
nabati yang tidak dipecah dalam usus kecil dan penting untuk mencegah sembelit
serta gangguan usus lainnya. Serat dapat membuat perut anak menjadi
cepat penuh dan terasa kenyang, menyisakan ruang untuk makanan lainnya sehinga
sebaiknya tidak diberikan berlebih
5.
Vitamin dan Mineral
Vitamin
adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil
untuk banyak proses penting yang dilakukan dalam tubuh. Mineral adalah zat
anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi. Makanan yang
berbeda memberikan vitamin dan mineral yang berbeda dan memiliki diet yang
bervariasi dan seimbang . Ini penting untuk menyediakan jumlah yang cukup dari
semua zat gizi. Ada beberapa pertimbangan pemberian zat gizi untuk
diingat, seperti pentingnya zat besi dan pemberian vitamin dalam bentuk
suplemen.
6. AIR
Air
merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting.Air berfungsi sebagai pelarut
pertukaran seluler, medium untuk ion,
tranport nutrien dan produk buangan dan pengaturan suhu tubuh. Sumber zat air
dapat diperoleh dari air dan semua makanan
2.2.2 Pemberian makan menurut kelompok umur.anak
usia 3-4 tahun
Walaupun
kebutuhan nutrusi relatif kurang, golongan umur ini masih rawan terhadap
infeksi dan penyakit kurang gizi. Karena kebutuhan nutrisinya diutamakan terhadap kalori,
protein dan vitamin A dan mineral besi. Jenis makanan keras dapat diberikan
seperti pada orang dewasa. Menu yang dihidangkan hendaknya bervariasi dengan
bahan makanan hewani dan nabati yang selalu berganti. Mereka telah dapat
memilih serta menyukai makanan dan masih menyukai makanan yang manis seperti
permen, coklat, es krim yang bila berlebihan dapat menyebabkan karies dentis dan
nafsu makan yang berkurang.
Jadwal
pemberian makan merupakan kelanjutan dari jadwal masa bayi dengan sedikit
penyesuaian menjadi : 3x makan utama ( pagi, siang , malam ) diantaranya diberi
makan kecil dan bila mungkin tambahan susu. Buah atau pencuci mulut dihidangkan
bersama dengan makan utama. Tambahan susu diberikan pada pagi hari dan malam
menjelang tidur.
Contoh jadwal makan balita
usia 3-4
06.00-08.00 :
makan pagi ( tambahan susu 200cc )
11.00 :
makanan kecil ( biskuit )
13.00-14.00 :
makanan siang ( dengan buah pencuci mulut )
16.00 :
makanan kecil
19.00 :
makanan malam
Sebelum tidur : susu 200 cc
Contoh
menu makanan untuk anak usia 3-4 tahun
06.00-08.00 : nasi, abon daging, sayur wortel, susu
10.00 : bubur kacang hiaju
13.00 : Nasi, ikan goreng, tahu bacem,
sayur asem, pepaya
16.00 : Puding maizena
18.00 : nasi, dagingempal, kripik
tempe, sup sayur, pisang
20.00 : susu ( markum )
Hal
yang harus diperhatikan dalam pemberiaan makan pada balita:
- Balita harus sepenuhnya terintegrasi ke makanan keluarga, meskipun untuk sementara waktu mungkin mereka masih perlu bantuan untuk memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil.
- Satu hal yang perlu diperhatikan untuk membuat makanan keluarga cocok untuk anak atau balita ,yaitu gunakan sedikit gula, garam dan hindari bumbu-bumbu dengan rasa yang tajam, dan penyedap
- Susu masih sangat berperan penting dalam pola makan anak atau balita, meskipun mereka perlu sedikit lebih berkurang sekarang, sekitar 200-600 ml susu atau 2-3 porsi susu per hari
- Berikan anak makanan yang sehat, bervariasi dan seimbang,
- Anak harus makan berbagai macam makanan dari setiap kelompok makanan:
- 4 porsi jenis karbohidrat perhari
- 2-3 porsi susu perhari
- 1-2 porsi jenis daging atau jenis daging lainnya perhari
- 5 porsi jenis buah dan sayuran perhari
Makanan
pokok yang dihidangkan terdiri dari
karbohidrat sebagai sumber kalori seperti yang berasal dari tepung,
beras, jagung, gandum, kentang, ubi, ketela.Protein hewani dan nabati, lemak,
sayuran dan buah-buahan.
