BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tubuh memerlukan energi untuk
fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim,
pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Metabolisme merupakan semua proses
biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun)
dan katabolisme (pemecah). Masalah nutrisi erat kaitannya dengan makanan dan
metabolisme tubuh. Nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi.
Pada anak usia 5
tahun harus memulai untuk mempunyai pola makan yang sehat, yang dapat mencegah
perkembangan penyakit yang kronis ketika dewasa. Orang tua mempunyai peran
utama dalam membentuk pola makan anaknya, dan pola makan anak biasanya merupakan
cerminan dari pola makan orang tuanya. Orang tua harus menyediakan makanan
sehat yang bervariasi dan membiarkan anaknya untuk memutuskan makanannya namun,
anak tidak dapat memilih diet seimbang kecuali pilihan makanan bernutrisi yang
ditawarkan pada mereka, makanan kudapan yang manis dan makanan kudapan tinggi
kalori lainnya tanpa nilai nutrisi sebaiknya diberikan secara jarang.
Bermain dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir. Bermain juga dilakukan secara sukarela dan tanpa
paksaan dari orang lain serta secara spontan. Bermain bagi anak berkaitan
dengan peristiwa, situasi, interaksi, dan aksi. Bermain dilakukan karena ingin.
Bermain berkaitan dengan tiga hal yakni keikutsertaan dalam kegiatan, aspek
afektif, dan orientasi tujuan.
Kita mengenal
berbagai ungkapan yang menandaskan bahwa bermain sama dengan bekerja bagi anak
seperti “Play is the work of the child, (instructor, 1989)”. Bagi anak-anak
kegiatan bermain dilakukan tanpa beban, sehingga mereka bebas kapan mau mulai
dan kapan mau berhenti dan tanpa paksaan.
Ketika masa anak
sudah memasuki masa bermain atau istilah lain disebut sebagai masa toddler,
maka anak selalu membutuhkan kesenangan pada dirinya disitulah anak membutuhkan
suatu permainan, yang akan memberikan kesenangan pada dirinya, maka tidak
terlalu heran masa anak-anak sangat identik dengan masa bermain, karena
disitulah perkembangan anak mulai akan diasah sesuai dengan kebutuhannya di
saat tumbuh kembang, akan tetapi banyak orang tua yang menganggap masa bermain
pada anak tidaklah mendapat suatu
perhatian secara khusus sehingga banyak sekali orang tua yang membiarkan anak
tanpa memberikan pendidikan terhadap permainan yang dimiliki anak, untuk itu
sebelum memahami alat permainan pada anak secara khusus maka lebih dahulu harus
mengenal pengertian bermain pada anak.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
- Bagaimanakah pemberian nutrisi pada anak usia 5 tahun?
- Bagaimanakah pola bermain pada anak usia 5 tahun?
1.3.Tujuan
Ø
Tujuan Umum
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah asuhan kebidanan neonatus,bayi dan balita dan mampu
melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang nutrisi dan konsep bermain pada
anak usia 5 tahun.
Ø
Tujuan Khusus
a. Menjelaskan
tentang bagaimana pemberian nutrisi pada anak usia 5 tahun.
b. Menjelaskan
tentang bagaimana pola bermain pada anak usia 5 tahun.
c. Mahasiswa mampu
membuat satuan acara penyuluhan.
d. Mahasiswa mampu
membuat leaflet tentang nutrisi dan konsep bermain pada anak usia 5 tahun.
1.4.Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan tambahan pengetahuan bagi penyusun dan
mahasiswa lainnya.
2. Sebagai bahan diskusi dalam tugas mata kuliah.
3. Sebagai tambahan referensi bagi tugas-tugas yang
berkaitan dengan makalah ini.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Nutrisi
2.1.1 Definisi
Nutrisi
adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu
energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses
dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan
kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik
antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
Sedangkam
menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.
2.1.2 Jenis – Jenis Nutrisi
Nutrisi terdiri dari beberapa , diantarannya :
1.
Karbohidrat
Karbohidrat
adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen.