2.3
Jenis Permainan Pada Balita Usia 3-4
tahun
2.3.1
Definisi Bermain
Merupakan
suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan dan mempraktekkan
keterampilan, memberikan ekspresi
terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa.
Anak
tidak memisahkan antara bermain dan bekerja. Bagi anak bermain merupakan
seluruh aktifitas termasuk bekerja, kesenangannya dan merupakan metode bagaimana
mereka mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan
kebutuhan anak seperti halnya makan, minum, perawatan dan kasih sayang. Anak
memerlukan berbagai variasi dalam permainan untuk kesehatan fisik, mental dan
perkembangan emosinya.
Melalui
bermain anak tidak hanya menstimulasi
pertumbuhan otot –ototnya tapi lebih dari itu. Anak tidak sekedar
melompat, melempar atau berlari, tetapi
mereka bermain denagn menggunakan seluruh emosinya, perasaan dan pikirannya. Kesenangan merupakan
salah satu elemen pokok dalam bermain. Anak akan bermain sepanjang permainan
itu menyenangkan baginya dan akan berhenti bermain jika merasa bosan.
Bermain
merupakan unsur yang sangat penting untuk perkembangan fisik, mental, emosi,
intelektual, kreativitas dan sosial. Anak yang mendapat kesempatan untuk
bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas.
Alat
permainan merupakan salah satu alat untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang lebih cepat dibanding
anak yang kurang mendapat stimulasi.
Pemberian stimulasi akan lebih efektif jika memperhatikan kebutuhan anak sesuai
dengan tahap-tahap perkembangannya.
Pada
anak yang mampu berjalan dan berbicara akan senang melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap lingkungannya yang merupakan perwujudan dari motif kompetensinya.
Motif ini dapat diperkuat atau
diperlemah oleh lingkungannya, melalui jumlah reaksi yang diberikan terhadap
perilaku anak tersebut sehingga jika reaksi tersebut sering diberikan maka
akan mendorong anak mengulangi perilaku
tersebut. Disamping itu anak akan mencoba menganalisis perilaku mana yang
memberikan efek tertentu. Dan meletakkan
hubungan tertentu antara perilaku dan akibat yang ditimbulkan. Anak yang
dibesarkan dalam lingkungan yang responsif akan memperlihatkan perilaku
eksploratif yang tinggi. Stimulasi verbal juga diperlukan pada tahap
perkembanagn ini. Dengan penguasaan bahasa anak akan mengembangkan inisiatif
atau idenya melalui pertanyaan yang akan mempengaruhi kemampuan kognitifnya. (
Soetjiningsih, 1998 )
2.3.2 Fungsi Bermain
1. Membantu perkembangan sensorik dan
motorik
Melalaui
rangsangan sensorik dan motorik ini anak
akan beraktifitas untuk mengeksplorasi alam sekitarnya.
2. Membantu perkembangan kognitif
Perkembangan
kognitif dapat dirangsang dengan permainan. Pada saat bermain anak akan mencoba
melakukan komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami objek permainan, mampu
membedakan khayalan dengan kenyataan, belajar warna, memahami bentuk ukuran.
3. Meningkatkan sosialitas anak. Proses
sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, anak akan merasa senang dengan
kehadiran orang lain, dan merasa ada teman dengan dunia yang sama. Disini akan
timbul bermain peran pada anak seperti berpura - pura menjadi dokter, ibu atau
guru.
4. Meningkatkan kreativitas. Anak akan
mencoba menciptakan sesuatu dari permainan dan mampu memodifikasi objek yang
digunakan dalam permainan tersebut.
5. Meningkatkan kesadaran diri bahwa dengan
bermain anak akan belajar untuk mengeksplorasi tubuh dan merasaka kehadiran
orang lain sebagai bagian dari individu yang saling berhubungan, anak akan
belajar perilaku dan membandingkan dengan perilaku orang lain.
6. Nilai terapeutik, uyaitu menjadikan anak
lebih senang dan nyaman, dan memberiakn hiburan tersendiri pada anak.
2.3.3 Variasi atau Keseimbangan dalam Aktivitas Bermain
Dalam
bermain kita mengenal beberapa sifat bermain pada anak, diantaranya bersifat
aktif dan pasif. Dikatakan aktif jika anak berperan aktif dalam permainan, memberikan
rangsangan dan melaksanakannya, dan dikatakan pasif jika anak memberikan respon
pasif terhadap permainan tersebut. Adapun macam - macam permaian berdasarkan
hal tersebut dapat dikelompokkan yaitu:
1. Bermain Afektif Sosial menunjukkan
perasaan senang dalam berhubungan dengan orang lain. Sifat permainan ini adalah
orang berperan aktif sedangkan anak hanya merespon terhadap stimulasi tersebut.
Respon seperti tersenyum dan tertawa
ketika dipeluk oleh ibu.
2. Bermain bersenang senang yaitu
memberikan kesenangan kepada anak melalui objek yang ada sehingga anak merasa
senang tanpa perlu adanya kehadiran orang lain, sifat ini bergantung pada
stimulasi yang diberikan pada anak. Seperti main boneka, bola dll
3. Bermain Keterampilan yaitu bermain
dengan objek yang dapat melatih kemampuan keterampilan anak sehingga timbul
kreatifitas dan terampil dalam segala hal seperti bermain bongkar pasang.
4. Bermain Dramatik merupakan permainan
memainkan peran dan berperilaku sebagai orang dewasa atau orang lain. Hal ini
dapat dilakukan jika anak sudah bisa berkomunikasi dan mengenal kehidupan
sosial. Seperti memainkan peran sebagai seorang ibu, guru dll
5. Bermain Menyelidiki. Macam permainan ini
dengan memberikan stimulasi pada anak untuk berperan dalam menyelidiki sesuatu
atau memeriksa dari alat permainan seperti mengocok untuk mengetahui isinya.
Permainan ini bersifat aktif dan dapat mengembangkan kecerdasan anak.
6. Bermain konstruksi yaitu bermain dengan
menyusun suatu objek agar menjadi konstruksi yang benar seperti menyusun balok.
Permainan ini bersifat aktif dan dapat merangsang kecerdasan anak.
7. Permainan yaitu bermain dengan
melibatkan teman sebaya dengan menggunakan beberapa peraturan permainan,
seperti bermain ular tangga. Permainan ini bersifat aktif dan anak akan
memberikan respon kepada temannya sesuai dengan jenis permainan dan akan
menimbulkan rasa senang dan
mengembangkan kecerdasan emosional anak.
8. Bermain Onlooker. Yaitu dengan melihat
anak lain bermain tanpa harus mengikuti permainan tersebut. Walaupun termasuk
pada permainan yang pasif tapi ini dapat menimbulkan rasa senang tersendiri
bagi anak.
9. Bermain sendiri/ soliter. Permainan
sendiri yang dilakukan tanpa adanya stimulasi dari orang lain dan hanya
terpusat pada permainannya.
10. Bermain Paralel. Merupakan bermain
secara sendiri tetapi di tengah-tengah anak lain yang sedang bermain, tetapi
tidak ikut dengan kegiatan orang lain. Sifat permaianan yang aktif dan dan
dapat menambah kemampuan anak dalam menyelesaikan tugas mandiri dalam kelompok
tersebut.
11. Bermain Asosiatif. Merupakan bermain
yang aktif dan dilakukan secara bersama- sama dengan teman tetapi tidak terikat
pada aturan permainan.
12. Bermain Kooperatif. Merupakan bermain
secara bersama dengan adanya aturan yang jelas sehingga adanya perasaan dalam
kebersamaan sehingga terbentuk hubungan pemimpin dan pengikut.
Dalam
bermain ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar aktivitas bermain dapat
memberikan stimulasi yang baik untuk perkembangan anak yaitu:
·
Energi
yang cukup bagi anak
·
Waktu
untuk bermain. Dalam hal ini anak diberikan kebebasan waktu untuk bermain agar
kemampuan dan kecerdasan anak bisa berkembang.
·
Alat
permainan harus sesuai dengan umur dan taraf perkembangannya.
·
Ruangan
atau tempat untuk bermain.
·
Pengetahuan
cara bermain dapat diperoleh anak dengan mencoba-coba sendiri, meniru orang
lain dan diberitahu orang lain.