Karbohidrat dibagi atas :
a)
Karbohidrat
sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal yang terdiri dari
glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda),
contoh sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa
(glukosa + galaktosa).
b)
Karbohidrat
kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak molekul glukosa.
c)
Serat adalah
jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna oleh
tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan
volume feces.
2.
Protein
Protein sangat penting
untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Beberapa sumber protein
berkualitas tinggi adalah: ayam, ikan, daging, babi, domba, kalkun, dan hati.
Beberapa sumber protein nabati adalah: kelompok kacang polong (misalnya buncis,
kapri, dan kedelai), kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Fungsi protein :
a)
Protein
menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan proses pengausan yang normal.
b)
Protein
menghasilkan jaringan baru.
c)
Protein
diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi khusus dalam
tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.
d)
Protein sebagai
sumber energi.
Kebutuhan
protein 10-15% atau 0,8-1,0 g/kg BB dari kebutuhan energi
total.
3.
Lemak
Lemak merupakan sumber
energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan
asam-asam lemak. Kebutuhan lemak 10-25% dari kebutuhan energi total. Fungsi
lemak :
a)
Sebagai sumber
energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan memberikan 9 kal/gr.
b)
Ikut serta
membangun jaringan tubuh.
c)
Perlindungan.
d)
Penyekatan/isolasi,
lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
e)
Perasaan
kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbul rasa
lapar kembali segera setelah makan.
4.
Vitamin
Vitamin adalah bahan
organik yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai katalisator
proses metabolisme tubuh.
Vitamin dibagi dalam dua kelas besar yaitu
vitamin larut dalam air (vitamin C, B1, B2, B6, B12) dan vitamin yang larut
dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).
Berikut ini rincian dari beberapa
vitamin dan penting:
a)
Vitamin A
Vitamin ini membantu
perkembangan daya lihat anak. Juga berperan dalam proses kerja sel tulang.
Anak-anak yang kekurangan vitamin A akan menderita rabun senja serta gangguan
pertumbuhan. Mereka juga rentan terhadap infeksi. Sumber vitamin A antara lain:
telur, keju, dan hati.
b)
Vitamin
B-kompleks
Semua vitamin B
membantu produksi energi, dan membantu terbentuknya sel-sel otak anak. Vitamin
B1 dan niasin (salah satu anggota B-kompleks) membantu sel tubuh menghasilkan
energi. Vitamin B6 membantu tubuh melawan penyakit dan infeksi. B12 digunakan
dalam pembentukan sel darah merah. Kecukupan vitamin B-kompleks membantu
mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan
syaraf, dan gangguan jantung. Makanan seperti misalnya roti, padi-padian, dan
hati banyak mengandung vitamin B-kompleks. Setiap anggota vitamin B-kompleks
bersumber dari makanan tertentu misalnya: B1 dari kacang buncis dan daging
babi; B12 dari daging, ikan, telur, dan susu.
c)
Vitamin C
Anak-anak dapat
memperoleh vitamin C dari jeruk dan berbagai sayuran. Mereka memerlukan vitamin
C untuk membentuk beberapa zat kimia dan menggerakkan zat kimia lain (salah
satu anggota grup vitamin B, misalnya) agar dapat digunakan tubuh. Vitamin C
juga membantu penyerapan zat besi. Mereka yang kekurangan vitamin C bisa
menderita kelemahan tulang, anemia, dan gangguan kesehatan lainnya.
d)
Vitamin D
Sinar matahari membantu
tubuh membuat sendiri vitamin D, bahkan pada sejumlah anak, kebutuhan
vitamin ini sudah terpenuhi dengan
bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat penting karena membantu kalsium masuk
ke tulang.
5.
Mineral dan Air
Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal
sebagian enzim, dan sangat penting dalam pengendalian system cairan tubuh.
Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka.
Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis
sehingga harus disediakan lewat makanan.
Pola makan yang dianjurkan adalah pola makan gizi
seimbang, yaitu mengonsumsi makanan bervariasi dengan porsi sesuai kebutuhan
tubuhnya.