·
Teman
bermain baik orang tua, saudara, temannya. Anak yang bermain sendiri akan
kehilangan kesempatan belajar dari teman-temannya. Sebaliknya kalau terlalu
banyak teman maka akan menghilangkan kesempatan bagi anak untuk menghibur
dirinya dan menemukan kebutuhannya.
2.3.4 Keuntungan Bermain
Adapun keuntungan yang didapat anak
dari bermain adalah :
·
Membuang
ekstra energi, menghindari terjadinya penimbunan lemak dan obesitas serta
berfungsi sebagia bentuk olahraga bagi.
·
Mengoptimalkan
pertumbuhan seluruh bagian tubuh seperti tulang otot dan organ.
·
Aktivitas
yang dilakukan dapat meningkatkan nafsu makan anak.
·
Anak
belajar mengontrol diri.
·
Berkembangnya
keterampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya
·
Meningkatkan
daya kreativitas.
·
Mendapatkan
kesempatan untuk menemukan arti dari benda yang ada disekitarnya.
·
Merupakan
cara untuk mengatasi kemarahan dan kekuatiran iri hati dan kedukaan
·
Kesempatan
untuk belajar bergaul denagn anak lainnya
·
Kesempatan
untuk menjadi pihak yang kalah dan menang sehingga mengajarkan anak untuk
sportif
·
Kesempatan
untuk belajar mengikuti aturan-aturan
·
Dapat
mengembangkan kemampuan intelektualnya
2.3.5 Alat Permainan Edukatif ( APE )
Adalah
alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak disesuaikan dengan
upaya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
·
Pengembangan
aspek fisik yaitu kegiatan yang dapat menunjang dan merangsang pertumbuhan
fisik anak.
·
Pengembangan
bahasa dengan melatih berbicara menggunakan kalimat yang benar.
·
Pengembangan
aspek kognitif yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk dan warna.
·
Pengembangan
aspek sosial khususnya dalam hubungannya
dengan interaksi antara ibu dan anak, keluarga dan masyarakat.
APE
bukan terfokus pada alat permainan yang di beli dan mahal tapi alat tradisional
pun bisa dikategorikan APE jika memenuhi syarat:
1. Alat permainan yang aman yaitu tidak
membahayakan bagi anak baik dari segi bentuk, bahan, ukurannya.
2. Ukuran dan beratnya harus sesuai dengan
usia anak. Terlalu besar dan terlalu kecil akan menyulitkan anak. Begitu juga
dengan beratnya. Jika terlalau berat akan menyulitkan anak untuk memindahkannya
dan akan membahayakan jika alat tersebut terjatuh.
3. Disain harus jelas yaitu punya ukuran,
susunan dan warna tertentu serta jelas maksud dan tujuannya.
4. Harus punya fungsi baik untuk
perkembangan motorik, bahasa, kecerdasan dan sosialisasi.
5. Harus dapat dimainkan dengan berbagai
variasi. Tidak boleh terlau sulit sehingga membuat anak frustasi dan tidak juga
terlalu mudah sehingga anak akan cepat bosan
6. Sederhana dan menarik, jika
bersuara suara harus jelas.
7. APE harus mudah diterima oleh semua
kebudayaan dan bersifat umum.
8. APE tidak mudah rusak, dan jika rusak
mudah untuk diperbaik, tidak mahal, mudah didapat.
Contoh
alat permainan balita dan perkembangan yang distimulasi:
1. Pertumbuhan motorik kasar/ fisik: sepeda
roda tiga, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali dll.
2. Motorik halus: gunting , pensil, lilin,
balok.
3. Kecerdasan/ kognitif: buku bergambar,
buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio.
4. Bahasa
: buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV.
5. Menolong diri sendiri : gelas plastik,
piring, sendok, baju, sepatu, kaos kaki.
6. Tingkah laku sosial: Alat permainan yang
dapat dipakai bersama seperti coklak, kotak pasir, bola dan tali.
2.3.6 Kesalahan dalam Memilih Alat Permainan.
Beberapa
kesalahan yang sering dibuat dalam memilih alat permainan:
1. Orang tua memberikan banyak macam alat
permainan sekaligus. Pada umumnya anak suka mengulang - ulang permainan yang sama untuk beberapa
waktu.