Sebagai panduan, berdasarkan angka kecukupan gizi bagi
orang Indonesia, rata-rata anak usia 5
tahun tahun tersebut membutuhkan zat gizi sebagai berikut :
a)
Energi: 1.550
kkal
b)
Protein: 39 gram
c)
Kalsium 500 mg
d)
Zat besi 9 mg
2.1.3 Nutrisi yang dibutuhkan anak usia 5 tahun
a)
Karbohidrat:
nasi/roti/mie/kentang/pasta/havermuth sebagai zat tenaga dan memberi rasa
kenyang
b)
Protein: lauk
hewani (telur, ikan, daging sapi, ayam/bebek, susu sapi); lauk nabati ( tempe,
tahu, kacang hijau, kacang merah, kacang kedele, susu kedele) untuk zat
pertumbuhan, antibodi dan daya tahan tubuh
c)
Vitamin dan
mineral: buah-buahan dan sayuran berwarna terang sebagai zat pengatur dan
pelindung
d)
Lemak: margarin
untuk olesan roti atau minyak untuk menggoreng/menumis
e)
Air putih
2.1.4 Panduan pemberian makan pada anak usia 5
tahun memperhatikan 3 J dan 1 A yaitu :
a) Jumlah: porsi sesuai kebutuhan tubuh anak
b)
Jenis:
konsumsilah bervariasi makanan (nasi/roti, sayur, buah, lauk pauk (hewani dan
nabati, susu)
c)
Jadwal:
3 kali makan besar dan 2-3 kali makan camilan sehat
d)
Aman:
tidak mengkonsumsi pewarna buatan, tidak basi, tidak kadarluarsa.
2.1.5 Jumlah porsi yang dianjurkan dalam sehari untuk Anak usia 5 tahun:
a)
Nasi atau
penggantinya: 3 porsi atau 12 sdm nasi setiap makan
b)
Lauk Hewani : 3
porsi: (daging, ayam, ikan ukuran kurang lebih sebesar kotak korek api)
c)
Lauk Nabati:
1porsi (tempe atau tahu ukuran sebesar kotak korek api)
d)
Sayur : 2
porsi atau 2 mangkuk sedang
e)
Buah : 3 porsi
(1 buah jeruk sedang, setengah butir apel dan setengah mangkok pepaya atau
melon potong
f)
Susu : 2-3
gelas: @ 200 ml
Contoh
jadwal makan dan menu pada anak usia 5 tahun :
o Jam 07.00 : Makan Pagi : Nasi goreng dan
omelet telur
o Jam 10.00 : Snack pagi : susu 1 gelas
o Jam 12.00: makan siang : Nasi+sup
sayuran+ayam kecap
o Jam 15.00: snack sore: buah potong dan
puding
o
Jam 18.00: makan malam: nasi soto
daging
o Jam 20.00 : Snack malam: susu 1 gelas
Agar pola makan anak dapat terbentuk
dengan baik, berikut ini disampaikan tips membentuk dan menjaga pola makan yang
sehat, (dikutip dari tabloid Ibu dan Anak) :
1. Jangan memberikan makanan lain sebelum anak
makan makanan utama (pagi, siang, sore/malam)
2. Jangan mulai membiasakan anak mengkonsumsi
makanan pembuka atau selingan yang tinggi kalori (manis)
3. Mengusahakan anak mengkonsumsi makanan 4
sehat 5 sempurna tiap hari
4. Membiasakan menu bervariasi, sehingga anak
terbiasa dengan bermacam cita rasa
5. Membiasakan anak makan pada tempat yang
semestinya (ruang makan atau duduk di kursi makan)
6. Jangan membiasakan anak makan sambil
digendong, berjalan-jalan di depan rumah, dan sebagainya
7. Memberi contoh positif dengan menghentikan
kebiasaan jajan orang tua
8. Membiasakan anak makan pagi agar dapat
menghindarkan kebiasaan jajan
9. Jangan mulai menuruti semua permintaan anak
terhadap makanan kecil
10.
Kalau tidak terpaksa, jangan membiasakan anak makan makanan siap saji karena
gizi makanan ini kurang seimbang (terlalu banyak lemak dan kalori)
11.
Mengembangkan sikap tegas, terbuka, dan logis ketika menolak permintaan anak
dengan mencoba memberikan alternatif
12.
Membiasakan menanyakan pendapat anak seperti menanyakan mau makan apa hari ini.
Ini merupakan awal proses pendidikan agar anak dapat memilih dan bertanggung
jawab atas pilihannya
13.
Menyediakan wadah makan yang menarik sesuai ketertarikan anak, misalnya dunia
binatang, boneka, bunga, robot, pesawat terbang dan lain-lain
14.
Mengusahakan agar siapa saja yang menemani anak makan mempunyai koleksi
cerita-cerita menarik yang bisa memikat anak
2.2 Bermain
2.2.1 Definisi
Bermain merupakan suatu aktifitas
dimana anak dapat melakukan atau mempraktikkan ketrampilan, memberikan ekspresi
terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan
berperilaku dewasa. Sebagai suatu aktifitas yang memberikan stimulasi dalam
kemampuan ketrampilan, kognitif, dan afektif maka sepatutnya diperlukan suatu
bimbingan, mengingat bermain bagi anak merupakan suatu kebutuhan bagi dirinya
sebagaimana kebutuhan lainnya seperti halnya kebutuhan makan, kebutuhan rasa
aman, kebutuhan kasih sayang, dan lain-lain, sebagai kebutuhan sebaiknya juga
perlu diperhatikan secara cermat bukan hanya dijadikan mengisi kesibukannya
atau mengisi waktu luang. Bagi orang tua bermain pada anak harus selalu
diperhatikan sebagaimana memperhatikan terhadap pemenuhan kebutuhan lainnya.
Dengan bermain anak akan selalu mengenal dunia, mampu mengembangkan kematangan
dari fisik, emosional dan mental sehingga akan membuat anak tumbuh menjadi anak
yang kreatif, cerdas dan penuh inovatif.
Banyak ditemukan anak pada masa
tumbuh kembang mengalami perlambatan yang dapat disebabkan kurangnya pemenuhan
kebutuhan pada diri anak termasuk di dalamnya adalah kebutuhan bermain, yang
seharusnya masa anak merupakan masa bermain yang diharapkan menumbuhkan
kematangan dalam pertumbuhan dan perkembangan karena masa tersebut tidak
digunakan sebaik mungkin maka tentu akhirnya mengganggu tumbuh kembang anak.
Perhatian selama proses bermain pada
anak sangat penting mengingat dalam proses bermain tersebut dapat ditemukan
kekurangan dari kebutuhan bermain seperti kreatifitas anak, perkembangan mental
dan emosional yang harus diarahkan agar sesuai dengan proses kematangan
perkembangan tersebut. Anak yang mendapatkan atau terpenuhinya kebutuhan
bermain dapat terlihat pula pada pola perkembangan.
Bermain menurut para ahli memiliki
fungsi dan manfaat yang sangat penting. Bagi mereka, bermain bukan hanya
menjadi kesenangan tetapi juga suatu kebutuhan yang mau tidak mau harus
terpenuhi. Menurut Hurlock (dalam Rita Kurnia: 2011, 2) bermain merupakan
kegiatan yang dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak
luar. Conny R Semiawan (dala Rita Kurnia: 2011, 1) mengatakan ada satu tahapan
perkembangan yang berfungsi kurang baik yang akan terlihat kelak jika si anak
sudah menjadi dewasa.
Permainan merupakan suatu alat
bermain yang digunakan anak usia dini, bisa berbentuk balok, puzzle atau
benda-benda lain yang dianggap bisa dimainkan. Banyak cara untuk bermain dan
banyak aneka ragamnya permainan yang dapat digunakan dan dimainkan Anak Usia
Dini seperti Bermain Pura-Pura, Bermain Bebas dan Spontan, Bermain dramatik,
serta Bermain Sendiri.
2.2.2 Fungsi bermain pada anak
Sebelum memberikan berbagai jenis
permainan pada anak, maka orang tua seharusnya mengetahui maksud dan tujuan
permainan pada anak yang akan diberikan, agar diketahui perkembangan anak lebih
lanjut, mengingat anak memiliki berbagai masa dalam tumbuh kembang yang
membutuhkan stimulasi dalam mencapai puncaknya seperti masa kritis, optimal dan
sensitive.