2. Orang tua sering membeli alat permainan
yang mereka pikir indah dan menarik, tetapi mereka tidak memikirkan apa yang
akan dikerjakan oleh anak terhadap permainan tersebut.
3. Banyak orang tua membayar mahal untuk
alat permainan. Padahal alat permainana yang dibuat sendiri juga menyenangkan
bagi anak.
4. Alat permainan yang terlalu lengkap
sehingga memberikan sedikit peluang bagi anak untuk mengeksplorasi.
5. Alat permainan yang tidak sesuai dengan
umur anak, anak terlalu tua atau terlalu
muda untuk alat permainan tersebut sehingga tujuan alat permainan tidak
tercapai .
2.3.7 Cara Membantu Anak Untuk Bermain
Beberapa
hal yang harus diperhatikan agar tujuan stimulasi dari alat permainan bisa tercapai adalah :
1. Alat permainan harus sesuai dengan taraf
perkembangan anak.
2. Orang tua harus memperhatikan minat dan
kemampuan anak.
3. Memberikan kesempatan bagi anak untuk
mengulang suatu permainan sampai anak benar- benar terampil sebelum
meninggalkan permainan dan beralih pada permainan yang lain.
4. Orang tua menjadi model bagi anak. Jika
orang tua menyenangi permainan tersebut maka anak akan cenderung menyenangi.
5. Orang tua harus mempelajari alat
permainan terlebih dahulu sebelum
mengajarkan permainan tersebut kepada anak. Orang tua harus tau tujuan dari
permaian itu terlebih dahulu sebelum mengajarkan pada anak.
6. Jangan memaksa anak untuk bermain jika
mereka tidak ingin bermain. Biarkan mereka melakukan sesuai dengan keinginan
mereka sendiri.
7. Hentikan permainan sebelum anak dan
orang tua mulai bosan.
8. Permainan tidak harus baru, tidak
terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit.
9. Orang tua menyediakan waktu untuk
mengajak anaknya bermain. Melalui bermain bersama akan membuat orang tua lebih
mengenal anak mereka.
10. Berikan kesempatan bagi anak untuk
bermain sendiri agar mereka bisa mengembangkan keterampilan untuk mandiri.
2.3.8 Jenis Alat Permainan Berdasarkan Kelompok
Umur
·
Jenis
alat permainan untuk Anak Usia 3-4 Tahun
Dalam
penggunaan alat permainan pada anak tidaklah selalu sama dalam setiap usia
tumbuh kembang melainkan berbeda hal ini dikarenakan setiap tahap usia tumbuh
kembang anak selalu mempunyai tugas perkembangan yang berbeda sehingga dalam
penggunaan alat harus memperhatikan tugas masing-masing umur tumbuh kembang.
Pada
usia 3-4 tahun anak sudah mampu mengembangkan kreatifitasnya dan sosialisasinya
sehingga sangat diperlukan permainan yang bertujuan :
1.
Mengembangkan
kemampuan menyamakan dan membedakan
2.
Mengembangkan
kemampuan berbahasa
3. Mengembangkan kecerdasan
4. Mengembangkan pengertian tentang
berhitung, menambah dan mengurangi.
5. Merangsang daya imajinasi dengan
berbagai cara bermain pura-pura ( sandiwara )
6. Menumbuhkan
sportifitas
7. Membedakan benda dengan perabaan
8. Mengembangkan kepercayaan diri dan
kreativitas
9. Mengembangkan koordinasi motorik (
melompat, memanjat, lari )
10. Mengembangkan kemampuan mengontrol
emosi, motorik halus dan kasar.
11. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan
anak dan orang diluar rumahnya
12. Memperkenalkan pengertian yang bersifat
ilmu pengetahuan.
13. Memperkenalkan suasana kompetisi ,
gotong royong.
Menginjak usia 3-4 tahun, anak semakin
kreatif. Mereka senang dengan aktivitas yang dilakukan orang dewasa. Mereka
juga senang dengan mainan yang realistis yang mampu merangsang otaknya.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka
diperlukan kesesuaian antara jenis mainan dengan tingkah lakunya.