Untuk lebih jelasnya di bawah ini
terdapat beberapa fungsi bermain pada anak, diantaranya :
1. Membantu perkembangan sensorik dan
motorik, fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan
rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat
mengeksplorasikan alam sekitarnya.
2. Membantu perkembangan kognitif,
perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan, hal ini dapat
terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba berkomunikasi dengan
bahasa anak, mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu
membedakan khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran
dan berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan, sehingg fungsi
bermain pada model demikian akan meningkatkan perkembangan kognitif
selanjutnya.
3. Meningkatkan sosialisasi anak, proses
sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana pada usia
toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses
sosilisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti bermain
berpura-pura jadi seorang guru, jadi seorang anak, jadi seorang bapak dan
lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan
teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan
orang lain.
4. Meningkatkan kreatifitas, bermain juga
dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak mulai belajar
menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi obyek yang
digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model
permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
5. Meningkatkan kesadaran diri, bermain
pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk eksplorasi tubuh dan
merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu
yang saling berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku, membandingkan
dengan perilaku orang lain.
6. Mempunyai nilai terapeutik, bermain
dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya stress dan
ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur diri anak
terhadap dunianya.
7. Mempunyai nilai moral pada anak,
bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri pada anak, hal ini dapat
dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di
sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa
permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh
dilanggar.
2.2.3 Macam-macam permainan pada anak
Dalam bermain kita mengenal beberapa
sifat bermain pada anak, di antaranya bersifat aktif dan bersifat pasif, sifat
demikian akan memberikan jenis permainan yang berbeda, dikatakan bermain aktif
jika anak berperan secara aktif dalam permainan, selalu memberikan rangsangan
dan melaksanakannya akan tetapi jika sifat bermain tersebut adalah pasif, maka
anak akan memberikan respon secara pasif terhadap permainan dan orang atau
lingkungan yang memberikan respon secara aktif. Melihat sifat tersebut kita
dapat mengenal macam-macam dari permainan di antaranya :
1. Bermain Afektif Sosial
Bermain
ini menunjukkan adanya perasaan senang dalam berhubungan dengan orang lain. Hal
ini dapat dilakukan seperti orang tua memeluk anaknya sambil berbicara,
bersenandung kemudian anak memberikan respon seperti tersenyum tertawa,
bergembira dan lain-lain. Sifat dari bermain ini adalah orang lain yang
berperan aktif dan anak hanya merespon terhadap stimulasi sehingga akan
memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak.
2. Bermain bersenang-senang
Bermain
ini hanya memberikan kesenangan pada anak melalui objek yang ada sehingga anak
merasa senang dan bergembira tanpa adanya kehadiran orang lain. Sifat bermain
ini adalah tergantung dari stimulasi yang diberikan pada anak, mengingat sifat
dari bermain ini hanya memberikan kesenangan pada anak tanpa memperdulikan
aspek kehadiran orang lain. Contoh permainan jenis ini adalah bermain
boneka-bonekaan, binatang-binatangan dan lain-lain.
3. Bermain ketrampilan
Bermain
ini dengan menggunakan objek yang dapat melatih kemampuan ketrampilan anak yang
diharapkan mampu utnuk berkreatif dan trampil dalam segala hal. Sifat permainan
ini adalah bersifat aktif dimana anak selalu ingin mencoba kemampuan dalam
ketrampilan tertentu seperti bermain dalam bongkar pasang gambar. Di sini anak
selalu dipacu untuk selalu trampil dalam meletakkan gambar yang telah
dibongkar, kemudian bermain latihan memakai baju dan lain-lain.
4. Bermain dramatik
Permainan
jenis ini dapat dilakukan anak dengan mencoba melakukan berpura-pura berprilaku
seperti memerankan sebagai seorang dewasa, seorang ibu dan guru dalam kehidupan
sehari-hari. Sifat dari permainan ini adalah anak dituntut aktif dalam
memerankan sesuatu. Permainan dramatik ini dapat dilakukan apabila anak sudah
mampu berkomunikasi dan mengenal kehidupan sosial.