Anak usia 3-4 tahun:
1)
Berjalan-jalan
sendiri mengunjungi tetangga
2)
Berjalan pada jari
kaki
3)
Belajar berpakaian
dan membuka pakaian sendiri
4)
Menggambar garis
silang
5)
Menggambar orang
(hanya kepala dan badan)
6)
Mengenal 2 atau 3
warna
7)
Bicara dengan baik
8)
Bertanya bagaimana
anak dilahirkan
9)
Mendengarkan
cerita-cerita
10)
Bermain dengan anak
lain
11)
Menunjukkan rasa
sayang kepada saudara saudaranya
12) Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana
Pada dasarnya anak usia 3-4 tahun membutuhkan mainan yang memerlukan
banyak gerak dan ketangkasan dan melatih kecerdasan mereka. Beberapa contoh
mainan yang dianjurkan untuk anak usia 3-4 tahun, antara lain :
1.
Mainan kereta api
Mainan kereta api
merupakan mainan yang menyenangkan di usia 3-4 tahun. Tidak hanya sekedar bermain,
anak akan belajar bagaimana menyusun rangkaian rel kereta api, merangkai
gerbong, meletakkan dan memungut kereta dari relnya serta memasang beberapa
bangunan seperti stasiun, jembatan pepohonan dan lain sebagainya.
Jenis mainan ini
akan merangsang otak dan motorik anak. Anak juga akan belajar memerankan
sebagai masinis yang sedang mengendalikan laju kereta api. Sambil bermain,
mengajaknya bernyanyi “Naik kereta api, tut.. tut.. tut.. siapa hendak ikut..”
akan menambah keceriaan anak bermain.
2.
Mobil-mobilan
Hampir sama dengan
mainan kereta api, mainan mobil-mobilan juga digemari anak di usia 3 tahun.
Agar dapat merangsang perkembangan otaknya, pilihlah mobil-mobilan yang
dilengkapi miniatur pengendara dan penumpangnya. Dengan begitu anak akan berdialog
sendiri memerankan beberapa tokoh baik sebagai sopir maupun sebagai
penumpang.
Jenis mobil-mobilan
yang sedang ngetren saat ini yaitu mobil transformer dimana mobil tersebut
dapat berubah menjadi sebuah robot. Dengan mainan ini tentu anak akan semakin
kreatif untuk mengutak-atik mengubah bentuk mobil menjadi robot. Lebih seru
lagi jika Anda membelikan si kecil beberapa mobil transformer sehingga ia dapat
bercerita lebih banyak dengan memerankan beberapa tokoh mobil transformer
tersebut.
Jika halaman rumah
cukup luas, membelikan mainan truk besar lengkap dengan ember dan sekop cukup
mengasyikkan. Anak akan belajar bagaimana mengangkut pasir ke dalam truk dengan
sekop. Kemudian dengan seutas tali yang diikatkan di truk, si kecil akan
menariknya berjalan.
3.
Boneka
Bagi orang tua yang
memiliki anak perempuan, membelikan boneka yang dapat berbicara tentu menjadi
pilihan bijak. Adapun boneka yang cocok di usia ini yaitu
boneka bayi yang masih sederhana. Melalui mainan ini kita dapat
mengajarkan cara menggendong bayi, cara memandikan dan cara mengganti pakaian.
Mainan ini dapat menjadi cara ampuh agar anak mempunyai rasa kasih sayang
terhadap orang tua dan sesama.
4.
Sambung Kata
Cara bermainnya mudah karena tidak
membutuhkan batu apapun. Kita meminta anak untuk memulai menyebutkan satu kata
kemudian disambung oleh anak yang lain dan begitu seterusnya.Sehingga dari satu
kata akan terbentuk cerita yang panjang.Tujuan permainan ini untuk memperlancar
kemampuan berbicara anak dan bermanfaat bagi pertumbuhan otak anak karena
merangsang daya ingatnya
.
5.
Tebak Benda Dalam
Kantong
Permainan ini membutuhkan beberapa
kantong yang tidak tembus pandang dan beberapa benda atau makanan yang ada di
rumah.Seperti sisir, pensil, mobil-mobilan jeruk, penggaris dll.Benda tersebut
dimasukkan kedalam kantong dan anak diminta untuk menutup matanya dan mengambil
salah satu benda.Anak boleh, memegang, meraba, mencium benda atau makanan tersebut kemudian
menebaknya. Permainan ini dapat merangsang motorik hakus anak melalui kegiatan meraba
benda dan melatih indera penciuman.