5. Bermain menyelidiki
Macam
permainan ini dengan memberikan sentuhan pada anak untuk berperan dalam
menyelidiki sesuatu atau memeriksa dari alat permainan seperti mengocok untuk
mengetahui isinya dan permainan ini bersifat aktif pada anak dan dapat
digunakan untuk mengembangkan kemampuan kecerdasan pada anak. Sifat permainan
tersebut harus selalu diberikan stimulasi dari orang lain agar selalu bertambah
dalam kecerdasan anak.
6. Bermain konstruksi
Permainan
ini bertujuan untuk menyusun suatu objek permainan agar menjadi sebuah
kontruksi yang benar seperti permainan menyusun balok. Sifat permainan ini
adalah aktif dimana anak selalu ingin menyelesaikan tugas-tugas yang ada dalam
permainan dan akan dapat membangun kecerdasan pada anak.
7. Bermain Oonloker
Jenis
bermain ini adalah dengan melihat apayang dilakukan oleh anak lain yang sedang
bermain tetapi tidak berusaha untuk bermain, sifat dari bermain ini adalah
pasif akan tetapi anak akan mempunyai kesenangan atau kepuasan sendiri dengan
melihatnya.
8. Bermain soliter atau mandiri
Merupakan
bermain yang dilakukan secara sendiri hanya terpusat pada permainannya seniri
tanpa memerlukan orang lain.sifatnya adalah aktif akan tetapi bentuk stimulasi
tambahan kurang, karena dilakukan sendiri dalam perkembangan mental pada anak,
kemudian dapat membantu untuk menciptakan kemandirian pada anak.
9. Bermain parallel
Merupakan
bermain secara sendiri tetapi ditengah-tengah anak lain yang sedang bermain
akan tetapi tidak ikut dalam kegiatan orang lain. Sifat dari bemain ini adalah
anak aktif secara sendiri tetapi masih dalam satu kelompok, dengan harapan
kemampuan anak dalam menyelesaikan tugas mandiri dalam kelompok tersebut
terlatih dengan baik.
10. Bermain asosiatif
Merupakan
bermain secara bersama dengan tidak mengikat sebuah aturan yang ada, semuanya
bermain tanpa memperdulikan teman yang lain dalam sebuah aturan. Bermain ini
akan menumbuhkan kreatifias anak karena stimulasi dari anak lain ada, akan
tetapi belum dilatih dalam mengikuti peraturan dalam kelompok.
11. Bermain kooperatif
Merupakan
bermain secara bersama dengan adanya aturan yang jelas sehingga adanya perasaa
dalam kebersamaan sehingga terbentuk hubungan pemimpin dan pengikut. Sifat dari
bermain ini adalah aktif, anak akan selalu menumbuhkan kreatifitasnya dan
melatih anak pada peraturan kelompok sehingga anak dituntut selalu mengikuti
peraturan.
2.2.4 Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus
pada Anak Usia 5 Tahun
1.
Perkembangan
Motorik Kasar
Tugas
perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari,
berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan menangkap,serta menjaga
keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan
koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun, anak sangat
menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti melompat dari tempat
tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6
tahun keinginan untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah. Anak pada masa
ini menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau
kegiatan lainnya yang mengandung bahaya.
2.
Perkembangan
Gerakan Motorik Halus
Perkembangan
motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik
halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu
objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan
motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian
anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi
suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok
secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada
usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada
masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti
mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara
bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar.
2.2.5 Jenis Permainan Anak Usia 5 Tahun
Dalam penggunaan alat permainan pada
anak tidaklah selalu sama dalam setiap usia tumbuh kembang berbeda-beda. Hal
ini dikarenakan pada setiap tahap usia tumbuh kembang anak selalu mempunyai
tugas-tugas perkembangan yang berbeda sehingga dalam penggunaan alat selalu
memperhatikan tugas masing-masing umur tumbuh kembang.