6.
Puzzle Sederhana
Puzzle sederhana ini
bisa dibuat orang tua dirumah dengan menggunakan karton dan gambar favorit anak.Gambar tersebut
ditenpel pada karton dan dipotong menjadi beberapa bagian. Minta anak menyusun
puzzle tersebut menjadi satu gambar yang utuh.
7.
Bermain bola
Yaitu melempar, menendang dan
menangkap bola. Hal ini dimaksudkan untuk melatih motorik kasar anak serta juga
melatih konsentrasi dan penglihatannya.
8.
Mengingat bermacam
jenis benda.
Permainan dimulai oleh ibu atau ayah
dengan meletakkan berbagai macam jenis benda atau makanan dan biarkan anak untuk melihat
dan memegang. Minta anak untuk mengingat benda yang dilihatnya. Kemudian minta
anak menutup benda tersebut dengan kain. Kemudian berikan satu lembar kertas
dan minta anak untuk menggambarkan benda yang dilihatnya. Permainan ini dapat
melatih daya konsentrasi dan indera penglihatan anak. Bila permainan dilakukan
berkelompok maka akan dapat melatih anak untuk bekerja sama.
9.
Susun gelang besar,
gelas plastik, atau kardus kotak yang berwarna mencolok. Tu juannnya untuk
mengenalkan warna dan melatih anak untuk
mampu menyusun gelang dari yang kecil ke yang besar atau sebaliknya.
10.
Menggambar,
mewarnai, melipat dan mengelem kertas
Minta anak untuk menggambarkan benda
apa saja yang disukainya. Untuk mewarnai minta anak untuk mewarnai gambar dengan hati-hati agar tidak keluar garis
gambarnya. Tujuannya adalah untuk melatih motorik halus dan melatih
konsentrasinya.
11.
Patung Musik
Permainan ini membutuhkan musik dari
radio, tape , atau TV. Minta anak untuk berjoged jika musik berbunyi dan
berhenti serta mempertahankan posisi kaku seperti patung jika musik dimatikan dan diulang lagi jika
musik diputar kembali. Tujuan adalah untuk melatih konsentrasi dan
kreativitasnya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pertumbuhan
merupakan proses bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
intraseluluer, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian
atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan merupakan proses bertambahnya kemampuan ( skill ) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan
berkaitan dengan pematangan fungsi organ/
individu. Kedua peristiwa terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Kebutuhan
akan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan balita. Dalam pemilihan sumber makanan, harus tepat
serta lengkap dan mencukupi kebutuhan energi balita tersebut.
Bermain
bagi anak sangat penting dalam tumbuh kembangnya. Karena melalui bermain banyak
keuntungan yang diperoleh tidak saja terhadap pertumbuhan fisik anak tapi juga
terhadap perkembangan mental dan sosial anak, sehingga diperlukan ketepatan
dalam memilih alat permainan yang disesuaikan dengan tumbuh kembang anak tersebut.
3.2 Saran
1. Bagi orang tua khususnya, masyarakat
umumnya dalam memenuhi nutrisi balita harus disesuaikan dengan kebutuhan
nutrisinya serta dalam memilih alat
permainan sebagai alat untuk stimulasi
tumbuh kembang anak, hendaklah dipilih alat-alat bermain yang tidak hanya
menyenangkan anak tetapi juga harus bermanfaat dalam mengoptimalkan tumbuh
kembangnya.
2. Bagi tenaga kesehatan sebagai ujung
tombak pelayanan bertugas untuk memberikan penyuluhan yang tepat terkait pertumbuhan dan perkembangan balita,
khususnya yang berkenaan dengan nutrisi dan pemilihan alat permainan untuk
balita.
DAFTAR
PUSTAKA
Depkes RI. 2007. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Depkes RI.
Hidayat, Aziz Alimul.2004. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1.Surabaya:
Balai Penerbit: FKUA.
Markum.1999.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid I.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Soetjiningsih.1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
waduh panjang banget artikel nutrisi ini
BalasHapusInfonya bermanfaat banget :) Selain menjelaskan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan anak, permainan yang tepat untuk anak pun dijelaskan juga. Lengkap banget. Terima kasih infonya :)
BalasHapusResep Sehat Pudding Coklat Untuk Anak