Pada usia 5 tahun anak sudah mulai
mampu mengembangkan kreatifitasnya dan sosialisasi sehingga sangat diperlukan
permainan yang dapat mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan,
kemampuan berbahasa, mengembangkan kecerdasan, menumbuhkan sportifitas,
mengembangkan koordinasi motorik,mengembangkan dalam mengontrol emosi, motorik
kasar dan halus, memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan dan
memperkenalkan suasana kompetisi serta gotong royong sehingga jenis permainan
yang dapat digunakan pada anak usia ini seperti benda-benda sekitar rumah, buku
gambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas untuk belajar melipat, gunting
dan lem kertas.
Contoh
dari permainan pada anak usia 5 tahun antara lain :
• Menggambar segitiga (bentuk
sederhana)
• Menamai lebih banyak dari 2 nama
• Menyebut 4 warna
• Mengulang kalimat dari 10 suku kata
• Menghitung 10 buah koin receh dengan
benar
• Memakai pakaian dan melepas pakaian
• Bertanya tentang arti kata-kata
• Mengikutsertakan seseorang dalam
peran bermain
• Membentuk peer group atas dasar punya
minat yang sama
• Permainan papan seperti monopoli.
• Jam mainan dari kayu untuk belajar
mengenali waktu (My First Clock)
• Permainan lompat tali
2.2.6 Aspek-aspek
yang dikembangkan dalam bermain pada anak usia 5 tahun
Dalam menggambar dan mewarnai yang
dilakukan anak usia 5 tahun menurut hasil pengamatan dan observasi, anak ini
dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan sebagai berikut :
1.
Aspek Kognitif
Aspek ini dapat dilihat dalam
berpikirnya otak anak dalam menggambar suatu tokoh kartun atau sebagainya dan
juga dalam mewarnai telepon, orang-orangan dan seperti rerumputan. Ia sudah
telaten dan tahu bahwa telepon berwarna hitam,
orang-orangan memakai baju yang di warna sesuai seleranya dan membuat hasil
yang wah bagi orang yang melihatnya. Dengan demikian kita dapat mengetahui apa minat dan bakat anak itu
melalui proses yang telah dan sering ia kerjakan sehari-hari. Disini juga kita
bisa melihat bahwa anak dapat memahami konsep logika matematika dalam
menggambar dengan membuat garis, mengamati letak dan juga seperti membuat
lingkaran dalam gambarnya serta membuat ukuran dalam gambar dan warna nya agar
tidak lewat garis dan sebagainya
2.
Aspek
Fisik/Motorik
Aspek ini lebih ditujukan pada
pergerakan motorik halusnya. Dapat dilihat dengan bagaimana cara anak itu
memegang pensil, pewarna dan mewarnainya. Aspek ini lebih ditekankan pada
motorik halusnya dan pergerakan
jari-jarinya dalam menggambar dan mewarnai. Pada aspek ini anak terampil
menggunakan tanganny, gerakan-gerakan tangan anak ini lebih diperhatikan,
terkendali dan terorganisir dalam menggerakkan sesuatu. Tetapi walaupun
demikian anak usia ini tidak terlalu banyak
melakukan gerakan-gerakan yang begitu rumit karena mereka masih
menggunakan gerakan yang mereka ketahui.
3.
Aspek Emosi
Aspek ini dapat terlihat pada saat
gambar atau warna yang mereka pergunakan tidak sesuai atau malah tidak rapi dan
untuk menarik perhatian ibu atau ayahnya ia terkadang melakukannya dengan
membuang buku gambarnya agar ia ditemani dan disamping kedua orangtuanya.
Terkadang kita tidak mengetahui apa yang diinginkan anak usia dini ini karena
kita terlalu sibuk dan kurang memerhatikannya sehingga mereka melakukan cara
itu untuk mendapatkan perhatian dan kasih saying dari ayah dan ibunya. Dan
terkadang anak bisa mengekspresikan isi hatinya itu lewat menggambar. Saat ia
senang, sedih, dan cemburu tehadap sesuatu hal.
4.
Aspek Seni
Kegiatan menggambar dan mewarnai
dikelompokkan dalam bermain membangun atau menyusun. Dalam aspek seni ini anak
dalam kegiatan menggambar menggunakan pensil warna dan kertas gambar misalnya
untuk membangun rumah, tumbuhan. Dengan cara menarik garis lurus atau lengkung
anak mengisi kertas gambar tersebut. Penggunaan pewarna untuk mengekspresikan
diri menjadi sumber kegembiraan bagi anak. Ekspresi inilah yang membuat anak
senang dengan hasil karyanya tersebut. Karena ia dengan senang hati dan bebas
melakukan apa yang ingin ia lakukan dengan menggambar.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa:
Pemberian
nutrisi pada anak usia 5 tahun sangat diperlukan karena pada masa itu anak
memerlukan gizi yang cukup untuk pertumbuhannya. Nutrisi berpengaruh juga dalam
fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim,
pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Oleh sebab itu, pemenuhan kebutuhan
nutrisi bagi anak usia 5 tahun sangat penting agar terhindar dari
ancaman-ancaman penyakit, khususnya yang bersifat kronis ketika dewasa. Orang tua mempunyai peran utama dalam membentuk pola
makan anaknya, dan pola makan anak biasanya merupakan cerminan dari pola makan
orang tuanya. Mengingatkan orang tua bahwa selera makan anaknya itu bersifat
fluktuatif setiap harinya.
Usia 5 tahun adalah usia pra
sekolah, dimana seorang anak telah mengalami berbagai perubahan yang kompleks.
Kondisi ini menuntut orang tua untuk mencurahkan perhatian ekstra guna
memaksimalkan perkembangan dan mengarahkan perkembangan tersebut secara
positif. Kemampuan fisik dan motorik sudah tentu semakin bertambah dan membaik
dibanding usia sebelumnya. Usia 5 tahun bisa dikatakan sebagai usia emas yang
menentukan perkembangan anak secara keseluruhan dimana mereka juga mengalami
perkembangan bahasa, kognitif dan emosional. Anak-anak di usia ini akan
cenderung banyak bertanya, menjadi lebih kritis dan cerewet. Mereka punya
banyak fantasi di kepalanya dan cenderung sedikit egosentris.
3.2 Saran
Keluarga sebaiknya selalu memperhatikan asupan gizi anak,
karena gizi itu sangat mempengaruhi proses pertumbuhan anak terutama kecerdasan
otak anak. Oleh karena itu, pola makan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan sejak dini, sehingga anak selalu dalam kondisi sehat karena
nutrisi yang dibutuhkan tercukupi. Serta mampu mengarahkan anak dalam bermain
sesuai dengan proses perkembangannya.
Dengan
penyusunan makalah ini mahasiswa diharapkan mampu membuat satuan acara
penyuluhan dan membuat leaflet untuk kebutuhan nutrisi dan konsep bermain pada
anak usia 5 tahun. Satuan acara penyuluhan dibuat oleh mahasiswa untuk
memperlancar jalannya penyuluhan agar baik dan benar sesuai dengan yang
diharapkan, dan dengan adaya leaflet diharapkan ibu lebih mengerti apa yang
disampaikan. Contoh menu seimbang dan contoh permainan pada anak usia 5 tahun
yang diberikan mahasiswa diharapkan ibu mampu memberikan gizi seimbang serta
dapat memilah mainan yang baik untuk anak usia 5 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Vivian Nanny Lia Dewi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika
Alimul Hidayat, Aziz. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika
Alimul Hidayat, Aziz. 2004. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Surabaya : Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi
Markum. 1999. Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI
http://health.kompas.com/read/2012/03/19/07501352/Cara.Penuhi.Kebutuhan.Gizi.Anak.1-5.Tahun
dibuat oleh sari sunda bulan Senin,
19 Maret 2012 | 07:50 WIB diunduh sabtu, 30 November 2013 pukul 12.00 WIB
http://health.kompas.com/read/2012/05/14/07421462/Pemenuhan.Gizi.untuk.Anak.46.Tahun,
diunduh tgl 27-11-13 jam 10.16 ditulis oleh sari sunda bulan Senin, 14 Mei 2012
| 07:42 WIB
http://slametarmia.blogspot.com/2013/02/makalah-kebutuhan-dasar-nutrisi.html
Diposkan oleh Slamet Armia di 04.54 diunduh
tgl 27-11-13 jam 10.28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar